Malang – Dalam upaya mendukung pertanian berkelanjutan, mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) yang tergabung dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Magang 2025 memperkenalkan inovasi galengan sehat berbasis jamur entomopatogen (EPF) kepada petani Dusun Dermo, Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Program ini bertujuan untuk mengatasi serangan hama yang selama ini menjadi momok bagi petani, sekaligus mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia sintetik.Â
Dusun Dermo dikenal sebagai wilayah penghasil tanaman hortikultura. Namun, serangan berbagai hama yang kerap muncul menjelang musim panen menyebabkan kerugian. Penggunaan pestisida kimia yang berlebihan tidak hanya menimbulkan resistensi hama tetapi juga berdampak negatif pada lingkungan dan kesehatan.Â
"Kami sudah lelah bergantung pada pestisida kimia. Jika ada solusi alami yang efektif, kami sangat terbuka," ungkap Bapak Prayit (50), ketua kelompok tani Dusun Dermo.Â
Berdasarkan permasalahan ini, tim KKN UB bersama mahasiswa magang di bawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Aminuddin Afandhi, M.S., mengembangkan galengan sehat berbasis jamur EPF. Jamur Beauveria bassiana dan Metarhizium anisopliae yang diisolasi dari tanah galengan dijadikan sebagai agen hayati pengendali hama alami.Â
Program ini dilaksanakan dalam tiga tahap utama:Â
1. Isolasi Jamur: Jamur EPF diisolasi dari tanah galengan menggunakan ulat hongkong sebagai media uji.Â
2. Perbanyakan Jamur: Jamur diperbanyak dengan media nasi setengah matang untuk menghasilkan biakan yang siap diaplikasikan.Â
3. Aplikasi di Lapangan : Jamur diaplikasikan pada galengan dan pangkal tanaman melalui media tanam dan semprotan.Â
Selain itu, tim juga memberikan edukasi kepada petani mengenai cara mengamati gejala infeksi jamur pada hama, teknik penyimpanan kultur jamur, serta pembuatan pestisida hayati mandiri.