Mohon tunggu...
Raden Muhammad Wisnu Permana
Raden Muhammad Wisnu Permana Mohon Tunggu... Lainnya - Akun resmi Raden Muhammad Wisnu Permana

Akun resmi Raden Muhammad Wisnu Permana. Akun ini dikelola oleh beberapa admin. Silakan follow akun Twitternya di @wisnu93 dan akun Instagramnya di @Rwisnu93

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Suka Duka Work from Home

9 Juni 2021   19:12 Diperbarui: 9 Juni 2021   19:21 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Untuk yang tidak punya WiFi di rumah seperti saya, paket internet jadi lebih cepat boros karena saya harus browsing dunia maya dengan menggunakan tethering paket data sendiri ke laptop saya. Untungnya selama saya work from home, tidak banyak Zoom Meeting yang saya lakukan karena koordinasi antar unit dan sesama rekan kerja bisa diselesaikan via grup WhatsApp ataupun email saja. Sayangnya, kantor saya tidak menyediakan subsidi quota internet seperti yang dilakukan sejumlah perguruan tinggi maupun sekolah pada mahasiswa dan murid-muridnya. Tapi tidak apalah, hitung-hitung uang yang biasa saya alokasikan untuk bensin jadi saya alokasikan untuk paket data.

Komunikasi yang Sulit antar Rekan Kerja

Meskipun bisa grup WhatsApp ataupun Zoom meeting untuk keperluan pekerjaan, seringkali apa yang diinstruksikan atasan atau rekan kerja sulit untuk dikerjakan. Contohnya, saat saya mengajukan desain poster yang akan saya upload di media sosial kantor, saya harus berkali-kali mengirimkan revisiannya karena keterbatasan komunikasi yang dilakukan via WhatsApp atau Zoom Meeting. Saat ngantor, saya tidak perlu revisi berkali-kali karena atasan saya yang jaraknya hanya beberapa meter dari saya. Kerja dari kantor memang lebih efisien karena interaksinya yang bisa dilakukan secara langsung tanpa perantara teknologi.

Tunjangan yang Dipotong

Saat masih kerja kantoran, tunjangan transportasi yang kantor saya berikan pada saya adalah sebesar 400.000 Rupiah. Nominal tersebut cukup besar, yang bisa menutupi ongkos bensin, ongkos ganti oli, service motor maupun ongkos cuci motor selama saya kerja kantoran. Saat work from home saya tidak memperoleh tunjangan tersebut. Saat masih kerja kantoran pun saya dapat tunjangan makan sebesar 10.000 Rupiah per harinya yang bisa saya alokasikan untuk membeli sayuran, buah-buahan maupun kopi di kantin kantor meskipun saya sudah membawa bekal dari rumah. Bagi saya nominal tersebut sangatlah besar dan saya manfaatkan sebaik-baiknya untuk kebutuhan gizi harian saya agar tetap fit sampai tua nanti.

Saya kira, itulah suka dan duka dari work from home yang saya alami selama tiga bulan menjalankan sistem work from home. Saat ini saya sudah tidak bekerja lagi karena setelah tiga bulan work from home, semua karyawan kontrak di kantor tempat saya bekerja tidak dilanjutkan kontraknya karena krisis keuangan yang dialami kantor saya saat pandmei Covid-19 ini. Bagi yang masih work from home, tolong disyukuri, karena seribet apapun kerja kantora, setoxic apapun lingkungan kalian bekerja, sekecil apapun gaji yang kalian terima, dan secapek apapun kalian bekerja, kalian masih memiliki pemasukan dibandingkan kami-kami yang kehilangan pekerjaan saat pandemi seperti ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun