Mohon tunggu...
Wilkar Loisoklay
Wilkar Loisoklay Mohon Tunggu... Jurnalis

Saya seorang jurnalis sekaligus pengajar Pendidikan Pancasila pada tingkat sekolah menengah. Berminat pada politik, agama, hukum, dan filsafat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sebuah Buku Dipinang Tadi Sore

16 Februari 2025   23:57 Diperbarui: 17 Februari 2025   07:49 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku  "Anak Berkebutuhan Khusus" yang ditulis oleh Prof. Dr. Martini Jamaris, M.Sc.Ed.

Sebuah buku dipinang dari toko buku tua di Kampung Ilmu yang berlokasi di Jl. Semarang, Surabaya. Buku dengan sampul yang didominasi warna oranye itu diberi judul "Anak Berkebutuhan Khusus".  Mengapa dipinang dan untuk siapa buku itu dipinang adalah pertanyaan sederhana dan biasa yang mengarahkan tulisan ini pada penjelasan panjang lebar tentang proyek besar dan berkelanjutan yang dimulai bertahun-tahun lalu dan terus berlanjut hingga saat ini di SMP St. Carolus Surabaya.

Proyek itu disebut HSG, kependekan dari hari studi guru. Hari studi guru berarti hari khusus bagi guru untuk belajar bersama tentang hal baru atau mendalami berbagai hal yang sudah lama diketahuinya berkaitan dengan profesinya sebagai guru. Hubungan buku bersampul oranye itu dengan HSG terletak pada apa yang terkandung di dalamnya.

Buku yang diberi judul "Anak Berkebutuhan Khusus" itu berisi panduan tentang bagaimana seorang guru dapat memberikan intervensi pelayanan dan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus sejak dini. Isi buku ini membuat seorang rekan guru di bidang Bimbingan Konseling (BK) tertarik untuk memilikinya. Jadi, sore tanggal 16 Februari 2025, saya berkendara selama kurang lebih 18 menit, sejauh 10km dari sebuah rumah kost dua lantai di daerah Surabaya Barat yang saya tempati sejak akhir 2022 lalu, menuju Kampung Ilmu untuk meminang buku langka itu.

Keinginan rekan saya untuk memiliki buku bersampul oranye itu tidak semata-mata karena kandungan bukunya, tetapi juga didorong oleh kebutuhan untuk mempelajari dan pada gilirannya akan berbagi isi buku itu dalam kegiatan HSG yang dilaksanakan setiap bulan di SMP St. Carolus Surabaya. HSG dilakukan secara rutin mengingat pentingnya pengembangan kompetensi oleh seorang guru.

SMP St. Carolus secara aktif mengupayakan terciptanya sekolah yang ramah anak. Upaya ini harus didukung dengan mempersiapkan pengajar. Pengajar perlu dilengkapi dengan kompetensi yang dibutuhkan selain faktor sarana pembelajaran yang memadai. Keseriusan SMP St. Carolus untuk aktif mengupayakan terciptanya sekolah ramah anak sejalan dengan panggilan iman umat Kristiani yang diajarkan dalam injil.

Injil Matius pada pasal ke-18 ayat 5 dan 6 merekam sabda Yesus Kristus tentang bagaimana seorang Kristiani harus bersikap terhadap anak-anak. Begini bunyi sabda Yesus Kristus sebagaimana yang tercatat dalam Injil Matius pada pasal ke-18 ayat 5 dan 6

"Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut"

Bagian injil yang dikutip ini menunjukkan keseriusan visi Yesus Kristus bagi anak-anak. Seorang anak harus disambut dengan baik oleh seorang Kristiani sebagaimana ia menyambut Tuhannya, dan konsekuensi akibat melalaikan panggilan ini tentu berat, mengingat Yesus Kristus menyampaikan bahwa adalah lebih baik bagi orang yang menyesatkan anak-anak bila batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ditenggelamkan ke dalam laut. Ini adalah sebuah kiasan yang menggambarkan betapa serius konsekuensi dari pengabaian terhadap panggilan untuk menciptakan dunia yang ramah anak

Kegiatan Upacara Bendera di SMP St. Carolus Surabaya
Kegiatan Upacara Bendera di SMP St. Carolus Surabaya

SMP St. Carolus terlibat aktif dalam upaya menciptakan dunia yang ramah anak, dimulai dari sekolah. Dimulai dari penyesuaian sarana-prasarana sekolah, pengembangan kompetensi pengajar melalui berbagai pelatihan dan sosialisasi secara terus menerus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun