Mohon tunggu...
Winda Silvianingrum
Winda Silvianingrum Mohon Tunggu... Dokter - Pelajar di SMAN 1 PADALARANG

Hai

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Terus Begini?

22 November 2020   20:38 Diperbarui: 22 November 2020   21:11 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Covid-19 telah secara nyata membuat dunia lumpuh, virus ini sudah banyak memakan  korban jiwa termasuk di indonesia karena wabah virus ini yang menyebar dengan sangat cepat keseluruh dunia. Bahkan dengan adanya virus ini aktivitas yang biasa kita lakukan jadi terhambat, bahkan banyak juga orang yang kehilangan pekerjaannya.

 Seperti yang sudah kita tahu, imbas pandemi corona terhadap pendidikan di Indonesia dan di negara lain adalah dengan meliburkan kegiatan tatap muka di sekolah. Hal ini merupakan bentuk social distancing yaitu upaya untuk membatasi interaksi sosial guna mencegah penyebaran virus.

Atas dasar itulah kegiatan belajar mengajar di Indonesia kini beralih menjadi pembelajaran online atau kini sering disebut daring. Namun, berkaitan dengan pembelajaran daring pun pada pelaksanaannya masih banyak memiliki kekurangan.
 
Ada hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaannya terutama, untuk siswa yang secara langsung terganggu dalam proses belajar. Sayangnya, tidak semua siswa bisa menikmati fasilitas pembelajaran jarak jauh.
Ada beberapa kendala, seperti tidak semua siswa mempunyai Smartphone, kuota internet yang membutuhkan biaya, jangkauan sinyal internet yang tidak stabil.
Kendala tersebut benar-benar dihadapi oleh siswa-siswi selama diberlakukannya belajar di rumah.

Pemerintah harus memperhatikan kondisi ini, supaya proses belajar tidak mengalami gangguan.

Banyak keluhan ditemukan dalam proses pembelajaran daring di tengah pandemi corona. Hal yang paling mencolok adalah pada bentuk pembelajaran yang semestinya sharing informasi antara guru dan siswa atau dosen dan mahasiswa, kini berubah menjadi pembelajaran dengan bentuk kirim tugas saja. Tapi kita patut bersyukur karena masih ada beberapa guru yang mampu melakukan pembelajaran daring tanpa meninggalkan esensi dari pembelajaran itu sendiri yaitu dialog.

 Bagaimanapun bentuk pembelajarannya, kalau kita memahami konsep pembelajaran yang paling fundamental yaitu dialog, maka unsur tersebutlah yang akan terus menjadi fokus utama dalam pembelajaran, bukan semata guru atau dosen memberi tugas lalu siswa dan mahasiswa sekedar menyetor tugas. Jelas pembelajaran ini telah sedikit mereduksi esensi dari pendidikan itu sendiri dengan berjalan pada gaya pembelajaran yang monolog.

Keluhan ini bahkan telah sampai pada unsur dari pemerintah, misalnya seperti yang disampaikan oleh Ombudsman RI dan KPAI serta beberapa kepala daerah bahwa dengan adanya libur imbas corona ini, sepatutnya sekolah, universitas, guru maupun dosen tidak hanya sekedar memberi setumpuk PR, karena bisa saja menambah stress di tengah bayang-bayang kengerian pandemi ini.

Diharapakan dengan begitu, pendidikan Indonesia ke depannya khususnya dalam hal pembelajaran daring bisa mengevaluasi dari kekurangan saat ini, dan mengembangkan dari sekarang yang dianggap sudah baik. Ya, semua kejadian ini patut dijadikan pembelajaran agar Indonesia terbiasa menjadi bangsa yang rajin belajar dan  mampu menghasilkan kelak generasi pembelajar yang cerdas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun