Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto mengadakan program pelatihan inovatif dengan memanfaatkan batang pisang atau gedebog menjadi keripik. Kegiatan ini dilaksanakan pada 9 Agustus 2025 di Balai Desa Welahan Wetan, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap. Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 50 orang, peserta mayoritas ibu-ibu PKK yang sangat antusias mengikuti jalannya pelatihan.
      Pemilihan program kegiatan ini karena di Desa Welahan Wetan dikenal sebagai daerah yang kaya dengan tanaman pisang. Buahnya sering diolah menjadi berbagai produk makanan, salah satunya sriping atau keripik pisang yang sudah cukup familiar di kalangan masyarakat. Daunnya pun kerap digunakan sebagai pembungkus makanan tradisional. Namun, bagian batang atau gedebog jarang dimanfaatkan, sehingga sering kali hanya dibiarkan membusuk atau dibuang. Dari kondisi ini akhirnya mahasiswa KKN melihat peluang untuk membuat inovasi baru, yaitu menjadikan gedebog pisang sebagai bahan utama pembuatan keripik. Selain mengurangi limbah, ide ini juga diharapkan akan dapat membuka jalan munculnya produk khas desa yang berpotensi menjadi sumber penghasilan tambahan bagi masyarakat sekitar.
           Kegiatan pelatihan ini berjalan dengan suasana hangat dan penuh semangat. Seluruh kegiatan dipandu langsung oleh mahasiswa KKN kelompok 125 UMP, mulai dari pengenalan bahan, praktik pengolahan, sampai pada tahap pengemasan produk. Peserta diajak mengenal lebih dekat bagian mana dari gedebog yang bisa diolah, hingga bahan gedebog jenis pisang apa yang cocok untuk digunakan. Untuk bagian yang biasanya diolah adalah antara bagian tengah dan luar, karena tekstur yang tidak terlalu keras. Kemudian, irisan tipis kedebog direndam menggunakan air yang sudah dicampur dengan cuka selama kurang lebih 24 jam. Setelah proses perendaman, gedebog yang sudah direndam kemudian dicuci bersih lalu dibalur dengan tepung yang sudah diberi bumbu sederhana seperti garam dan penyedap. Tahap terakhir adalah dengan menggoreng hingga berubah warna keemasan. Dari situlah kemudian tercipta keripik gedebog yang renyah, yang mana sekilas seperti kerupuk taro yang biasa dijual dalam kemasan.
      Respon peserta terhadap pelatihan ini sangat positif. Banyak peserta yang baru tahu bahwa gedebog pisang ternyata bisa dimakan, sementara sebagian yang lainnya mengaku pernah melihatnya dari social media tetapi belum pernah mencoba. Ada salah satu peserta yang sambil tersenyum mengatakan, "ternyata enak juga, padahal biasanya batang pisang cuma dibuang". Ada pula peserta yang memberikan kesan berbeda. Menurutnya, rasa keripik masih sedikit sepet dan pahit. Namun, komentar ini tidak dianggap sebagai kekurangan, melainkan masukan agar resep dan teknik pengolahan bisa terus disempurnakan. Sebaliknya, beberapa warga justru ketagihan saat mencicipi hasil olahan.
      Untuk kemasan produk, kami mengenalkan dengan cara pengemasan yang lebih higienis dan menarik, yaitu menggunakan plastic pouch dengan sistem ziplock sehingga tidak perlu distapler. Kemasan sederhana ini dipilih agar praktis, terlihat modern, dan bisa menjaga kerenyahan keripik lebih lama.
      Harapan kedepannya muncul dari warga dan kelompok mahasiswa KKN 125 UMP. Bagi warga, keripik gedebog masih tergolong produk baru, sehingga pelatihan ini menjadi pengalaman pertama bagi banyak peserta untuk mengolah bagian batang pisang menjadi camilan. Masyarakat berharap agar produk ini dapat dikembangkan sebagai usaha rumahan yang potensial. Dengan pengolahan yang lebih kreatif dan rasa yang lebih bervariasi, sehingga dapat menjadi salah satu produk unggulan desa Welahan Wetan. Sedangkan dari mahasiswa, berharap kegiatan pelatihan ini tidak hanya berhenti pada pelatihan semata, tetapi kami ingin masyarakat dapat melihat potensi dari bahan sederhana yang ada yang selama ini terabaikan. Yang mana jika dikelola dengan baik akan dapat membantu mengurangi limbah, menambah sumber penghasilan, sekaligus memperkuat identitas desa sebagai penghasil olahan pisang yang beragam.
      Program kegiatan KKN UMP dari kelompok 125 Desa Welahan Wetan ini bukan hanya memberi pengalaman baru bagi warga, tetapi juga membuka mata bahwa kreativitas dan keberanian mencoba hal baru dapat melahirkan peluang ekonomi yang menjanjikan. Dari batang pisang yang biasanya terbuang, terciptalah produk camilan unik bernilai jual. Dengan harapan, langkah kecil ini dapat menjadi awal bagi munculnya usaha kreatif lain yang mendukung kemandirian dan kesejahteraan masyarakat Desa Welahan Wetan.
Penulis: Wise Masja Lintang Harkatiningsih
        : Wira Kurniawan