Mohon tunggu...
wiro naibaho
wiro naibaho Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Belajar menulis,

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ikut Les Bimbel Itu Mesti Sesuai Kebutuhan

9 April 2019   23:26 Diperbarui: 10 April 2019   12:09 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdasarkan jam belajar anak di sekolah dari kurikulum saat ini. Adalah tidak memungkinkan lagi bagi anak untuk mengikuti jam belajar di luar sekolah. Terutama di perkotaan, kebayakan sekolah sudah menerapkan sistem jam belajar 8 jam lebih siswa di sekolah. Namun, untuk kebutuhan atau target tertentu, siswa mengikuti les tambahan di bimbel.

Masalah masuk bimbel di luar jam sekolah bukan pro-kontra tentang sistem dan konten yang berbeda berkenaan dengan siswa. Tetapi, sejatinya adalah terkait hak anak dalam lingkup yang seharusnya.

Kegiatannya linier dan saling mendukung atau melengkapi dengan proses belajar siswa. Belajar materi pelajaran di sekolah, begitu juga di bimbel. Motivasi belajar yang disampaikan guru sekolah dan guru bimbel juga pasti tidak jauh berbeda.

Pendapat sebagian orang, seakan dipaksakan siswa belajar terus. Padahal sebetulnya sudah lagi jenuh belajar, bagi yang tidak "suka" belajar misalnya. Namun karena dorongan (perintah) orangtua jadinya si siswa nurut saja.

Bagi anak yang "suka" belajar mungkin saja tidak masalah. Si anak tersebut yang meminta untuk mengikuti les tambahan. Karena tertarik untuk lebih mempelajari mata pelajaran yang dari sekolah.  Seperti kita tahu bersama ilmu itu tidak ada  batasnya, malah semakin kita pelajari semakin banyak hal yang harus dipelajari lagi. Begitu terus.

Pada umumnya siswa-siswa yang les tambahan di luar jam sekolah adalah mereka yang memiliki tujuan tertentu. Seperti, mengejar ketertinggalan materi di sekolah, mendapatkan nilai bagus mencapai prestasi atau mempertahankan prestasi yang sudah diperoleh sebelumnya, atau mengikuti kompetisi ujian di luar sekolah seperti Olimpiade dan sejenisnya.

Yang paling umum adalalah ketika tiba saatnya siswa pada kelas tertinggi di level pendidikanya. Kelas enam (SD), kelas sembilan (SMP), dan kelas dua belas (SMA), karena akan menghadapi Ujian Nasional (UN). Mereka pun meminta les tambahan.

Meskipun UN tidak "seseram" dulu lagi, karena tidak seutuhnya lagi nilai UN ini digunakan sebagai penentu kelulusan, namun nilai ujian yang diangkat menjadi topik debat cawapres beberapa waktu lalu ini masih sangat menarik untuk di kalangan siswa. Sebab, nilai UN memiliki fungsi tersendiri di kelanjutan pendidikan mereka.

Bagi siswa SD, nilai UN salah satu poin yang masuk dalam instrumen penilaian masuk sekolah favorit mereka ke tingkat SMP. Bagi siswa SMP juga demikian, keperluannya untuk studi selanjutnya.

Berbeda dengan SMA, nilai UN tidak digunakan untuk masuk perguruan tinggi (PT). Namun, bisa saja menjadi salah satu alternatif penilaian ketika mereka langsung mencari kerja.

Kembali lagi ke bimbel. Menambah jam belajar di bimbel, tentu saja hal yang positif. Karena pasti tujuannya untuk menambah pengetahuan bagi siswa. Selain memperoleh ilmu lebih, juga yang terutama adalah siswa berada dalam suasana lingkungan belajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun