Mohon tunggu...
Wistari Gusti Ayu
Wistari Gusti Ayu Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang guru

Guru adalah profesi yang mulia, saya bangga menjadi guru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Balita Bertahan bersama Ibunya yang Telah Meninggal 3 Hari, Mungkinkah Ia bertahan Seperti Adegan pada Film Pihu?

30 Oktober 2019   23:13 Diperbarui: 30 Oktober 2019   23:35 1105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : koimoi.com

Menonton berita mengenai seorang balita bertahan hidup setelah kematian ibunya, sungguh membuat saya sangat sedih.

Dilansir dari m.detik.com bocah itu ditemukan bersama jenazah ibunya yang sudah 3 hari meninggal dunia di rumah kontrakannya di kawasan Botonompo, Makassar, Sulsel. Bocah yang saat ini berada di RS Bhayangkara Makassar, itu disebut kini sudah didampingi ayahnya.

Penemuan mayat berinisial M tersebut dilaporkan warga sekitar pukul 16.30 Wita setelah warga curiga dengan bau menyengat dari kos.

Kisah ini mengingatkan saya pada film India Pihu, saat itu direkomendasikan teman saya, dia menceritakan sekilas kisahnya. Mengenai seorang anak kecil berada di dalam rumah bersama ibunya yang meninggal. Kisah ini diangkat dari kisah nyata.

Saat itu, saya berpikir beribu kali untuk menontonnya, sebelum menonton saya sudah sangat yakin air mata akan menetes.

Namun akhirnya suatu sore saat saya punya waktu luang menyempatkan diri menonton film tersebut. Kisah ini menceritakan seorang ibu bersama anaknya bernama Pihu berada di sebuah rumah, diceritakan bahwa ayah Pihu sedang pergi ke luar kota untuk bekerja, setelah sebelumnya di rumah Pihu diadakan pesta Ulang Tahun.

Pada pagi harinya, Pihu terbangun dan melihat ibunya sedang tidur pulas, segala cara dilakukan Pihu agar ibunya bangun, karena ia ingin buang air besar, lapar dan juga ingin menjawab panggilan dari handphone yang terus berdering. 

Pihu berusaha melakukannya sendiri karena mengira ibunya tidur pulas, ia ke toilet sendiri, menyalakan televisi untuk mencari saluran kesukaan ibunya, berjalan di tangga tanpa bantuan, bahkan ia mencari makanan di kulkas. 

Adengan menegangkan juga banyak terjadi di film ini, terutama saat Pihu harus berhadapan dengan alat-alat elektronik yang membayakan, seperti setrika yang masih menyala, dan ia harus memanggang roti sendiri dan juga memakan obat penenang yang diduga digunakan untuk bunuh diri oleh ibunya.

Memang dalam cerita ini tidak diungkapkan secara pasti bagaimana ibu Pihu bertengkar dengan ayahnya sehingga ia sampai bunuh diri, namun di akhir cerita kita dapat menangkap pesan dari sebuah tulisan yang berbunyi :

"Aku bertengkar dengan orang tuaku demi menikahimu. Sekarang kenyataannya (rumah tangga) kita begini. Kau bilang, akan pulang hanya jika aku mati. Maka, dengan ini aku pamit. Selamat tinggal."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun