Mohon tunggu...
Satria Channel
Satria Channel Mohon Tunggu... Jurnalis - Satria Channel

Jurnalis yang benar bisa merubah tatanan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lima Wartawan Senior SMSI Berkunjung ke Taiwan

16 Februari 2023   11:20 Diperbarui: 19 Februari 2023   18:43 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Festival ini hampir sama dengan pesta Cap Go Meh di Indonesia yang dirayakan pada hari ke-15 pasca Tahun Baru Imlek. Meski namanya berbeda, namun memiliki makna dan tujuan yang sama, yakni melestarikan tradisi leluhur masyarakat Tionghoa dan berharap adanya kebaikan di masa depan.

Festival lentera atau lampion pada tahun ini terasa spesial bagi warga Taipei. Pasalnya, setelah 23 tahun akhirnya salah satu acara budaya terbesar di Taiwan itu kembali diselenggarakan di ibu kota Taiwan tersebut.

"Biro Pariwisata memutuskan untuk membuat festival lentera terbesar setiap tahun, dimulai dari Taipei. Kemudian, sejak 2001 digelar bergantian di berbagai kota, dan pada tahun ini kembali digelar di Taipei," ujar Director General Tourism Bureau Taiwan, Chang Shi-Chung dalam keterangan pers di Sun Yat-Sen Memorial Hall, Minggu (5/2/2023).

Meski hujan mengguyur Taipei, namun tak menyurutkan semangat masyarakat untuk menyaksikan Festival Lentera. Mereka tampak penuh suka cita dan menyampaikan harapan pada tahun Kelinci. Melalui Festival Lentera tersirat juga pesan damai untuk dunia.

Decak kagum terhadap Taiwan kembali terucap ketika menyaksikan langsung festival luar biasa ini. Perpaduan antara teknologi dengan budaya menjadi daya tarik tersendiri. Pandangan mata pengunjung tertuju kepada satu lentera utama, yaitu robot kelinci bernama "Brilliant Light of Jade Hare".

"Robot kelinci memiliki dua roket di bagian belakang. Saat diluncurkan seperti terbang ke angkasa, yang berarti Taiwan sudah siap untuk masa depan yang lebih tinggi," ungkap Chang Shi-Chung.

Keramahtamahan Taiwan juga mengemuka pada aktivitas kuliner. Bagi wisatawan Muslim, sangat mudah untuk mendapatkan makanan enak yang dijamin halal di Taiwan. Salah satunya di "Halal Chinese Beef Noodle House".

Lebih dari itu, banyak hotel berbintang sudah menyediakan Al-Quran dan informasi arah Kiblat di ruangan hotel, dan di banyak restoran sudah disiapkan ruangan dan sajadah jika ada tamu Muslim yang mampir, bahkan "Taipei 101" pun menyediakan Mushalla di lantai satu gedung pencakar langit itu.

*Masjid*

Meski Islam merupakan agama minoritas, namun Taiwan sangat toleran. Hal ini dibuktikan dengan adanya sejumlah masjid di Taipei dan di beberapa kota lainnya di Taiwan. Salah satu masjid yang kami kunjungi adalah "Taipei Grand Mosque" (Masjid Agung Taipei) yang terletak di jantung Kota Taipei.

"Pemerintah Taiwan sangat menghargai pemeluk agama, termasuk kami yang beragam Islam," tutur Novi Irmania, mahasiswi asal Indonesia yang menjadi pengurus Masjid Agung Taipei sambil menambahkan bahwa Taiwan terus berupaya menciptakan lingkungan wisata yang ramah bagi turis Muslim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun