Mohon tunggu...
Wildan Rizky M
Wildan Rizky M Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Bahasa Indonesia Universitas Majalengka

Mahasiswa semester 5

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Analisis Wacana Feminisme dalam Berita Online Kompas.com

20 Januari 2022   13:13 Diperbarui: 20 Januari 2022   13:16 976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

3. Berita online kompas.com edisi jumat, 24 Desember 2021

  • Analisis wacana pada judul berita

"Muntah di Perjalanan, Penumpang Perempuan Ditendang, Dihina, dan Dilecehkan Sopir Taksi Online di Tambora"

 

Strategi wacana yang digunakan pada judul wacana berita kompas.com ialah strategi wacana asimilasi, yaitu suatu strategi yang dalam pemberitaan menyebutkan komunitas atau kelompok sosial seseorang aktor. Kaitannya dengan NT sebagai korban, ia ditampilkan dengan mengacu pada komunitas yang bernama "penumpang perempuan".

Adapun pelaku kekerasan diacukan kepada komunitas yang bernama "sopir taksi online". Hal tersebut mengindikasikan keberpihakan redaksi kompas.com terhadap pelaku dan memarginalkan NT sebagai korban kekerasan oleh sopir taksi online.

  • Analisis wacana pada isi wacana berita

Secara umum strategi wacana yang digunakan pada wacana berita kompas.com ialah strategi wacana nominasi, yaitu suatu strategi wacana yang menampilkan aktor dengan apa adanya. NT sebagai korban kekerasan oleh sopir taksi online ditampilkan secara apa adanya. Bahkan, seluruh isi wacana berita cenderung memihak pada NT karena isi wacana berita ini lebih banyak dikembangkan redaksi kompas.com dari wawancara dengan NT sebagai korban. Beberapa kutipan yang berkaitan dengan hal tersebut sebagai berikut:

"Memang di mobil itu saya memang agak 'naik' gitu, saya sudah bilang sama abangnya, 'mas saya boleh minggir dulu enggak?', tapi mas itu enggak ladenin,"

 

"Makanya saya sudah enggak bisa nahan lagi, langsung buka jendela dan langsung muntah. Posisinya, sama sekali engga mengenai sisi dalam mobilnya, cuma di body depan (mobil) saja,"

 

Berdasarkan pernyataan dari NT bahwa ia merasa bersalah, kemudian NT menjanjikan akan mengganti rugi biaya kebersihan mobil tersebut. Lalu setibanya di lokasi tujuan, NT memberikan uang tunai Rp 100.000 kepada sopir. Namun, sopir tidak terima, ia meminta uang ganti rugi tersebut sebesar Rp 300.000. Sopir yang tidak terima, memaksa NT untuk membayar Rp 500.000, kemudian sopir mulai mengancam saudaranya NT pun dan sopir sempat merangkul saudaranya itu. Berikut ini kutipan pernyataan NT mengenai kronologis kekerasa yang dialaminya:

"Saya dipegang, dipegang dagunya gitu. Terus saya dipegang-pegang di area pundak, area bahu, terus dirangkul, dipeluk"

 

"Sampai saya bilang 'jangan pegang-pegang saya mas'. Lalu dia enggak terima. Seketika sopir pun menampar saya sesaat setelah menepis tangan si sopir. Tak terima ditampar, NT dan saudaranya pun melakukan perlawanan balik dengan memukul si sopir. Perkelahian pun tak terelakan. Si sopir kemudian membalas pukulan dengan menendang perut NT. Hingga warga akhirnya datang untuk melerai perkelahian. Sopir yang hendak pergi pun kembali ditahan oleh warga untuk menyelesaikan masalah."

Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa aktor NT posisinya tidak dimarginalkan di dalam isi wacana berita.

Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pemberitaan kompas.com mengenai marginalisasi perempuan pada berita yang berjudul 1) perempuan dibunuh mantan suami, sempat dikubur di rumah sebelum mayatnya dibuang, 2) modus seorang dukun cabuli 3 perempuan di Sanggau Kalbar, 3) muntah di perjalanan, penumpang perempuan ditendang, dihina, dan dilecehkan sopir taksi online di tambora pada judul berita menggunakan strategi wacana asimilasi, yang dalam pemberitaannya menyebutkan komunitas atau kelompok sosial seseorang aktor bukan nama aktor dari berita tersebut. Kemudian pada isi berita redaksi kompas menggunakan strategi wacana nominasi, yaitu strategi wacana yang menampilkan aktor dengan apa adanya. Dari ketiga berita tersebut judul berita memarginalkan aktor tetapi pada isi berita aktor perempuan tidak dimarginalkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun