Sabtu, 10 Juni 2023 tepatnya di Museum Tsunami Aceh Kota Banda Aceh digelar Festival Ornamen Aceh, kegiatan ini digagas oleh Iskandar melalui Komunitas Aceh Rakitan bekerjasama dengan penggiat/komunitas budaya yang peduli sejarah Aceh seperti MAPESA (Masyarakat Peduli Sejarah Aceh), Pedir Museum beserta komunitas lainnya. Kegiatan ini juga didukung oleh Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah I Aceh.
Tentunya kegiatan ini menarik perhatian masyarakat baik seniman, mahasiswa, guru, siswa dan masyarakat umum. Karena ini kali pertama Festival Ornamen di Aceh. Melalui Festival Ornamen Aceh berlangsung sampai 13 Juni 2023 disuguhkan beberapa kegiatan mulai dari demo lukisan ornamen di baju panitia, pameran ornamen, seminar, workshop dan tentunya terjadi diskusi para pemikir budaya di lokasi tersebut.
Melalui seminar ornamen Aceh menghadirkan 3 narasumber yang merupakan penggiat budaya, peneliti, dan akademisi memaparkan sejarah perkembangan ornamen Aceh, kondisi ornamen Aceh saat ini dan karya masa depan ornamen Aceh. Tidak hanya itu di workshop mengajak anak-anak muda membuat ornamen Aceh dengan cara diukir dan anyam.
Sementara itu di pameran menampilkan karya-karya ornament Aceh mulai dari ornamen tradisonal yang umurnya sudah ratusan tahun seperti batu nisan, ukiran kayu sisa rumoh Aceh yang sudah rubuh, kerajinan, anyaman, sulam dan sebagainya. Kemudian menampilkan desain-desain ornamen Aceh di atas kertas dibingkai dengan kaca dibuat oleh seniman Aceh. Untuk melihat perkembangnya pameran tersebut juga menampilkan karya seni modern yang idenya bersumber dari Ornamen Aceh.
Melalui kegiatan tersebut publik disuguhkan suatu cerita atau sejarah panjang perkembang ornamen di Aceh. Ornamen menjadi salah satu identitas budaya dalam masyarkat, setiap ukiran yang dinukilkan memiliki simbol menggambarkan sosial budaya masyarakatnya. Festival ini diharapkan membangkitkan kembali kepedulian generasi budaya terhadap budaya bangsa khususnya budaya Aceh.
Ansar Salihin, M,Sn
Penggiat Seni, Peneliti Budaya & Penulis buku ragam hias Aceh (Kerawang Gayo & Mesikhat Alas)
