Ruang kelas berisi tidak kurang 60 mahasiswa itu cukup hangat,maksudku panas,di depan seorang dosen ,lengkap dengan alat perangnya berupa laptop,mouse,infokus tersedia,termasuk slide yang mungkin tidak berganti sejak beberapa tahun belakang.
Tidak seperti saat SD sebelum mulai ada budaya berdoa,kali ini kebiasaan ini hanya dilakukan ketika mau Ujian Akhir semester,termasuk ketika mau  remedial tentunya.Sang dosen mulai menerangkan beragam defenisi,mahasiswa/i yang rajin duduk paling depan,setidaknya ada seleksi alam,yang paling belakang,biasanya generasi akhir ,paling terbelakang,sedikit uring uringan dan seterusnya.
Begitu kelas mau bubar tak lupa pak ibuk dosen berikan tugas,seringkali tugas ini copy paste atau dikerjakan bersama sama (satu yang ngerjakan,yang lain jiplak,sesuai kebutuhan).Satu lagi,Absen,ini lebih merupakan tradisi turun temurun,kalau pak dosen tidak teliti ,biasanya titip absen sudah jadi kebiasaan.
Profil dosen kesukaan biasanya,dosen yang cantik,ramah,murah senyum,tipikal yang bukan hanya berikan setumpuk teori tapi juga menginspirasi,tetapi,profil gaya artis ini sering kali terkalahkan dengan tipikal dosen yang jarang muncul,berikan ujian yang mudah mudah saja,dan diakhir semester berikan kado terbaik berupa nilai pukul rata (rata rata B ,beberapa si pintar diberi nilai A).Dosen idaman ini benar benar jadi angel dikampus,bukan berarti yang lain demon.Tapi memang kampus tetaplah kampus ada keaneka ragaman sana dan sini
Hal lain yang tidak kalah penting dikampus,adalah komunitas,untuk yang satu ini tidak cukup dibahas detil ,karena memang tipikalnya sangat beragam.
Biasanya yang penyuka politik,kesosialan,akan memilih aktif di himpunan himpunan ini,karena menurut sedikit pengalaman,setidaknya disini adalah laboratorium bagi skil dalam bermasayrakat,contohnya mereka yang aktif di lembaga biasanya akan memiliki keterampilan berbicara diatas rata rata (disini ada juga yang belajar jadi tukang olah)
punya skil buat proposal (termasuk yang fiktif),ada pula yang idealis (tipikal ini bersebar dimana mana,tetapi kalau sekarang tersisa di kelembagaan Jurnalistik kampus) jumlah nya tidak terlalu banyak lagi,tapi cukup untuk menjadi penyeimbang,kalaupun ada yang tersisa biasanya usianya tidak akan lama,sebab tekanan psikologis "kuliah cepat tamat" atau tuntutan kerja,beban SKS,dan sebagainya