Mohon tunggu...
Ndhy Rezha
Ndhy Rezha Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Pemula

Social Argument , better thing

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Permainan Politik dan Pers saat Bencana

25 Januari 2014   14:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:28 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di dunia politik abad ini , peran pers sangat berpengaruh dalam mengubah pandangan masyarakat dalam menanggapi dinamika politik yang sedang terjadi . Tentu saja , sebab pers adalah bagian dari media yang senantiasa menciptakan interaksi sosial kita baik itu secara vertical maupun Horizontal .

Dalam perkembangannya pers sempat berada pada masa dimana keangkuhan pemerintah harus menjadi penjara bagi kebebasan mereka , dan ketika era itu telah berlalu wajah pers mengalami sebuah perubahan besar terlebih atas sikap pers dalam menanggapi dinamika sosial yang terjadi . Seperti saat rakyat sedang dibuat pontang-panting akibat bencana yang melanda di beberapa daerah . Pers selalu ada untuk mengabarkan tentang perkembangan terbaru atas situasi apa yang sedang terjadi .

Bencana yang melanda negara ini sejak Desember 2013 lalu , tentu merupakan ‘sasaran’ utama pers sebagai objek berita yang akan dipublikasikan kepada masyarakat luas . Berita tentang perkembangan bencana dari berbagai daerah seperti Jakarta , Sinabung (Karo , Sumatera Utara)  dan Manado selalu menjadi topik utama meski berita tentang dinamika politik dalam negeri juga tak kalah mendominasi . Bencana dan Politik , wajah pers membuka awal tahun 2014 terkesan menitikberatkan kedua hal ini sebagai objek pemberitaan utama . Terang saja , sebab kedua hal ini lah yang tengah menjadi dinamika paling alot dikalangan masyarakat luas .

Namun ada yang janggal dalam pemberitaan tentang politik dan bencana . Terkadang muncul kesan bahwa kedua hal ini menjadi satu dalam setiap pemberitaan yang muncul . Tidak ada celah untuk coba memisahkan antara keduanya . Pers membuat pandangan kita atas kedua hal ini sebagai satu kesatuan yang saling mengikat antara satu dengan yang lainnya .

Bencana seolah mempengaruhi dinamika politik , atau bahkan menciptakan pandangan baru atas fenomena politik yang sedang terjadi . Politik pula tak kalah berpengaruhnya . Ketika bencana datang politik seolah lahir sebagai solusi praktis untuk menghapus jejak-jejak bencana itu dengan slogan dan janji-janji atas masa depan tanpa bencana .

Salah satu yang unik adalah ketika bencana menjadi sarana kampanye paling efektif dalam menarik simpati masyarakat . Hal ini terjadi di Indonesia sebagai  ‘momentum’ bagi beberapa kalangan politikus atas bencana yang datang tepat di tahun politik . Bencana yang seolah banyak dihiasi simbol-simbol partai kerap menjadi tontonan ‘wajar’ tahun ini .Peran pers dalam manuver politik beberapa kalangan tentu telah menjadi rahasia umum bagi kita semua , ketika bencana terkadang lebih kepada sarana ‘serang menyerang’ ataupun cara tepat untuk membangun sebuah pencitraan positif . Tak ada kritik dari pers atas fenomena janggal ini , kritik justru ditujukan pada hal-hal yang tidak substansif .

Sebagai salah satu contoh , ketika Banjir Jakarata. Pers hadir sebagai DPR dadakan dalam menampung kritik masyarakat atas bencana . Beberapa media cetak maupun elektronik sempat beberapa kali menyoroti pemerintahan Jokowi yang tidak tanggap ataupun kurang melakukan sebuah tindakan preventif yang efektif untuk mencegah banjir di kota Jakarta . Padahal agenda utama Jokowi selama setahun lebih menjabat Gubernur DKI adalah Banjir dan Macet . Jokowi telah cukup maksimal dalam menanggapi kemungkinan banjir yang akan datang , ini terbukti dari dampak banjir yang tak separah tahun 2013 lalu meskipun dengan curah hujan yang lebih tinggi .

Lalu apa pers punya solusi atas bencana ini ?

Contoh lain yang tak kalah anehnya adalah ketika pers menyoroti ‘tenda mewah’ SBY saat berkunjung untuk memantau situasi korban Sinabung . Semewah apapun tenda tetap tenda yang hanya digunakan sementara untuk menginap dan berlindung dari berbagai macam ancaman dari luar . Apalagi faktanya SBY adalah presiden negara ini . Apa ia harus tinggal ditengah-tengah bencana dengan tenda usang ? . Faktanya SBY telah memenuhi tanggung jawab untuk kemudian datang sebagai kepala negara yang simpati atas apa yang terjadi pada rakyatnya .

Beberapa Media seolah mengangkat isu ‘tenda mewah’ sebab tak seperti bencana banjir yang selalu ada pihak yang dapat disalahkan . Bencana Sinabung yang merupakan bencana alam membuat pers seolah mencari fenomena apa saja yang relevan dengan dinamika politik yang sedang terjadi meski terkesan absurd dan dipaksakan untuk kemudian diberitakan .

Sangat disayangkan ketika informasi dari pers yang begitu diandalkan oleh masyarakat justru memuat hal-hal yang sengaja diciptakan untuk sebuah kepentingan orang-orang tertentu .


Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun