Mohon tunggu...
Wiviano Rizky
Wiviano Rizky Mohon Tunggu... Penulis - pekerja teks komersial

suka melamun di kebun

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Football for Unity

23 September 2014   04:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:53 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Indonesia baru saja di cukur habis oleh Thailand dengan skor 6-0 dalam ajang Asian Games. Kali ini saya tidak membahas tentang jalannya pertandingan, namun akan membahas tentang dukungan dari warga Indonesia di Korea sana. Yap, banyak sekali pejuang devisa yang mencari nafkah di negeri gingseng tersebut.  Kurang lebih ada sekitar 59.800 orang. Para TKI di sana memanfaatkan moment Asian Games ini untuk bertemu dengan sesama warga negara Indonesia. Teriakan dan dukungan juga tak kalah meriah dengan supporter yang ada di Tanah Air. Patut di acungi jempol, WNI disana pun tak canggung-canggung menggelontorkan dana untuk membuat spanduk dukungan guna menyemangati para pemain timnas-U23.

Berbeda  sekali dengan supporter Tanah Air, tawuran atau nyanyian rasis lebih menonjol ketimbang nyanyian untuk tim kesayangannya. Banyak anak-anak dan perempuan takut masuk ke stadion karena merasa tidak nyaman dengan kondisi seperti itu. Akibatnya, paradigma masyarakat indonesia terhadap sepakbola dalam negeri ikut negatif.

Jika di pikir secara matang-matang, sepakbola fungsi nya itu sebagai alat pemersatu bangsa. Ambil contoh saja, warga yang tidak kenal menjadi kenal satu sama lain ataupun juga bisa menambah saudara. Fenomena tawuran yang selama ini melekat, lambat laun akan tergantikan dengan kreatifitas supporter. Anak-anak dan wanita tak takut juga untuk datang langsung ke stadion. Alangkah indahnya bila supporter bisa seperti itu.

Untuk mengubah pandangan sepakbola dan supporter yang dianggap negatif, perlu ada nya sikap dewasa yang wajib di miliki oleh setiap insan para pelaku supporter. Buang segala atribut yang berbau rasis, gantikan nyanyian rasis dengan nyanyian penyemangat, serta hilangkan rasa fanatisme yang berlebih. Saya yakin, jika supporter bisa saling dewasa.. Sepakbola indonesia tak kalah saing dengan sepakbola eropa.

Sekian tulisan dari saya yang mungkin kurang bermanfaat, mohon maaf bila kira nya ada salah. Maksut dari tulisan ini tidak ada unsur menyinggung atau menghakimi serta membandingkan supporter dalam negeri dengan luar negeri. Yukk mulai dari sekarang jadilah supporter cerdas..

#JAYALAH INDONESIA!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun