Mohon tunggu...
windar deyuar
windar deyuar Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dari 3 orang anak

Wanita tangguh penuh semangat positif thinking.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Mengenali Diri Sendiri

9 April 2022   03:55 Diperbarui: 9 April 2022   04:00 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Thema : Menulis sebagai Self Healing

Mengenali Diri Sendiri

By. Windar Deyuar

Quote :

"Orang yang bisa mengenali dirinya sendiri adalah hamba yang bisa mengenali Rabb-Nya"

    Sejak dulu saya terbiasa menuliskan semua kejadian atau peristiwa yang saya alami dalam keluarga, pertemanan dan lingkungan.

Saya selalu bercerita dengan buku diary dengan gaya tulisan khas saya. Saya sudah punya puluhan buku diary sejak Sekolah Dasar sampai saat ini. Namun, saya tidak pernah menyimpannya. Setiap buku itu penuh, selalu saya buang ke sampah. Saya merasa semua yang sudah saya tumpahkan dalam tulisan itu hanyalah untuk melampiaskan apa yang ada di dalam pikiran dan hati saya.

Ketika saya mulai memasuki dunia kerja sebagai seorang Abdi Negara_ qodarullah saya ditaqdirkan menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di salah satu Instansi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, saya mulai melampiaskan perasaan saya melalui laptop dan PC serta Handphone. Saya tidak lagi menulis dalam buku diary.

Sampai saat ini, saya sudah punya ratusan tulisan yang mengiringi gerak langkah saya sebagai seorang Ibu Rumah Tangga yang merangkap bekerja pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Namun, sekali lagi saya sampaikan bahwa tulisan yang saya buat adalah perwakilan pikiran dan hati seorang Muslimah yang berpredikat Isteri, Ibu dan Pegawai Negara. 

Saya sadar apa yang saya pikir dan rasakan, bisa menjadi motivasi sendiri bagi ikhtiar saya bermuhasabah dalam memperbaiki dan memantaskan keberadaan saya sebagai hamba Allah SWT. 

Namun, tidak semua yang saya tuangkan dalam tulisan bisa menjadi inspirasi pembaca. Sebab orang yang membaca tulisan saya mempunyai pikiran dan hati masing-masing. Maka itu apa yang saya tuangkan dalam tulisan, sejak saya masih muda sampai sekarang berusia lima puluh dua tahun, saya jadikan cermin sendiri yang bisa mengontrol tingkah-laku atau kepribadian saya.

Saya berpikir dan berikhtiar mengikuti pantulan cermin tersebut sejujur-jujurnya. Apa yang sudah saya alami menjadi pelajaran berharga dalam hidup saya.

Seperti saat saya menuliskan rangkaian kata-kata di note handphone ini. Saya menuliskan apa yang tersirat dalam pikiran dan hati saya dalam rangka memenuhi kewajiban menjadi salah seorang kontributor buku antologi dengan Thema : "Menulis Sebagai Self Healing" yang digagas oleh Tim Penerbit "Perkasa Creative Writing" (PCW).

Saya angkat judul : "Mengenali Diri Sendiri" dengan harapan saya yang menulis dan sahabat literasi yang membaca tulisan ini menjadi tahu apa dan siapa serta kemana tujuan hidup kita sebagai hamba Allah SWT yang diamanahi menjadi Khalifah (wakil DIA) di muka bumi.

Mari kita belajar bersama saling memahami makna keberadaan kita di bumi ini.

Apa sebenarnya yang Allah SWT inginkan dengan kita?

Seperti firman-Nya dalam Surah Az-Zariyat ayat 56 yang artinya :

"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku"

Maka dari firman-Nya di atas, jelaslah seharusnya dan seyogyanya kita berlaku seperti apa yang diinginkan Sang Maha Pencipta kita. Apa saja yang kita lakukan, semestinya adalah dalam rangka beribadah kepada-Nya. 

Sebagai seorang Muslimah, tentu saja saya harus belajar memahami makna ibadah dari sudut agama yang saya anut, yakni Islam. Dalam Islam ibadah itu luas, bukan hanya ritual keagamaan yang wajib seperti syahadat, salat, puasa, zakat dan haji, tetapi semua aktivitas yang kita lakukan sebagai hamba yang diniatkan hanya karena mengharap Rida Allah SWT, itu adalah ibadah.

Contohnya, kita bekerja, makan-minum, berolah-raga, rekreasi, membersihkan rumah dan ruang kerja, memandikan anak, memasakkan makanan untuk keluarga, memberikan masukkan dan saran dalam rapat atau meeting dengan rekan kerja, melaksanakan perintah atau instruksi pimpinan atau atasan, memberikan arahan dan bimbingan kepada staf atau bawahan, menyingkirkan duri atau beling di jalanan, mematikan keran air di toilet, mematikan lampu dan AC atau kipas angin ketika meninggalkan ruang kerja dan lain-lain yang kita lakukan dengan mengharap Rida Allah SWT itu bernilai ibadah dan akan diganjar pahala oleh-Nya.

 Kalau kita sudah tahu apa yang diinginkan Sang Maha Pencipta kepada kita, maka selanjutnya kita harus belajar siapa sebenarnya diri kita ini? Kita diciptakan sebagai manusia adalah makhluk yang paling sempurna. Kita diberi akal untuk berpikir dan qalbu untuk merasakan apa yang kita lihat, dengar dan lakukan dalam aktivitas sehari-hari, sejak mata terbuka sampai tertutup kembali.

Kita adalah makhluk yang sempurna tetapi sangat lemah. Kita tergantung pada "Kuasa" Allah SWT. Tidak ada yang bisa kita lakukan tanpa petunjuk dan bimbingan Allah SWT. Tiada daya upaya kita dalam hidup ini tanpa pertolongan Allah SWT sekecil apa pun aktivitas itu. Kita membutuhkan peran Allah SWT dalam semua kegiatan hidup dan dalam peran kita sebagai apa pun di muka bumi ini. Allah SWT lah yang Maha Kuasa menggerakkan langkah kita, tanpa andil-Nya kita tidak bisa berbuat apa-apa. 

Pertanyaannya : 

*Sudahkah kita bermohon kepada-Nya untuk minta petunjuk dan pertolongan agar tidak sesat arah dalam melangkah?

*Sudahkah kita membalas cinta-Nya dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya?

*Sudahkah kita menerima dengan ikhlas apa yang menjadi ketetapan-Nya kepada diri kita?

*Sudahkah kita mensyukuri semua yang ditaqdirkan-Nya kepada kita?

Dengan menjawab jujur pertanyaan di atas, insyaallah kita bisa mengenali diri kita secara utuh sebagai hamba-Nya.

Terakhir setelah kita tahu apa dan siapa diri kita ini, maka kita harus bisa menggambarkan tujuan yang jelas, mau ke mana kita melangkah setelah menjalani taqdir sebagai hamba-Nya?

Sebagai hamba-Nya yang beriman, kita harus yaqin bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara. Kita akan mati dan kembali kepada-Nya. Kita akan mempertanggung-jawabkan semua aktivitas kita selama hidup di dunia setelah kita dihidupkan kembali di akhirat nanti.

Pertanyaannya :

*Sudah siapkah bekal kita untuk menghadapi kematian?

*Sudah siapkah kita mempertanggung-jawabkan bekal tersebut di akhirat nanti?

Kedua pertanyaan di atas, menjawab pertanyaan : "mau ke mana kita?"

Ya ...kita hidup di dunia ini untuk menuju kehidupan yang abadi di akhirat kelak. Kehidupan akhirat adalah balasan kehidupan kita di dunia. Jika selama di dunia kita telah ikhlas menjalani apa pun taqdir yang ditetapkan-Nya kepada kita dan kita telah berikhtiar sungguh-sungguh melaksanakan perintah serta meninggalkan larangan-Nya, insyaallah kita akan mendapat kehidupan yang beruntung di akhirat nanti.

Hal tersebut di atas sesuai dengan janji Allah SWT dalam firman-Nya Surah Al-An'am ayat 32 yang artinya : "Dan kehidupan dunia ini, hanyalah permainan dan senda gurau. Sedangkan negeri akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Tidakkah kamu mengerti?"

Dengan memahami firman Allah SWT di atas, maka kita bisa berikhtiar sungguh-sungguh dalam ketaqwaan. Kita harus paham bagaimana yang disebut bertaqwa itu dan apa saja yang harus kita terapkan agar ketaqwaan diri kita terjaga?

Saya bukan dalam kapasitas seorang yang berilmu dalam hal agama, tetapi saya sudah sejak kecil dididik orang tua kami untuk mau belajar dan memahami tentang ilmu agama Islam yang kami anut.

Dalam keyaqinan saya sebagai seorang Muslimah (wanita Islam), pengertian bertaqwa itu adalah kita beriman hanya kepada Allah SWT yang berhak disebut dan disembah sebagai Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan yang Maha Kuasa menghidupkan dan mematikan makhluk-Nya. Dengan iman tersebut kita bisa menjalankan perintah dan meninggalkan larangan-Nya.

Tentu saja untuk menyiapkan bekal di akhirat, kita harus mau menjalankan apa yang diperintahkan dan meninggalkan apa yang dilarang Allah SWT.

Memang tidak mudah melakukannya karena banyak godaan syaitan yang tidak menginginkan seorang hamba itu taat kepada Rabb-Nya (Tuhan). Namun, sekali lagi kita jangan bosan bermohon kepada Allah SWT agar senantiasa dikuatkan dalam iman karena hanya DIA Allah Azza wa Jalla yang kuasa menjaga iman kita sampai nanti ajal menjemput.

Semoga apa yang saya tuangkan dalam tulisan ini bisa menambah kekuatan ikhtiar saya sebagai hamba-Nya yang memantaskan diri seperti maunya Allah SWT dan mohon ma'af jika tulisan ini membuat hati sahabat literasi ada yang tidak berkenan. Semua yang tertulis adalah semata petunjuk Allah SWT dan kekeliruan adalah kefakiran ilmu saya. Semoga Allah SWT memberkahi kita semua, Aamiin.

Terima kasih.

#######END

Bionarasi :

Windar Deyuar adalah nama pena seorang Winda Fitri Yantie yang dilahirkan di Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan pada tanggal 19 Desember 1969.

Winda menikah dengan Mohamad Daroini yang berasal dari Kota Blitar Jawa Timur pada tahun 2001.

Mereka dikaruniai tiga orang anak, yakni :

1. Muhammad Jade Wardana (2002).

2. Ayu Pramestie (2003).

3. Muhammad Windardi Winata (2006).

Karya Winda yang sudah dibukukan adalah :

1. Antologi Bertahan Dalam Keadaan Yang Paling Brutal.

2. Antologi My Support System.

3. Antologi Ketika Tulang Rusuk Menjadi Tulang Punggung 2 (KTRMTP2).

4. Antologi Muslimativator.

5. Antologi Puisi dan Quote Ibu (proses).

6. Antologi Cernak Realise (proses).

7. Antologi Di ujung Penantian : Mutiara Hikmah (proses).

8. Antologi Memoar : Orang Yang Berjasa Dalam Hidupku (proses).

9. Buku Solo : Positive Action (proses).

10. Buku Solo : Menanti Hikmah Bidadari GeMAH (proses).

Kontak person Winda :

WA. 0857-5203-0608

FB . Winda Fitri Yantie.

YouTube. Windar Deyuar

Telegram. Windar Deyuar Spirit.

#######

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun