Mohon tunggu...
WIMA Harsono
WIMA Harsono Mohon Tunggu... Pemerhati Lingkungan, Sosial, Politik dan Religi

Pemerhati Lingkungan, Sosial, Politik dan Religi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Posisi Indonesia terhadap BRICS, Sebuah Pertimbangan Strategis

17 Juli 2025   07:44 Diperbarui: 17 Juli 2025   07:44 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image : Koleksi Pribadi

Oleh : Wima Harsono

Seperti diberitakan, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, telah menghadiri hari pertama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 yang digelar di Rio de Janeiro, Brasil, pada Minggu, 6 Juli 2025. 

Sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan anggota G20, Indonesia memiliki bobot strategis yang tidak bisa diabaikan dalam kancah politik global. 

Posisi Indonesia terhadap BRICS, sejauh ini, dapat digambarkan sebagai hati-hati namun pragmatis, mengedepankan prinsip bebas aktif dalam politik luar negerinya.

Prinsip Bebas Aktif dalam Konteks BRICS. 

Indonesia selalu berpegang teguh pada prinsip politik luar negeri bebas aktif, yang berarti tidak memihak blok kekuatan manapun dan secara aktif berkontribusi pada perdamaian dan stabilitas dunia. 

Dalam konteks BRICS, prinsip ini diwujudkan melalui pendekatan yang caksama. Indonesia tidak serta merta menolak gagasan untuk bergabung, tetapi juga tidak terburu-buru untuk menjadi anggota penuh.

Pertimbangan utama Indonesia adalah manfaat konkret yang bisa didapatkan dari keanggotaan BRICS. Ini mencakup potensi peningkatan perdagangan dan investasi dengan negara-negara anggota BRICS, akses ke pembiayaan infrastruktur dari New Development Bank (NDB), serta penguatan posisi Indonesia dalam forum multilateral. 

Namun, Indonesia juga harus mempertimbangkan implikasi geopolitik dan potensi ketegangan yang mungkin timbul dengan mitra-mitra tradisionalnya, terutama dari negara-negara Barat.

Potensi Keterlibatan Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun