Mohon tunggu...
Winda AdisyaYusup
Winda AdisyaYusup Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNJ

Assalamualaikum

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Meningkatnya Kejenuhan Siswa pada Saat Pembelajaran Jarak Jauh

31 Oktober 2022   18:30 Diperbarui: 31 Oktober 2022   18:33 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Yaitu dengan memanfaatkan platform media sosial yang ada, dapat memberikan pelajaran inovative. Tetapi pembelajaran daring ini juga tidak seluruhnya dapat dilaksanakan dengan efektif, beberapa kekurangan terjadi di dalmnya. Meskipun solutif, transformasi sistem pembelajaran jarak jauh bukanlah solusi tanpa masalah. Berbagai hambatan dan tantangan harus dihadapi, baik oleh siswa, guru, maupun pengelola sekolah dalam menjalani sistem pembelajaran jarak jauh (Crawford, ButlerHenderson, Rudolph, & Glowatz, 2020 dalam Galuh Prawitasaei dan Fathur Rahman, 2020).

Sebuah studi tentang persepsi guru terhadap pembelajaran di era pandemi menemukan bahwa hambatan utama dalam sistem pembelajaran jarak jauh bersumber dari siswa yang belum memiliki pengetahuan maupun kemampuan yang memadai dalam menggunakan aplikasi-aplikasi pembelajaran jarak jauh (Mailizar et al., 2020 dalam Galuh Prawitasaei dan Fathur Rahman, 2020). Hal tersebut menyebabkan adanya gangguan pada aspek psikologis, hal tersebut dikarenakan tidak efektifnya penerapan pembelajaran jarah jauh di beberapa tempat pendidikan.

Karena karantina yang berkepanjangan dan penutupan sekolah, Adnan dan Anwar (2020) meneliti bahwa 71.4% siswa merasa sistem pembelajaran konvensional lebih memotivasi dibanding pembelajaran jarak jauh. Padahal, aspek motivasi menjadi sumber daya siswa yang paling krusial dalam konteks belajar karena berkaitan dengan subjective well-being siswa dan rendahnya tingkat kejenuhan siswa (Pisarik, 2009 dalam Galuh Prawitasaei dan Fathur Rahman, 2020).

Kejenuhan belajar atau academic burnout didefinisikan sebagai suatu kondisi di saat siswa mengalami kelelahan emosional (emotional exhaustion), skeptis (cynicism), ketidakberartian (meaninglessness), dan ketidakmampuan (incompetence) terhadap performa belajarnya (Salmera-Aro, 2017; Sulea, et al. 2015; Walburg 2014 dalam Galuh Prawitasaei dan Fathur Rahman, 2020). Kejenuhan belajar merupakan sekumpulan gejala psikis yang dialami siswa sebagai akibat dari adanya tekanan akademik yang kronis (Kim, Kim, & Lee, 2017 dalam Galuh Prawitasaei dan Fathur Rahman, 2020). Menurut para ahli kejenuhan belajar menjadi salah satu faktor yang berkaitan penting dengan performa akademik dan kesejahteraan psikologis siswa (Salanova, Schaufeli, Martnez, & Bres, 2010 dalam Galuh Prawitasaei dan Fathur Rahman, 2020).

TEMUAN DAN ANALISIS

Kejenuhan belajar didefinisikan sebagai serangkaian sindrom psikologis akibat tekanan jangka panjang dalam menghadapi stres akademik yang tidak teratasi (Lee et al., 2010). Kejenuhan belajar dapat digolongkan sebagai suatu masalah yang serius yang ditandai dengan munculnya perasaan lelah, sinisme, dan perasaan tidak mampu terhadap tugas-tugas akademik di sekolah (Salmela-Aro et al., 2009). Sebagaimana kejenuhan dalam konteks pekerjaan, kejenuhan belajar dapat dikonseptualisasikan ke dalam tiga dimensi: kelelahan emosi (emotional exhaustion), sinisme (cynicism), dan ketidakmampuan akademik (academic inefficacy) (Schaufeli, Martinez, Pinto, Salanova, & Bakker, 2002; Shin, Puig, Lee, Lee, & Lee, 2011 dalam Galuh Prawitasaei dan Fathur Rahman, 2020). Kelelahan emosi merujuk pada kondisi hilangnya energi dan kelelahan fisik dan psikis akibat tuntutan akademik yang luar biasa. Sinisme dicirikan dengan kondisi di mana siswa kehilangan minat untuk belajar dan tidak memandang pelajaran maupun tugas di sekolah sebagai sesuatu yang bermakna untuk mereka. sikap negatif dan menarik diri dari berbagai tugas sekolah. Adapun aspek ketidakmampuan akademik berkaitan dengan perasaan ketidakmampuan yang dirasakan siswa (Christy, Sahrani, Heng, 2019; Noh, Seong, & Lee, 2020 dalam Galuh Prawitasaei dan Fathur Rahman, 2020).

Berdasarkan penelitian terlebih dahulu di salah satu SMA yaitu SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta merupakan salah satu dari sekian banyak sekolah di Indonesia yang turut terdampak pandemi Covid-19. Pembelajaran dengan sistem jarak jauh dimulai secara daring tepat pada saat pelaksanaan Penilaian Tengah Semester (PTS) Genap Tahun Ajaran 2019/2020 dan masih berlanjut hingga Tahun Ajaran 2020/2021. Sistem pembelajaran jarak jauh di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta memanfaatkan aplikasi Google Classroom dalam pemberian tugas-tugas dari guru kepada siswa serta Google Meet dalam penyampaian materi secara tatap muka virtual. Berdasarkan amatan Guru Bimbingan dan Konseling terhadap performa belajar siswa selama masa pembelajaran jarak jauh, siswa mulai menampakkan gejala-gejala kejenuhan belajar pada paruh semester. Gejala yang dimaksud, seperti banyaknya siswa  yang absen pada penyelenggaraan kelas virtual melalui Google Meet serta banyaknya tugas yang belum dikerjakan siswa melewati batas waktu yang ditetapkan oleh guru mata pelajaran. Gejala ini diperkuat dengan hasil studi pendahuluan melalui metode sebar angket kejenuhan belajar yang menunjukkan bahwa 95 dari 132 siswa kelas XI (atau sekitar 72%) ternyata memiliki tingkat kejenuhan belajar di atas skor median atau tergolong tinggi (Galuh Prawitasari dan Fathur Rahman, 2020).

Permasalahan tersebut dapat berdampak buruk bagi dunia pendidikan terutama pada peserta didik. Dengan adanya kejenuhan dalam belajar dapat menurunkan kompetensi siswa dan juga akademik maupun non akademik. Oleh karena itu permasalahan ini bukan lah masalah yang sepele, perlu beberapa upaya untuk mengatasi permasalah tersebut.

Permasalahan seperti ini dapat dikaji dalam rumpun ilmu sosial, dimana yang tidak lain objek kajiannnya adalah masyarakat. Dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan, kita dapat menggunakan tiga dimensi utama yakni dimensi ruang, waktu  dan nilai/norma. Seluruh konsep dasar yang terkandung dalam ilmu-ilmu sosial di atas saling memiliki hubungan dalam kehidupan manusia. Manusia sebagai salah satu makhluk ciptaan Tuhan senantiasa berhadapan/berhubungan dengan dimensi-dimensi ruang, waktu, dan berbagai bentuk kebutuhan (needs) serta berbagai bentuk peristiwa baik dalam skala individual maupun dalam skala kelompok (satuan sosial). Terdapat relasi, relevansi, dan fungsi yang cukup signifikan seluruh ilmu-ilmu sosial tersebut untuk memecahkan masalah-masalah manusia.

Dalam dimensi ruang, permasalahan ini terjadi di seluruh belahan dunia. Virus Covid-19 memberikan dampak yang besar terhadap seluruh aspek termasuk pendidikan. Dengan begitu perubahan sistem pembelajaran dari tatap muka menjadi dalam jaringan menyebabkan permasalahan pada psikis anak. Dalam dimensi waktu, pembelajaran jarak jauh ini terjadi cukup lama. Hal tersebut menyebabkan kejenuhan terhadap siswa karena mereka tidak bisa berkomunikasi dan berinteraksi langsung dalam melakukan pembelajaran.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, sekolah yang memiliki banyak sekali tuntutan akademik, berbagai sumber daya internal maupun eksternal siswa dapat memainkan peranan yang penting dalam menahan dampak stresor dan kejenuhan belajar pada siswa. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa sumber daya eksternal, seperti iklim sekolah yang positif, pemberian motivasi yang bagus dari sekolah, dan adanya dukungan sosial dari guru, teman, maupun keluarga, dapat memberikan dampak yang positif dalam mencegah terjadinya kejenuhan belajar (Salmela-Aro, Kiuru, Pietikinen, & Jokela, 2008; Shin, Lee, Kim, & Lee, 2012). Peneliti lainnya juga mengungkap faktor-faktor internal, seperti gaya menyelesaikan masalah (coping styles) dan self-esteem sebagai variabel-variabel yang berkorelasi terhadap kejenuhan (Schaufeli, 2003). Beberapa karakteristik personal tersebut membantu siswa dalam menghadapi tuntutan akademik yang tinggi (Lee, Lee, Lee, & Lee, 2019 dalam Galuh Prawitasaei dan Fathur Rahman, 2020).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun