Mohon tunggu...
Windy Keniko
Windy Keniko Mohon Tunggu... Insinyur - Kom Spelen

AKSARA (AKAL, SARKAS, RASIONAL)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Etranger

30 April 2020   22:36 Diperbarui: 30 April 2020   22:56 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setelah melewati jalanan yang berkelok, melewati bukit demi bukit. Mereka sampai di Pabrik pengolahan susu. Mulai berbaris turun dari bus itu, dengan senang hati betapa segarnya begitu mencium udara segar pegunungan. Keadaan disana begitu sunyi, seperti orang-orang berada di tempat nya masing-masing. Kecuali beberapa Staff yang menyambut kedatangan mereka.

Sebelum mulai, Bu guru Sisma memberikan beberapa instruksi. Satu per satu anak diberikan masker oleh petugas disana, mereka kebingungan. Semuanya tampak begitu asing bagi mereka. Anak-anak berbaris rapi, mereka tercengang begitu mulai memasuki pabrik tersebut. Tidak ada satupun mesin yang pernah mereka lihat. Mereka tampak antusias mengikuti study tersebut, beberapa anak mencoba mencatat apa yang mereka lihat. Ada juga yang coba menggambarkannya dengan sederhana.

"Tak terbayang sebelumnya bagiku, ternyata susu bubuk yang sering ku minum serumit ini prosesnya" ungkap Rina.

"Banyak hal tak terbayangkan disini, semuanya dilakukan mesin-mesin itu", ujar Willy.

"Yaa, orang-orang disana hanya tinggal menunggu. Begitu mengasyikan", Anggi menimpal.

"Kalian akan lebih terkejut bila melihat banyaknya sapi di belakang sana nanti", tiba-tiba salah satu staff ikut nimbrung.

Hal mengejutkan datang terus menerus pada anak-anak itu dalam sehari. Mulai dari suasana Kota yang menjadi asing, anak-anak seusia mereka yang harus mencari rezeki di jalanan, hingga mesin-mesin industri terbarukan. Semua itu bermunculan begitu mereka keluar dari zona mereka masing-masing. 

Hal serupa tentunya terjadi dalam kehidupan kita. Contohnya, kurang lebih 4 tahun mengais pendidikan di bangku perkuliahan. Saat mencoba keluar dari zona aman tersebut, hal-hal asing baru nan rumit memasuki kehidupan kita. Tatkala kita harus terpaksa menerima pekerjaan yang bukan passion kita sama sekali, karena terbatasnya lahan pekerjaan. 

Tatkala kita dipertemukan dengan judul tugas akhir yang bahkan kita tidak yakin tujuannya itu sendiri. Yang paling buruk, kita dipaksa harus menentukan sikap untuk keberlanjutan pekerjaan yang bahkan kita tidak menguasai sepenuhnya.

Mau tak mau, keasingan itu akan datang di kehidupan kita yang lain. Sejatinya, proses-proses inilah menjadikan kita bersikap dewasa. "Menerima" bahkan hal yang sangat asing untuk kita. etranger, toujours passionnant

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun