Mohon tunggu...
Wisnu Nugroho
Wisnu Nugroho Mohon Tunggu... Penulis -

mengabarkan yang tidak penting agar yang penting tetap penting

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tiga Yudhoyono Perempuan

23 Desember 2008   18:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   20:23 5377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_603" align="alignleft" width="199" caption="bu ani, annisa, dan almira di ruang keluarga istana negara, jakarta (wisnunugroho.kompasiana.com)"][/caption] ahhh, sedikit lega rasanya setelah hari-hari yang padat sebelumnya. sayang rasanya melewatkan banyak momen berharga tanpa menulis di kompasiana. hehehehe. bukan begitu kang pepih? . tetapi, sudahlah. . senin lalu, hari ibu kembali diperingati. saya lebih senang menyebutnya hari perempuan sebenarnya. historisitas yang melatari peringatan itu menurut saya sebenarnya lebih menunjuk kepada perempuan, tidak hanya sebatas pada ibu. . tetapi sekali lagi, sudahlah. mana lebih tepat hari ibu atau hari perempuan itu kita bahas di lain waktu. . kembali ke peringatan hari ibu. berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, peringatan hari ibu kali ini lebih semarak. setidaknya itu terlihat dari dibelinya ruang-ruang publik di media massa oleh banyaknya pihak yang ingin membuat peringatan untuk hari itu. . merujuk pada peringatan itu, tidak salah kiranya pencanangan pak beye untuk tahun 2008 yang disebutnya sebagai tahun politik. semua kegiatan di tahun 2008 memang selalu berbau atau setidaknya berusaha dibumbui dengan bumbu-bumbu politik. kasihan juga sebenarnya. . pak beye misalnya. pada hari itu memasang iklan satu halaman di sejumlah koran. serantak. pak beye sungkem (atau menyembah ya?) ibu kandungnya, ibu siti habibah. nama soekaotjo tidak dilekatkan pada nama ibu siti habibah karena perceraian keduanya saat pak beye masih remaja di pacitan, jawa timur. keduanya memakai batik seragam warna biru. . foto di iklan itu adalah penggalan acara sungkeman keluarga pak beye di istana negara pada saat lebaran 2008 lalu. suasananya penuh haru seperti sungekman tahun-tahun sebelumnya. tahun 2005 misalnya, annisa larasati pohan, menantu pak beye sempat menangis tersedu setelah sungkeman itu. ruang raden saleh menjadi saksi keharuan itu. . sebelumnya, di televisi, iklan serupa dengan visualisasinya juga membanjiri ruang-ruang privat kita. di radio lebih kerap lagi kemunculannya. lagu kasih ibu ciptaan sm mochtar diperdengarkan lewat suara anak-anak yang merdu. kalau pak beye sempat menciptakan lagu bertema ibu, mungkin lagu ciptaannya itu yang akan dinyanyikan mengiringi iklannya. . pesan peringatan hari ibu itu adalah, "partai demokrat bersama sby mengucapkan selamat hari ibu". saya lantas menangkat dahi. kalau partai demokrat tidak lagi bersama pak beye, ucapan selamat hari ibu akan disampaikan juga tidak ya? saya tidak tahu karena bukan keturunan mama laurent yang katanya pandai melihat masa depan dari masa lalu. . kembali ke tema perempuan yang menjadi roh hari ibu, saya jadi ingin menulis tiga perempuan yang ada di sekitar pak beye. ketiga perempuan itu ada di sekitar pak beye karena tersandangnya nama yudhoyono yang artinya pemenang setiap peperangan di belakang nama mereka masing-masing. . tiga perempuan itu pertama, kristiani herawati yudhoyono atau dikenal dan disebut singkat sebagai bu ani. kedua, annisa larasati pohan agus yudhoyono atau disebut singkat sebagai annisa. ketika, almira tunggadewi yudhoyono atau disebut singkat sebagai aira. . bu ani menyandang nama yudhoyono karena perkawinannya dengan pak beye, juli 1976. . annisa, putri mantan deputi gubernur bank indonesia aulia pohan menyandang nama yudhoyono karena perkawinannya dengan agus harimurti yudhoyono, juli 2005. . aira, putri pertama agus dan annisa yang dilahirkan, agustus 2008 menyandang nama yudhoyono karena statusnya sebagai cucu. . tiga perempuan ini menurut saya bisa juga disebut tiga yudhoyono perempuan yang karena namanya itu diharapkan mewarisi semangat menjadi pemenang dalam setiap peperangan. semangat itu ditanamkan dan didoakan ketika dari kota pacitan pak soekotjo mendapati pak beye lahir di desa tremas, yang jaraknya belasan kilometer kota pacitan. . karena gembiranya mendapati kelahiran anak pertama dan kemudian satu-satunya, sambil memikirkan nama anaknya, menurut kisah yang diceritakan, pak soekotjo mencabut pistol dari pinggang dan diletakannya di dahi anaknya yang baru lahir. . kok jadi ngelantur. tetapi maaf ya sekali lagi, sudahlah selagi kepikiran. . selamat memperingati hari ibu, meskipun bagi saya lebih tepat sebagai hari perempuan. .


Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun