Mohon tunggu...
Wisnu  AJ
Wisnu AJ Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup tak selamanya berjalan mulus,tapi ada kalanya penuh dengan krikil keliril tajam

Hidup Tidak Selamanya Seperti Air Dalam Bejana, Tenang Tidak Bergelombang, Tapi Ada kalanya Hidup seperti Air dilautan, yang penuh dengan riak dan gelombang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pembelajaran dari Sakitnya Hamsad Rangkuti

28 Juni 2016   16:05 Diperbarui: 29 Juni 2016   14:14 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hamsad Rangkuti terbaring lemah di Rumah Sakit Sembiring Deli Tua Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara/Sumber Fhoto/Sumut Pos

Hamsad Rangkuti, cerpenis terkemuka yang pernah dimiliki oleh Indonesia, kini dalam kondisi yang memprihatinkan. Ia dirawat dirumah sakit Sembiring Deli Tua Kabupaten Deliserdang Sumatera Utara, kondisinya sangat lemah ia terbaring dirumah sakit yang memiliki peralatan medis alakadarnya itu sudah hampir satu bulan.

Menurut pengakuan isterinya Nurwindasari kepada wartawan Sumut Pos yang datang menyambanginya kerumah sakit itu, sudah hampir satu bulan Hamsad Rangkuti dirawat dirumah sakit itu, namun belum seorangpun seniman kota Medan atau pihak pihak lain yang datang untuk membezuknya. Kedatangan wartawan Surat Kabar Sumut Pos kerumah sakit itu, karena adanya pesan yang disampaikan oleh seorang seniman Riau yang juga sebagai Pemimpin Redaksi Riau Pos Rida Kaliamsi. Rida kaliamsi mengetahui kabar itu setelah isteri Hamsad Rangkuti mengirimkan pesan singkat kepadanya.

Keterangan yang diberikan oleh isteri Hamsad Rangkuti kepada wartawan Sumut Pos, mengatakan kalau kedatangan Hamsad Rangkuti ke Sumatera Utara adalah dalam rangka melepas rindu terhadap kampung halamannya. Hamsad dilahirkan didaerah Titi Kuning Medan Sumatera Utara pada tanggal 7 Mei 1943.

Masa kecil dan remajanya dihabiskannya di kota Kisaran Kabupaten Asahan Sumatera Utara, karena ayahnya sebagai penjaga malam diperkebunan dan sekaligus sebagai guru mengaji di Perkebunan didaerah Kisaran.

Dari Kisaran kemudian mereka pindah ke Tanjungbalai Asahan. Di Tanjungbalai Hamsad menyelesaikan pendidikan SMP nya bersama Martin Alaida yang juga seorang seniman besar Indonesia. Yang kini menetap di Jakarta.

Dari Jakarta mereka ke Medan, dari Medan Hamsad dan Isterinya menuju kota Tanjungbalai. Walau dalam keadaan sakit sakitan Hamsad yang duduk dikursi roda mengenang kembali masa remajanya bersama Mertin Alaeda, ketika sang isteri membawanya duduk duduk ditepian Sungai Asahan.


Dari Tanjungbalai Hamsad meminta kepada Isterinya untuk dibawa kekota Kisaran. Tapi di Kisaran dia tidak menemui kenangan yang pernah ditinggalkannya dulu. Perkebunan Karet tempat dia bermain semasa kanak kanak tidak ada lagi, sudah digantikan dengan perkebunan kelapa sawit. Kemudian pasar yang bertingkat dua tempat Hamsad berjualan kue semasa kanak kanak juga sudah tergusur, dan tidak ditemui oleh Hamsad lagi.

Dari Kisaran Hamsad dan isterinya kemudian menuju Medan, Hamsad katanya rindu terhadap Taman Sri Deli tempat kongkow nya para seniman Medan zaman dahulu. Kemudian dia juga Rindu dengan Taman Budaya Medan. Tapi semua kerinduannya itu menurut sang isteri tidak terpenuhi seluruhnya, karena Hamsad seorang cerpenis handal yang dimiki oleh Indonesia itu kini terbaring lemah di Rumah Sakit Sembiring Deli Tua Sumatera Utara. Tanpa ada yang membezuknya.

Hamsad Rangkuti yang pernah bekerja sebagai pegawai sipil Kantor Kehakiman Komando Daerah Meliter II Bukit Barisan Medan, meninggalkan pekerjaannya sebagai pegawai sipil, hasratnya lebih besar untuk menjadi seniman. Pada saat berlangsungnya Komferensi Karyawan Pengarang Seluruh Indonesia (KKPI) 1964 di Jakarta. Hamsad termasuk dalam delegasi pengarang Sumatera Utara yang mengikuti komferensi itu. Dari sinilah Hamsad Rangkuti mengambil keputusan dihatinya kalau dia akan menerjunkan diri dalam dunia kesusestaraan

Nama besar Hamsad mulia dikenal oleh masyarakat Indonesia, karena Hamsad adalah salah satu seniman Indonesia yang menandatangani Manifes Kebudayaan (Manikebu) pada zaman Orde Lama.

Sebagai seorang seniman Hamsad Rangkuti telah banyak melahirkan karya karyanya melalui cerita pendek dan novel. Ia mulai menulis cerita pendek sejak tahun 1962 dan dia juga pernah menjadi Pemimpin Redaksi Majalah Horison, majalah  Sastra terkemuka Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun