Mohon tunggu...
Windah Wahyuni
Windah Wahyuni Mohon Tunggu... Mahasiswa

Perempuan

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Pembulian tak lagi sekadar fisik, media sosial kian jadi tempat Baru'

16 Oktober 2025   19:53 Diperbarui: 16 Oktober 2025   19:53 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Tindakan bullying, seringkali kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Baik disadari maupun tidak, tindakan pembulian terkadang telah menjadi kudapan sehari-hari dalam rutinitas kehidupan seseorang. Baik itu dalam lingkungan sekolah, pekerjaan, maupun lingkungan masyarakat sekalipun.

Sebagian besar masyarakat kita, masih menganggap remeh tindakan pembulian ini. Tidak sedikit dari kalangan masyarakat kita yang beranggapan, bahwa tindakan pembulian hanyalah sikap agresif yang berupa tindakan kekerasan fisik. Padahal faktanya, tindakan pembulian tidak hanya berbentuk kekerasan secara fisik, namun pembulian juga dapat berbentuk verbal (ucapan). Ucapan kasar maupun tidak senonoh yang berasal dari pelaku pembulian, akan terus berdampak pada korban pembulian.

Meski tidak terlihat seperti halnya efek dari tindakan pembulian secara fisik, dampak yang dari adanya lontaran kebencian, kasar dan perkataan buruk lainnya, akan membekas cukup lama dalam ingatan korban pembulian.  

Dalam kasusnya, Bullying terkadang dijadikan sebagai bentuk pembuktian kuasa atas seseorang atau kelompok tertentu.Kemudian, bullying mengalami perkembangan menjadi tindak laku cyberbullying, sebagai adanya dampak negatif dari perkembangan media sosial. Cyberbullying bahkan dapat dikatakan memiliki dampak yang lebih besar . jika dibandingkan dengan tindak laku bullying konvensional (non media sosial). Sebab dalam bermedia sosial, terkadang para pelaku cyberbullying ini berlindung dalam dunia anonim (tanpa nama). Dunia anonim ini seolah- olah merupakan 'safe place' bagi para pelaku cyberbullying, sebab susahnya pelacakan identitas di dalamnya.

Terdapat dua macam tantangan, yang membuat tindak cyberbullying ini sulit untuk dilakukan pencegahan:

(1) Pertama, masih banyaknya dari kalangan kita yang belum dapat melihat bahaya mauoun dampak yang ditimbulkan dari adanya cyberbullying. Hal ini diakibatkan dari adanya tanggapan, bahwa ada hal lain yang lebih bahaya dan agresif jika dibandingkan dengan tindak cyberbullying. Memang pada dasarnya, jika dilihat secara kasat mata, maka tindak cyberbullying ini dampaknya tidak akan tampak secara langsung, seperti halnya tindak agresi lainnya namun, dampak cyberbullying juga besar seperti halnya tindak agresi lainnya. Seperti halnya akan timbul intensitas empati yang kian lama akan semakin menipis, menimbulkan perilaku abnormal, hiperaktif serta pro-sosial ketika terlibat proses interaksi sosial.

(2) Kedua, tidak adanya kejelasan tentang sosok yang akan bertanggungjawab atas penyalahgunaan teknologi, hingga timbul adanya tindak cyberbullying.

Oleh karenanya, persoalan penyalahgunaan teknologi hingga saat ini masih sebatas pada bentuk konsekuensi masing-masing individu, sebagai bentuk tanggungjawab dari pengguna teknologi maupun sosial media.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun