Mohon tunggu...
wiro naibaho
wiro naibaho Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Belajar menulis,

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kasus Audrey, Tamparan Bagi Pendidikan Nasional

12 April 2019   15:52 Diperbarui: 12 April 2019   16:15 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pelaku penganiayaan terhadap Audrey (http://www.tribunnews.com)

Tak pernah ada, lebih dari itu. Seperti halnya yang dilakukan oleh remaja yang menganiaya Audrey ini.

Kemudian jika ada seorang anak, baik perempuan maupun laki-laki yang terkenal misalnya lumayan "nakal" di suatu tempat. Siapa orangtuanya, sudah pasti bahan pertanyaan.

Lalu kemudian yang ditanyakan oleh penduduk setempat adalah sekolah dimana si anak tersebut.  Entahlah bagaimana, mengapa sekolah menjadi pokok kedua yang biasa ditanyakan penduduk itu.

Jika ditelusuri lebih lanjut. Orang kampung Abang itu, sangat percaya dengan sekolah sebagai salah satu pihak yang terutama bisa membantu orangtua dalam membentuk karakter anak.

Oleh karenanya, kita dulu, kalaulah misalnya mengadu kepada orangtua ketika dimarahi oleh guru di sekolah. Yang muncul adalah marah yang lebih "parah" lagi dari orangtua. Orangtua kita  pasti akan bilang begini " guru memarahi kamu karena kamu salah, dan karena guru itu sayang kepada kamu, biar kamu suskes nantinya". Begitu.

Terkait kasus yang menimpa Audry ini. Adakah masyarakat yang berada di lingkungan sekitar kira-kira yang bertanya, "sekolah dimana anak-anak yang melakukan penganiayaan itu?". Belum tahu pasti. Tetapi kemungkinan besarnya, banyak orang sekitar yang akan menanyakan itu.

Kemudian, mereka akan berpikir tentang peran sekolah dalam pembentukan karakter siswa. Dan berujung pada justifikasi kepada sekolah dan ataupun guru terkait moral siswi-siswi tersebut.  

Anggapan demikian, sepatutnya tidak salah. Bahwa betul watak ataupun karakter setiap warga negara adalah tanggungjawab pendidikan nasional. Dimana si anak bersekolah menjadi pertanyaan yang tidak bisa elakan. Dan ini  tentu saja,  sekali lagi, menampar pendidikan nasional seutuhnya, dari sisi kualitas.

Harapan si Abang, kasus ini menjadi bahan pertimbangan bagi Kemendikbud dalam pengimplementasian penguatan pendidikan karakter (PPK) yang tertuang dalam permendikbud nomor 4 tahun 2018.

Penerapan pendidikan karakter harus menjadi bagian pokok yang ditekankan dalam setiap proses pendidikan. Seperti halnya mengintegrasikan pendidikan karakter dalam setiap satuan mata pelajaran. Sehingga kecerdasan dan moral menjadi bagian yang seimbang dalam hasil pendidikan anak.

Bahan Intropeksi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun