Mohon tunggu...
wina febrian
wina febrian Mohon Tunggu... -

accounting

Selanjutnya

Tutup

Politik

Stop: Menghujat Sesama Anak Bangsa

19 Juni 2014   14:16 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:09 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

GARUDA PANCASILA

MILIK SELURUH RAKYAT INDONESIA

BUKAN MILIK GOLONGAN /PERORANGAN

www.republika.com

saya sangat prihatin dengan artikel-artikel yang bernuansa politik. semua pihak merasa benar dengan pendapatnya masing-masing. seolah-olah satu pihak dikatakan kubu jahat. dan kubu lain dianggap baik. bahkan media televisi dan media cetak berlomba menjual dukungan kepada pasangan capres-cawapresnya

andaikan seluruh anak bangsa bisa mengerti dan memahami seluruh makna dan arti dari pancasila, pastilah setiap pihak akan saling menghargai dan menghormati.  indonesia ialah bangsa besar, indonesia dibangun berdasarkan perbedaan yang di ikat atas nama bhineka tunggal ika

lihatlah burung garuda sebagai lambang negara. bukan berarti hanya gambar semata. tapi penuh makna dan arti dalam perjuangan seluruh bangsa indonesia dari segala bentuk penjajahan asing kepada indonesia.

PEMILU merupakan sebuah cara memilih pemimpin untuk memilih pemimpin bangsa. tapi janganlah PEMILU menjadi ajang hujat menghujat sesama anak bangsa. saya sangat sedih dan miris hati melihat situasi rakyat indonesia yang saling antipati hanya dikarenakan berbeda pandangan politik

demi meraih suara satu golongan. maka golongan yang lain dijadikan komoditi untuk jadi bahan penghinaan.nama-nama agama dijual dan dibawa tanpa mengerti arti dan eksistensinya. suku tertentu dibanggakan dan suku yang lain tidak diperhatikan.

pemimpin indonesia bukanlah eksklusif hanya untuk golongan / agama / suku tertentu , pemimpin indonesia ialah pemimpin seluruh rakyat indonesia dari sabang sampai merauke.

perlulah kiranya semua rakyat indonesia memahami secara mendalam arti dari sebuah demokrasi. perlulah kiranya kita semua berpikir dewasa dan bersikap dewasa dalam memandang PEMILU yang akan digelar dalam waktu yang dekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun