Mohon tunggu...
willemrawung
willemrawung Mohon Tunggu... Guru - Hidup untuk memanusiakan manusia

Kehidupan ada karena cinta dan anugerah maka indahkanlah kehidupan sebelum hati itu padam.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Inkuiri Apresiatif dan Bingkai Visi Guru Penggerak

2 Oktober 2021   21:54 Diperbarui: 2 Oktober 2021   22:02 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Syukur dan pujian dipanjatkan kepada Tuhan atas segala kuasa dan penyelenggaraanNya sehingga sebagai CGP saya dapat melewati minggu ini dengan baik. Ada begitu banyak hal menarik yang saya alami pada minggu ini yang dapat saya sebut sebagai minggu peralihan materi dari visi guru penggerak ke materi selanjutnya yaitu membangun komunitas praktisi. Jika sebagai CGP sudah memahami visi atau mimpi di masa yang akan datang dan dibantu melalui pendekatan Inkuiri Apresiatif dengan metode BAGJA, maka pada lokakarya 2 yang diselenggarakan pada hari Jumat, 1 Oktober 2021 di hotel IBIS Manado tema selanjutnya 1.4. yaitu Komunitas Praktisi mulai diterangkan oleh Pengajar Praktik sebagai pengenalan.

Pada minggu ini saya menggunakan refleksi dengan model Discroll setelah pada minggu lalu menggunakan metode 5R. Metode Discroll diadaptasi dari refleksi yang digunakan pada praktik klinis oleh Driscoll & Teh tahun 2001. Model ini dikenal dengan nama model "What" yang terdiri dari 3 bagian penting, tetapi dapat dikembangkan dengan berbagai variasi tergantung detail pertanyaan yang dipilih. 3 bagian tersebut yaitu: What (deskripsi dari peristiwa yang terjadi), So What (analisis dari peristiwa yang terjadi), Now What (tindak lanjut dari peristiwa yang terjadi).

Minggu ini kegiatan Lokakarya adalah peristiwa yang sangat berkesan. Mengapa? karena dapat bertemu secara langsung dengan teman-teman CGP dan PP di tempat pelaksanaan. Materi minggu ini juga sangat menantang karena berhasil mengeluarkan kualitas diri saya dalam hal merumuskan dan menentukan skala prioritas melalui nilai dan peran guru penggerak yang kemudian dituangkan melalui visi guru penggerak.

Visi impian saya sebagai CGP adalah "Mewujudkan Komunitas Belajar yang Bahagia, Berkarakter dan Berbudaya sehingga dapat berkontribusi terhadap perkembangan ilmu dan Teknologi." Visi ini saya tuangkan karena mempertimbangkan kekuatan yang dimiliki oleh sekolah saya di SMAS Rex Mundi Manado. Ketika visi ini saya sampaikan kepada rekan-rekan guru mereka sangat mendukung. Bahkan rekan guru lain mengatakan sejak dulu mereka memiliki impian bahwa murid datang ke sekolah dalam perasaan bahagia, berkarakter Profil Pelajar Pancasila dan Berbudaya.

Rekan guru saya, ibu Deetje sangat termotivasi dan mendukung apa yang menjadi visi impian saya dan berharap segera diterapkan aksinya di sekolah. Hal ini disampaikan ketika wawancara dengan Pengajar Praktik (PP) saat kunjungan PP di sekolah kami untuk melihat sejauh mana CGP berkontribusi terhadap sekolah melalui pendidikan calon guru penggerak. Siswa yang ditemui ketika proses belajar dilakukan secara luring di sekolah juga mengatakan bahwa mereka terbantu dengan pembelajaran yang saya praktekkan. Seperti kata Ryan, dirinya mulai percaya diri dan secara mandiri dapat mengungkapkan pendapat pribadi ketika saya mengajar tanpa merasa takut. William mengatakan bahwa nilai Profil Pelajar Pancasila seperti beriman dan bertaqwa kepada Tuhan, mandiri dan kreativitas semakin berkembang karena tuntunan dari saya sebagai guru ketika mengajar.

Perasaan saya ketika mendengar kesaksian baik dari rekan guru maupun siswa sungguh tersentuh. Ternyata apa yang saya ajarkan dan tanamkan dilakukan dengan penuh tanggung jawab oleh murid. Memang ketika mengajar beberapa minggu lalu, saya belum bisa mengatakan bahwa apa yang ajarkan kepada murid langsung dimengerti dan murid dapat mengikuti arahan. Tapi pada minggu ini rupanya hasil tempa sebagai CGP dan pendalaman materi tentang Profil Pelajar Pancasila mulai membuahkan hasil. Hal ini didapat berdasarkan kesaksian dari rekan guru dan murid. Akibatnya, ketika selesai mendengar kesaksian mereka, saya sungguh terpacu untuk semakin memberikan yang lebih baik lagi. Nilai-nilai sebagai guru penggerak tetap akan saya tanamkan kepada siswa sesuai dengan nilai filosofis dari KHD.

Apa yang saya rasakan pasti hampir sama dengan yang dialami oleh guru lain sesama CGP ketika mendapati murid mempratekkan nilai-nilai karakter. Bahkan ada murid yang mengatakan bahwa mereka senang mengikuti pelajaran saya, karena pelajaran berlangsung dalam suasana menyenangkan. Teman sekelas pun merasa bahagia. Menurut Raelani salah satu murid di kelas XII IPA merasa termotivasi untuk berpikir kreatif dan inovatif karena belajar tidak tegang dan tidak ada perasaan takut. Justru Raelani dapat mengalami dengan baik apa artinya Merdeka Belajar. Dia merasa bahwa dirinya juga adalah sumber belajar ketika mengungkapan dari sudut pandangnya sendiri tentang materi yang diajarkan. Dulunya Raelani takut berbicara atau mengungkapkan pendapat, tetapi sekarang sudah mandiri dan dapat berpikir kreatif. Sebagai guru saya memberi kebebasan dan kepercayaan untuk mengungkapkan dari pemahaman siswa sendiri tentang materi yang dipelajari.

Hal yang berubah dari diri saya ketika mendengar bahwa guru dan murid mengalami perubahan membuat saya semakin peduli dengan murid. Bersikap rendah hati dan menerima murid kelebihan maupun kekurangan mereka. Tidak menghukum dan tidak memaksa, tetapi menuntun dan memberi arahan secara bijaksana ketika mereka mengalami masalah belajar atau masalah lainnya. Saya semakin terpacu untuk mempratekkan nilai Profil Pelajar Pancasila dan secara kolaboratif mulai mengaplikasikan nilai dan peran guru penggerak di lingkungan sekolah dan dalam proses belajar mengajar.

Adapun tindak lanjut yang akan saya lakukan sehubungan dengan proses yang sudah dilewati selama seminggu ini adalah mengaplikasikan dalam tugas dan tanggung jawab saya sebagai guru di sekolah. KHD mengatakan bahwa "Anak-anak tumbuh dan hidup sesuai dengan kodratnya. Guru hanya merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu." Tolak ukur pemahaman ini adalah murid memiliki perasaan nyaman dan bebas belajar. 

Tindak lanjut pertama yang saya lakukan adalah bekerja sama dengan aset yang menjadi kekuatan sekolah. Langkah awal yaitu bekerja sama dengan kepala sekolah mensosialisasikan visi saya sebagai guru penggerak kepada rekan guru dan murid. Visi bahagia seperti memastikan siswa datang ke sekolah dalam keadaan tidak tertekan, senang dan tidak terbebani. Tidak ada hukuman dan paksaan, yang ada semua Merdeka Belajar. Berkarakter melalui contoh sehari-hari bagaimana menjunjung tinggi nilai Profil Pelajar Pancasila. Berbudaya dengan cara menghargai budaya yang ada.

Saya pun sadar bahwa untuk melakukan hal ini perlu pendekatan. Pendekatan yang saya buat yaitu mengikuti alur tahapan BAGJA dan memastikan semua memiliki pemahaman positif. Dengan berpikir positif semuanya akan berjalan pada rel yang semestinya. Karena semua dihargai, dihormati dan diakui keberadaannya. Diskusi dengan rekan guru saya rasakan manfaatnya. Rekan guru akan tergerak dan mengikuti alur pemahaman dan tindakan yang kita lakukan apabila mereka dihargai, dihormati, didekati secara pribadi. Kita tidak mampu mempengaruhi semua rekan guru sehingga langsung berubah perilakunya sesuai dengan nilai dan peran guru penggerak. Tetapi sekurang-kurangnya mereka sudah memiliki pemahaman dan dapat merubah mindset mereka tentang pola pendidikan tradisional dan perlahan-lahan dapat meresapi pola pendidikan Merdeka Belajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun