Media TV didesain untuk mampu merepresentasikan kehidupan masyarakat, termasuk membangun pandangan tentang siapa dan peran apa yang ditampilkan oleh aktor atau partisipan dalam sebuah produk tontonan (Wardani, 2015).
ILC dengan "Rocky Gerung" telah berhasil menempatkan perannya sebagai partisipan yang mampu merepresentasikan pikiran-pikiran penonton, menyuarakan sejumlah kepentingan, harapan, ekspresi, informasi, dan yang tak kalah penting adalah memberi "hiburan".
Jadi, berharap apa yang disampaikan melalui media TV dapat memenuhi semua keinginan partisipan maupun penonton di dalam "acara debat", sangatlah tidak mungkin, karena sifat audiens yang heterogen.
Sebagai penonton TV, marilah kita mencoba merenungkan sejenak apa yang kita tonton sesuai porsinya. Sebelum ditayangkan, sebuah produksi program TV tentu telah melalui proses pra produksi dan perencanaan. Konten tayangan juga pasti telah mengikuti aturan undang-undang penyiaran.Â
Kalau sebuah tontonan dianggap dapat membuka wawasan baru, itu artinya tayangan tersebut memiliki muatan positif bagi kehidupan. Bukankah filsuf Descartes mengatakan, "Cogito ergo sum" yaitu "aku berpikir maka aku ada".