Mohon tunggu...
Windy Sahar
Windy Sahar Mohon Tunggu... -

I Belive, I can

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Different Perspective to Negeri 5 Menara

1 April 2012   13:56 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:09 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Senja telah meredup menjemput malam yang mulai ditaburi bintang di langit. Windy Sahar nama lengkap gadis kelahiran Merauke, 4 Mei 1993 yang akrab dipanggil Windy. Windy sangat gemar menulis walaupun terkadang dia tidak suka mempublikasikan tulisannya. Disamping kuliah di salah satu perguruan tinggi di Makassar yaitu Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar di Fakultas Sains dan Teknologi Jurusan Biologi, dia juga ikut bergabung dalam organisasi pers kampus yaitu UKM LIMA WASHILAH. Ketika ditawari mengikuti Blogshop Negeri 5 Menara yang diadakan di Bank Indonesia Makassar tanggal 31 Maret 2012 oleh seniornya Mitasari, dalam benaknya tersirat kesempatan yang akan menjadi moment paling bersejarah di sepanjang hidupnya. Segera di bukanya benda persegi panjang yang bukan benda asing lagi di zaman ini, laptop merah merek TOSHIBA milik kakak laki-lakinya yang sering digunakan Windy untuk online, menulis, mencari referensi dan membaca berita via online. Perlahan dibukanya link yang ditandai seniornya di dinding facebooknya dan memulai membuat akun di Kompasiana. Membuat akun Kompasiana mungkin mudah bagi sebagian besar orang yang memahami, tapi tidak untuk Windy. Buat Windy ini hal yang sangat membinggungkan, mulailah dia membaca prosedur pembuatan akun dan mulai mengotak-atiknya. Setelah rampung membuat akun Kompasiana tanggal 9 Maret 2012, mulai dia lompat ke langkah selanjutnya dengan mengirimkan biodata diri via email.

Hari berganti hari dan tidak sedikitpun terlintas dikepala Windy kalau tanggal 31 Maret akan ada Blogshop Negeri 5 Menara, bagaimana bisa terpikirkan sedangkan semenjak dirinya mendaftarkan diri link itu tidak bisa lagi terbuka. Tujuh belas hari setelah pendaftarannya di Blogshop Negeri 5 Menara dia sedang berada di redaksi Washilah pukul 17.00 Wita. Seketika tekanan nada mengejutkan Windy yang seolah memberikannya tiket gratis mengunjungi surga. “Windy, kamu terdaftarkan di Blogshopnya Negeri 5 Menara. Kemarin aku lihat nama kamu sudah terdaftar, tapi kok namaku tidak ada sih, aaaa”, begitulah gaya bicara Nur Mustaqimah yang seperti teriakan tak mengenal tanda baca, kedatangannya saja seolah menggetarkan gedung berlantai dua ini. Bersamaan dengan kerusuhan yang terjadi sore ini terlihat kak Muajiz Muallim sedang asik bersemedi depan komputer sambil online. Dipaksalah kak Ajiz untuk membuka daftar peserta Blogshop Negeri 5 Menara. Beruntunglah karena kak Ajiz orang yang sabar menghadapi tragedi seperti ini. Setelah terbuka daftar peserta, nama Nur Mustaqimah sudah terdaftar. Kegembiraan menyelimuti hati mereka, sudah tidak sabar lagi menanti datangnya tanggal 31 Maret 2012.

Empat hari berlalu, malam ini Windy duduk manis depan layar laptopnya, mulai memasuki dunia maya dan menuliskan status di akun facebooknya “semoga besok nggak nyasar”. Begitulah masalah yang kembali menghantui malam-malamnya. Sembari bergeliat di dunia maya pikiran Windy pun memasuki dunia hayalan yang sedang berpikir keras tentang perjalanannya menuju Bank Indonesia besok. Tersadarlah dia dari hayalan keresahan mengenai letak gedung Bank Indonesia, tampak di kolom obrolannya muncul Hasbi Zainuddin yang juga seniornya di Washilah, ditanyakanlah alamat Bank Indonesia padanya. Beberapa menit kemudian balasan dari kak Hasbi timbul. “Gedung Bank Indonesia ada di depan lapangan Karebosi, bersebelahan dengan menara Bosowa”, tampak adem-ayem perasaan Windy lega memperoleh informasi tentang Bank Indonesia dan langsung di balasnya obrolan itu, “terima kasih kakak J”. Pikiran Windy melayang-layang mulai dari berpikir tentang kebahagiaan esok bertemu dengan penulis Best Seller Negeri 5 Menara, ternyata pikirannya pupus ketika sampai pada pemikiran tentang rute menuju Karebosi. Dibukalah google maps dan di carilah rute menuju Karebosi, akhirnya di putuskannya untuk melewati jembatan Flyover untuk sampai ke sana. Begitu malam mulai terkesan larut akhirnya Windy memutuskan untuk lekas tidur, karena besok perjalanannya dari Samata ke Bank Indonesia termasuk golongan rute yang panjang, yang bisa jadi terjebak macet ditengah-tengah para demonstran yang menuntut rencana kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM).

Pukul 05.17 Windy tersadar dari tidur lelapnya yang telah memulihkan tenaganya dan siap menelusuri jalan menuju Bank Indonesia. Persiapan yang dibutuhkan mulai dikemas dalam tas rangsel warna hitam, mulai dari laptop pinjaman dari kakak, novel Negeri 5 Menara yang di belinya tanggal 7 Maret hingga surat-surat motor yang harus di bawanya. Perjalanannya dimulai pukul 07.24 Wita menyusuri jalan menuju Bank Indonesia, sesampainya di Flyover suasananya normal tidak seperti semalam ricuh antara polisi dan massa yang saling menyerang, di tembaknya massa dengan gas air mata dan massa melemparkan senjata khas bernama bom molotov. Menyusuri jalan Urip Sumoharjo kea rah Bank Indonesia, disinilah moment yang sangat membinggungkan Windy ketika harus memilih rute yang sama sekali belum pernah dia lewatinya sendiri sepanjang keberadaannya di Makassar. Keputusannya untuk memilih jalan ternyata salah, dibacalah papan di pinggir jalan bertuliskan Jln. Veteran Utara, hatinya berbisik dimana ini sebenarnya. Kendaraannya mulai berjalan perlahan sampai menemui perempatan jalan dan bertanya pada seorang bapak yang mengendarai sepeda BMW. “Permisi pak, mau tanya Bank Indonesia itu dimana yah?”, dengan wajah yang kebinggungan dinantinya jawaban bapak itu. “Bukan Lewat sini, disana itu Bank Indonesia, putar sini”, dengan nada kesal bapak itu menjawab pertanyaan Windy. “Mungkin saja bapak itu kesal mendegar pertanyaan bodoh dari saya”, berbicara kecil dalam hati. Mulailah Windy memutarkan motornya berbalik arah dan menuju ke arah yang ditunjuk bapak tadi.

Akhirnya dia menemukan Bank Indonesia yang bersebelahan dengan menara Bosowa seperti yang dikatakan kak Hasbi semalam. Dia peserta ke lima yang hadir di gedung BI, sebelum registrasi dia disuru menunggu di kursi merah sebelah kanan gedung. Setelah registrasi usai Windy dan Mitasari duduk di meja ke dua dari depan disebelah kanan gedung menunggu Nur Mustaqimah.

Acara Kompasiana Blogshop yang dimulai pukul 09.00 Wita dibuka oleh MC (Master Ceremony) dengan mengucapkan selamat datang pada peserta “iB Kompasiana Blogshop dan Roadshow Negeri 5 Menara”. Sekaligus memperkenalkan apa itu iB Bank Indonesia yang mendukung acara “IB Kompasiana Blogshop dan Roadshow Negeri 5 Menara, bersamaan dengan itu peserta IB Kompasiana dan Roadshow di himbau untuk ngetwit ke #BlogshopN5M, disamping itu juga ada lomba Reportase event yang di kirim ke kompasiana sampai batas waktu hari senin dan lomba review Film Negeri 5 Menara yang batas pengirimannya sampai tanggal 12 April 2012.

Kreatif Menulis oleh Kak Iskandar Zulkarnaen

Sebelum memulai materi tentang Kreatif Menulis Kak Iskandar memperkenalkan diri kepada peserta iB Kompasiana Blogshop dan Roadshow Negeri 5 Menara, Kak Iskandar yang sekarang seorang editor di kompasiana yang dulunya pernah menjadi wartawan di Tempo. Beliau menyampaikan materi sebelum menulis sekiranya kita harus “pilih-pilih” sehingga hasil tulisannya tidak keliru, memilih topic yang paling dikuasai sehingga bukan hanya disukai saja tetapi pengetahuan tentang topic itu juga dikuasai. Disamping itu sebelum menulis pastikan point novelty yang dijelaskan kak Iskandar untuk selalu dipertimbangkan dalam menulis, karena point novelty ini tulisan kita memiliki gaya yang baru sehingga kita tidak harus menulis yang sama dengan orang lain.

Kreatif tidak sama dengan fenomena lain dalam bidang keilmuan, kreatifitas tidak hanya memiliki satu definisi”. Iskandar Zulkarnain

Kotak Kreatif: Creativity means not copying, creativity is effectif. Ketika kita ingin menjadi penulis yang kreatif kita tidak perlu menyalin atau mengcopy tulisan orang lain, dan ketika tulisan kita tidak mengkopi tulisan orang lain berarti tulisan kita adalah tulisan yang kreatif.

“is expressed from the outside in, trying to understand the creative method.Is expressed from the inside out, trying to make new things and forget there ever was a box”.

Kreatif bukan apa yang kita cari, tapi apa yang ditemukan. Jason Theodor, Creative Director.

Disamping itu kak Iskandar mengajari bagaimana mencari ide dalam menulis yaitu dengan membaca Koran atau berita, membaca buku atau majalah, menonton televise dan mendengarkan radio, menjelajahi internet, menonton film, perjalanan atau travel dan pengalaman pribadi. Ketika kita sudah mencari ide dari berbagai referensi kita dapat menghasilkan ide yaitu membaca dengan perspektif penulis dan bersikap kritis atau ingin tahu. Kata Kak Iskandar “Ide bisa datang dari mana saja dan kreatifitas itu adalah hasilnya bukan prosesnya”. Dari pembahasan tentang kreatif menulis Kak Iskandar juga menjelaskan tentang konten Kreatif diantaranya yaitu:

1.Tulisan mendalam.

Tulisan yang mendalam adalah menulis berdasarkan dengan fakta, sehingga tulisan yang dihasilkan akan lebih lengkap dalam suatu peristiwa yang diceritakan.

2.Tulisan Terinci

Tulisan terinci adalah tulisan yang dilengkapi dengan penjelasan yang lebih rinci seperti tutorial.

3.Tulisan dengan ilustrasi

Tulisan dengan ilustrasi adalah tulisan yang memberikan ilustrasi atau penggambaran terhadap objek yang ditulis.

4.Konten Foto

Tulisan dengan konten foto dapat menarik daya baca orang, penambahan konten foto dalam tulisan juga dapat mempermudah pembaca memahami tulisan kita.

5.Konten Video

Penambahan konten video sangat baik untuk menarik perhatian pembaca, dan seperti halnya penambahan konten foto pada tulisan.

Setelah membahas tentang konten kreatif dalam menulis kak Iskandar juga memberikan contoh konten yaitu: sejarah gayus, tujuh manusia tertinggi dunia, transkrip talkshow di Televisi dan warna warni dasi anggota DPR .

Sebelum dilanjutkan dengan pemateri kedua, ada sesi tanya jawab untuk dua orang dan akan mendapatkan tiket gratis.

Prinsip Menulis oleh Kak Pepih Nugraha

Materi prinsip menulis yang dibawakan oleh pendiri kompasiana Pepih Nugraha yang memperkenalkan diri sebelum melanjutkan ke materi, sebenarnya bukan hal yang asing ketika disebut nama Pepih Nugraha. Dia pernah kuliah di Fakultas Ilmu Komunikasi sejak tahun 1984 sampai 1990. Beliau juga mengatakan kalau ia boleh memiliki dua negeri, maka Beliau akan memilih yang pertama Indonesia dan yang kedua Makassar.Berbicara tentang prinsip menulis adalah dengan suara hati yaitu menggunakan kepribadian dalam menulis. Karakter setiap penulis pasti berbeda sehingga dari perbedaan itu hasil tulisan setiap orang akan cenderung berbeda pula. Suara hati merupakan cerminan dalam cerita, seperti: cerita lucu, serius, misterius, dan horor.

Ciri sebuah tulisan diantaranya adalah menonjolkan unsur, menonjolkan unsure dari sebuah tulisan sehingga ciri khas sebuah tulisan lebih terlihat dominan.Dirangkai urutan waktu, cirri sebuah tulisan yaitu dengan rangkaian waktu yang sesuai dengan alur/plot sebuah cerita. Dalam sebuah tulisan harus juga memiliki konflik, karena sebuah cerita akan menarik jika di dalamnya terdapat konflik. Menjawab pertanyaan, dalam menulis sebuah cerita haruslah dapat menjawab pertanyaan dimana cerita ini memiliki penyelesaian masalah. Cerita tentang peristiwa atau pengalaman menulis, setiap orang pasti memiliki carita yang berbeda-beda ketika dituangkan dalam bentuk tulisan walaupun peristiwa yang diceritakan sama. Peristiwa nyata, imajinasi atau gabungan keduanya, menulis juga dapat menggunakan peristiwa yang nyata terjadi, dapat juga bersifat hayalan dan bisa juga gabungan antara nyata dan hayalan.

Tujuan dari menulis yaitu memberikan informasi atau wawasan dan memperluas pengetahuan pembaca. Memberikan pengalaman estetis . Dalam menulis ada dua tipe sudut pandang yang digunakan yaitu sudut pandang orang pertama dengan menggunakan kata aku, ku, kita dan merupakan karakter dalam cerita. Sudut pandang orang ketiga yaitu menggunakan kata dia, nya, mereka dan menceritakan orang lain. Ketika membahas tentang sudut pandang Kak Pepih Nugraha bertanya pada peserta IB Kompasiana Blogshop dan Roadshow Negeri 5 Menara , “Siapa yang sering menulis menggunakan sudut pandang orang pertama?”, ketika itu tujuh belas orang mengangkat tangan termasuk Windy di dalamnya. “Siapa yang sering menulis menggunakan sudut pandang orang ketiga?”, dari pertanyaan ini tidak ada satupun peserta yang mengangkat tangannya, sehingga kak Pepih menyarankan untuk berlatih menulis dengan sudut pandang orang ketiga. Ketika saran untuk mencoba menulis menggunakan sudut pandang orang ketiga yang serba tahu. Terpikirlah dalam benak Windy untuk menuliskan review menggunakan sudut pandang ketiga yang pastinya akan berbeda dari tulisan yang lain.

Memasuki materi tentang criteria narasi yang baik. Narasi yang baik adalah yang membuat pembaca merasa dekat dengan cerita. Merasa terlibat dalam urutan peristiwa (plot). Mengidentifikasi diri dengan karakter tokoh dalam cerita. Tulisan naratif memiliki plot, karakter, setting, dan tema. Dalam sebuah tulisan narasi yang baik memiliki sifat krisis, konflik, waktu dan solusi. Setelah materi tentang sudut pandang kak Pepih menawarkan dua peserta untuk berlatih bercerita dan akan meraih tiket gratis untuk masing-masing pemenang. Peserta pertama bercerita menggunakan sudut pandang orang pertama yang bercerita tentang awal pertama kali menginjakkan kakinya di Bandara Sultan Hasanuddin dan mendeskripsikan patung Sultan Hasanuddin yang menggunakan sandal. Peserta kedua menceritakan tentang pengalaman pribadi menggunakan sudut pandang orang pertama.

Windy, Mitasari dan Nur Mustaqimah masih sibuk ngetwit berharap twitnya terpilih menjadi pemenang sembari menunggu makan siang yang mulai dibagi-bagi ke setiap meja makan. Setelah makan dan istirahat sejenak Windy beranjak menuju Musholah bersama dengan kak Irfawati yang dikenalnya ketika mencari gedung tempat IB Kompasiana Blogshop dan Roadshow Negeri 5 Menara dilantai 4 pagi tadi.

Sang Penulis Best Seller Negeri 5 Menara

Setelah semua merampungkan makan siangnya saatnya event paling ditunggu-tunggu seluruh peserta ib Kompasiana Blogshop dan Roadshow Negeri 5 Menara yaitu Penulis Novel Best Seller Negeri 5 Menara. Diselah-sela penantian panjang menunggu charisma sang penulis muncul ditengah-tengah mereka, Windy kembali merasakan hambarnya suasana ketika semua orang bersapa ria bertemu teman ketika SMP, SMA dan anggota kompasiana lainnya, sementara mustahil baginya menemukan teman SMP dan SMAnya disini. Terpaku dan terdiam sambil memutar rekaman event ini, berharap tulisannya akan dapat menyamai penulis best seller Ahmad Fuadi sekaligus Windy tak perlu takut untuk tidak mengenal orang, karena dia akan menjadi the next Ahmad Fuadi.

Penulis Novel Negeri 5 Menara dan Rana 3 warna yang menjadi novel Best Seller dan begitu dinanti-nantikan seluruh peserta muncul di depan panggung. Dengan model rambut gondrong dan terbelah dua, menggunakan kacamata berbingkai hitam dengan roman wajah yang begitu santai dan anteng untuk selalu dipandang, kemeja biru dengan paduan warna coklat kotak-kotak dirangkaikan dengan celana levis biru dan sepetu coklat mirip sepatu boat kecil yang dengan gagah dikenakannya.

Mas Ahmad Fuadi yang langsung menyapa peserta dengan salam “Assalamuallaikum”, disambut meriah oleh seluruh peserta. Dalam Roadshow Negeri 5 Menara bersama mas Ahmad Fuadi, beliau lebih dominan memutarkan video dan foto yang menggambarkan kisahnya pada novel berjudul Negeri 5 Menara, mulai dari foto buku harian, surat untuk amak (ibunya) yang masih ada sampai sekarang, foto ketika mendapatkan beasiswa keluar negeri. Seluruhnya dipaket dengan tidak meninggalkan cirri khas soundtrack Negeri 5 Menara.

Memasuki materi Kenapa Orang Membaca Novel?, pertanyaan yang jawabannya sangat sederhana yaitu: To Understand, mengerti sesuatu lebih baik. To Be Entertained, mencari hiburan. To Escape, lepas dari dunia sehari-hari dan bertualang. Mas Ahmad Fuadi banyak bercerita tentang peristiwa ketika berada di pondok Modern Gontor dan terkesima dengan “mantera” sakti man jadda wajada. Siapa yang bersungguh-sungguh pasti sukses.

Tulisan atau buku tidak TUA dan MATI”. Ahmad Fuadi

Beliau juga mengajari empat kategori agar menciptakan tulisan yang baik, diantaranya yaitu:

1.Why (kenapa), Mas Ahmad Fuadi mengatakan semakin kuat alas an kita untuk menulis maka akan membuat kita semakin bersemangat.

2.What (apa), dalam mencari apa yang kita senangi, maka itu akan menjadi obat kita dalam menulis.

3.How (bagaimana), Mas Ahmad Fuadi mengatakan bahwa hal ini lah yang penting untuk menjadikan tulisan kita berkualitas dengan mencari referensi yang mendukung.

4.When (kapan), menentukan kapan kita harus menulis?. Mas Fuadi menyarankan untuk menulis setiap hari atau menulis dengan mencicilnya, sehari satu halaman, setengah halaman atau seperempat halam dengan begitu dalam satu tahun kita dapat menghasilkan satu buku.

Berbicara soal penulisan Mas Fuadi menyarankan untuk memiliki kamus padanan Tesaurus. Sementara itu Mas Fuadi membocorkan proses menulisnya yaitu dengan meluruskan niat, suntikkan niat yang tidak putus. Subjek familiar, obat kuat tulisan. Sedikit lama-lama menjadi buku, jadilah orang yang konsisten untuk menghasilkan tulisan yang baik.

Setelah menyelesaikan materinya dibukalah sesi tanya jawab yang masing-masing akan mendapatkan good bag berwarna ungu untuk dua pertanyaan. Setelah itu dibuka dua orang yang menjawab pertanyaan dari Mas Fuadi dan mendapatkan good bag sebagai hadiah.

Foto bersama Mas Ahmad Fuadi adalah moment terbaik yang bisa diabadikan sebagai bentuk kenang-kenangan. Disinilah Windy mulai beranjak bangkit dari tempat duduknya dan meraih novelnya untuk diminta tanda tangannya. Tidak cukup itu jeprat-jepret mulai di resmikan, mulai foto bersama hingga foto sendiri bareng Mas Fuadi. Mas Ahmad Fuadi ternyata sabar menghadapi fans yang tidak habis-habisnya minta foto bareng, hingga langkahnya serasa berat meninggalkan gedung Bank Indonesia. Windy, Nur Mustaqimah dan Mitasari tak meninggalkan moment indah ini, hingga beranjak pulangpun kami masih sibuk berfoto ria.

MAN JADDA WAJADA
Siapa yang bersungguh-sungguh, dia pasti berhasil.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun