Mohon tunggu...
W. Bintang
W. Bintang Mohon Tunggu... Freelancer - Variety Writer

Penulis lepas, memberikan perspektif atas apa yang sedang ramai dibicarakan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bagi Muslim yang Khawatir terhadap Halal-Haram Vaksin: Ada Banyak Alasan Religius untuk Tetap Vaksinasi

25 Maret 2021   14:26 Diperbarui: 25 Maret 2021   17:27 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Vaksin tersandung halal - haram selagi dunia berpacu dengan waktu (Gerd Altmann/Pixabay)

Atas nama "anti-Zionisme", orang-orang mengulangi cercaan yang lazim bahwa orang Yahudi menyebarkan penyakit, sementara seorang pembuat petisi ke pengadilan tinggi Pakistan menuduh bahwa Muslim disuntik tidak hanya dengan DNA babi dan simpanse, tetapi juga microchip yang dapat dilacak.

Skeptisisme politik mewabah di dunia Muslim dan berdampak kepada upaya vaksinasi.

Setidaknya satu teori konspirasi yang melibatkan vaksinasi Muslim memang nyata: operasi tahun 2011 untuk mencari dan membunuh Osama bin Laden di Abbottabad dimulai dengan operasi pengumpulan intelijen CIA yang disamarkan sebagai upaya penyuntikan. Tapi bukan kebetulan bahwa plot tersebut sekarang dihembuskan sama kuat dengan fantasi yang diasosiasikan dengan kultus sekuler seperti QAnon.

Jaringan komunikasi global memungkinkan orang-orang yang gelisah di mana pun untuk berbagi ide yang biasanya mereka anggap paranoid atau konyol. Penolakan vaksin menggambarkan tantangan krusial yang ditimbulkan oleh pandemi ini: meski COVID-19 menghadirkan ancaman universal, kecurigaan mengaburkan upaya bersama untuk lepas darinya.

Padahal, keberadaan vaksin adalah hasil dari kolaborasi multikultural. Perawatan eksperimental yang memuncak pada inokulasi pertama Edward Jenner pada tahun 1796 tumbuh dari pencegahan cacar yang dipelajari dari kekaisaran Ottoman dan China.

Manfaat medis multikulturalisme tidak hanya bersifat historis. Pasangan yang mensintesis vaksin Pfizer / BioNTech keduanya adalah warga Jerman dengan identitas Muslim Turki.

Bukan hal bijaksana menentang vaksinasi sembari membawa identitas Muslim. Terlalu banyak orang yang tertular penyakit karena kekurangan imunisasi sudah tinggal di negara bagian yang mayoritas Muslim, dan meskipun Covid-19 tidak memiliki agama, COVID-19 semakin berat efeknya ditinjau berdasarkan ras.

Penelitian telah membuktikan dengan jelas bahwa orang kulit hitam dan Asia terinfeksi dan dirawat di rumah sakit secara tidak proporsional, dan statistik kematian menunjukkan bahwa mereka lebih mungkin meninggal. Seperti yang sering dikatakan oleh para sarjana syariah, vaksinasi bukan hanya pilihan yang diizinkan bagi umat Islam.

Baca juga: "Akankah Vaksin Menjadi Fase Penutup Serial Drama Pandemi?" oleh Mahir Martin

Vaksinasi membantu melindungi orang lain, sebuah upaya yang bagi Umat Islam disebut fard kifaya - kewajiban kolektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun