Mohon tunggu...
Inovasi

Kelimpahan Gastropoda di Sungai Cisadane dan Muara Sungai Musi

11 Mei 2018   14:25 Diperbarui: 11 Mei 2018   14:38 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gastropoda merupakan hewan lunak yang memiliki cangkang dan berkakikan perut. Hewan ini biasanya hidup di wilayah pesisir seperti muara dan hutan bakau (mangrove), akan tetapi organisme ini juga ditemukan di wilayah sungai bagian hulu. Biasanya organisme ini dijadikan sebagai indicator perairan tercemar atau tidak, karena memakan daun-daunan mati dari pohon bakau. 

Pohon bakau memiliki peran bagi gastropoda yaitu sebagai tempat tinggal, daerah tempat mencari makan dan daerah asuhan. Oleh karena itu keberadaan gastropoda di suatu perairan memiliki peran yang sangat penting.

Metode pengambilan gastropoda di wilayah hulu maupun hilir sungai biasanya ditentukan secara random, tentunya dengan beberapa pertimbangan. Pengambilan gastropoda dilakukan dengan mengambil lumpur/sedimen menggunakan kick net atau eckman grabb pada kedalaman 15 m. alat yang lebih sederhana yang digunakan yaitu paralon yang dimodifikasi. Gastropoda yang sudah didapatkan kemudian diawetkan dalam botol dengan alkohol 70% lalu diidentifikasi di laboratorium.

Kelimpahan gastropoda di bagian hulu sungai misalnya pada sungai Cisadane memiliki jumlah yang sangat sedikit. Pengambilan gastropoda pada Sungai Cisadane diambil dari 4 lokasi yang berbeda. Hasil dari identifikasi gastropoda pada Sungai Ciliwung yaitu terdapat dua jenis gastropoda. Jenis pertaman yaitu Notopala sp. sebanyak 1 ind/m2, dan jenis Potamopyrgus sp. sebanyak 2 ind/m2.

Berbeda dengan keberadaan gastropoda di daerah hilir atau muara sungai, jenis gastropoda yang ditemukan sangatah berbeda. Gastropoda pada daerah muara yang diambil dari muara Sungai Musi memiliki kelimpahan yang sangat tinggi dan berbeda. Gastropoda yang terdapat pada muara Sungai Musi sebanyak 12 spesies. Spesies gastropoda terbanyak yaitu Littoria scabra sebanyak 183,8 ind/ha, sedangkan spesies paling sedikit ditemukan yaitu Fossarus elegans sebanyak 3,1 ind/ha.

Kedua perairan tersebut baik Sungai Cisadane maupun Muara Sungai Musi memiliki manfaat tersendiri bagi lingkungan sekitar. Sungai Cisadane dimanfaatkan sebagai sumber air minum, sumber pangan (tempat hidup ikan), dan untuk industri. 

Muara Sungai Musi memiliki manfaat yang besar diantaranya sebagai sarana transportasi kapal serta daerah penagkapan ikan dan udang. Berdasarkan manfaat tersebut kedua wilayah perairan memiliki peran yang sangat penting, dan apabila kualitasnya menurun akan sangat berpengaruh terhadap lingkungan sekitarnya. Untuk mengetahui apakah perairan tersebut tercemar atau tidak, salah satu indikator yang digunkan yaitu gastropoda.

Perbedaan dari kelimpahan gastropda pada dua daerah didasarkan oleh beberapa hal, diantaranya:

  • Tipe sedimen dari kedua wilayah berbeda, pada wilayah hulu tipe sedimennya yaitu berbatu dan berpasir. Sedangkan pada wilayah hilir tipe sedimennya yaitu berlumpur.
  • Kondisi fisik perairan dari kedua wilayah berbeda, yaitu dari nilai kandugan oksigen, keasaman, dan kandungan abhan organiknya.
  • Bentuk tubuh dari gastropoda di wilayah hulu dan hilir sangat berbeda, bentuk tubuh tersebut menyesuaikan tempat dia tinggal dan cara adaptasinya.

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun