Mohon tunggu...
Win Wan Nur
Win Wan Nur Mohon Tunggu... wiraswasta -

Saya adalah orang Gayo yang lahir di Takengen 24 Juni 1974. Berlangganan Kompas dan menyukai rubrik OPINI.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lebaran Berhias Penjor

17 Juli 2015   16:21 Diperbarui: 17 Juli 2015   16:21 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Lebaran Berhias Penjor"][/caption]

Dua hari yang lalu, tanggal 15 Juli 2015, umat Hindu Bali merayakan hari Galungan. Hari kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (kejahatan).

Tidak ada suasana yang lebih meriah di Bali dibandingkan hari Galungan. Penjor, batang bambu yang dihias dengan janur, dedaunan, padi, umbi-umbian, kelapa, berbagai jenis jajanan dan uang kepeng berdiri di setiap rumah, benar-benar khas.
Penjor dalam kepercayaan masyarakat Bali adalah perlambang Naga Basukih. Basukih sendiri berarti kesejahteraan dan kemakmuran.

[caption caption="Penjor di Ubud"]

[/caption]

Tiap daerah di Bali memiliki bentuk penjor yang khas. Untuk daerah buleleng misalnya, pada ujung bambu yang dijadikan penjor disisakan daun. Untuk daerah Manggis di Karangasem, setelah dihias dengan semua bahan yang disebutkan di atas. Masih ada hiasan lain, yaitu janur yang dibuat seperti rantai.

[caption caption="Penjor di Manggis"]

[/caption]
Kalau kita melewati pedesaan di Bali dengan jalan-jalannya yang sempit. Dua ujung bambu penjor dari rumah yang berhadapan sampai bersentuhan. Sehingga kita seolah sedang melewati terowongan, indah sekali.

Pada pagi hari, semua umat Hindu Bali bersembahyang di sanggah (pura keluarga) di rumah masing-masing. Kemudian mereka melanjutkan untuk sembahyang di Pura desa masing-masing. Pada saat inilah pemandangan seperti yang biasa kita lihat di kartu pos terhampar. Para perempuan Bali berkebaya, menjunjung Banten (sesajen) di atas kepala. Gadis-gadis muda Bali, semua keluar dengan kebaya tercantik yang mereka punya. Bali seolah berubah menjadi Nirwana.

[caption caption="Membawa Banten"]

[/caption]
Hari ini tanggal 17 Juli 2015, giliran umat Islam yang merayakan Idul Fitri. Hari kemenangan umat Islam atas hawa nafsu sendiri. Penjor yang akan dicabut satu hari setelah hari raya kuningan pada tanggal 25 Juli 2015 nanti masih belum layu. Daun-daun dan janurnya masih segar.

Maka tadi pagi pemandangan yang langka pun tersaji. Jika sebelumnya kita melihat para perempuan dan laki-laki Bali yang berjalan beriringan di bawah penjor dengan membawa banten. Kali ini, umat Islam dengan kopiah, sarung dan sajadah disandang di bahu berjalan beriringan di bawah penjor untuk menuju mesjid dan tanah lapang guna melaksanakan shalat Ied.

Bukan ketupat, tapi janur dan padi yang menghias penjor melambai-lambai seolah menari saat tertiup angin yang mengiringi suara takbir yang bersahutan.

[caption caption="Lebaran di Kepaon"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun