Mohon tunggu...
Wildan Romadhon
Wildan Romadhon Mohon Tunggu... Freelancer - Ga ada keterangan apapun.

Freelancer yang senang membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kisah Cinta Layla dan Majnun yang Tidak "Easy Come Easy Go"

10 Juli 2020   21:01 Diperbarui: 11 Juli 2020   05:53 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi sepasang kekasih. (sumber: pixabay)

Ngomongin soal cinta: Saya haqqul yaqin yang lebih antusias, ya pastinya kalangan anak muda (pada umumnya).

Di era yang sudah "hyper-modern" ini, menurut saya dengan bekal riset "kecil kecilan" yang pernah dilakukan bahwa anak muda jaman sekarang nggak perlu ribet dan "njelimet" lagi untuk mendapatkan seorang kekasih, karena hal demikian sudah ditunjang oleh alat teknologi komunikasi yang super canggih.

Misalnya, pada saat kita melakukan PDKT (pendekatan) kepada lawan jenis, wuishhh... dengan mudahnya kita hanya toh memainkan jari saja di smartphone milik masing masing untuk berkomunikasi (tanpa menunggu lama!) melalui aplikasi media sosial kekinian, termasuk aplikasi "cari jodoh".

Sembari duduk santai, bahkan bisa juga dengan rebahan, sudah membuat kita "kemungkinan besarnya" mendapatkan seorang kekasih, ya minimal, mentok mentok bisa lah untuk menemani jalan jalan saat malam mingguan.

Pencapaian yang fantastis pada jaman sekarang!

Dengan riset "kecil kecilan" juga akan saya gambarkan secara singkat siklus PDKT anak muda jaman sekarang, kira kira begini dalam media sosial: Stalking - saling DM (direct message) atau bisa berawal dari berbalas komentar - kenalan - minta nomor wasap - chattingan - mulai nyaman - melakukan kesepakatan untuk berpacaran.

Berawal dari stalking sana sini di dunia maya untuk ajang "seleksi kandidat kekasih" (ini berlaku bagi laki laki dan perempuan!), memang seperti itu kan? Hayooo ngaku aja deh. Hanya modal kuota doing lho ya. Hahaha...

Oh iya, yang nggak kalah penting juga adalah jurus modus receh ala ala anak muda milenial kebanyakan.

Selain itu, ketahuilah! Ada sisi yang menarik dari siklus cinta anak muda kekinian, yaitu mereka belum saling ketemuan, namun dengan relatif cepat sekali (paling lama kurang lebih sebulan lah) bersepakat untuk pacaran, bahkan ada juga yang langsung ke jenjang pernikahan lho. Edyaaan... Amazing!

Namun di sisi lain, karena mendapatkan seorang kekasih itu terbilang cukup mudah pada "jaman super canggih" ini, maka untuk melepaskannya pun sama. Istilahnya begini "easy come, easy go" mudah datang, mudah juga perginya.

Sebagian besar anak muda jaman sekarang yang mendapatkan pasangannya melalui medsos atau aplikasi "cari jodoh" lainnya, mereka nggak akan bertahan lama dalam menjalani hubungan cintanya. Karena cinta mereka masih berada di tataran cinta: Kalau saya ambil istilah dari filosof Yunani, Ayahanda Plato dalam buku Symposium-nya yaitu "Eros" (cinta jasmaniah, secara "physically").

Eros yang dimaksud Plato yaitu cinta paling dasar, dimana cinta ini hanya pada ketertarikan fisik, cinta yang berorientasi pada pemenuhan hasrat seksual, menekankan keindahan fisik pada objek yang dicintai.

Cinta yang semacam ini: Kalau dalam peribahasa itu "Habis manis sepah dibuang", karena setelah terpenuhinya hasrat seksual dan objek fisiknya sudah nggak lagi indah maka cinta itu akan memudar dan lama lama akan hilang.

Berbeda hal nya dengan kisah cinta antara Layla dan Majnun (Qais) yang nggak "easy come, easy go". Cinta mereka cinta yang Platonis (cinta pada tataran ide, cinta yang murni sepenuhnya), bahkan banyak sastrawan dan tokoh sufi terinspirasi dengan kisah cintanya Layla dan Majnun.

"Kisah Cinta Klasik dari Negeri Timur" tersebut, nggak akan mungkin bisa dilakukan oleh anak muda jaman sekarang dalam menjalani kisah cintanya dengan pasangan masing masing deh. Saya rasa nggak akan kuat, karena yang kuat hanyalah Dilan saja. Eaaa...

Bagaimana mungkin bisa kuat? Yang kalau toh nggak direspon oleh pacarnya di wasap cuma sepuluh menit saja langsung 'ngambek'. Yang kalau pacarnya memliki karakter yang "too good person", dengan segala strategi yang dipunya memanfaatkan situasi yang ada untuk berselingkuh. Huh. Lemah!

Qais yang disebut Majnun (maknanya "gila") itu, memiliki daya cinta yang kokoh, se-kokoh baja. Walau banyak rintangan yang dihadapinya, tetapi cintanya untuk Layla nggak hilang ditelan jaman, begitupun sebaliknya.

Hal gila yang dialami oleh Qais saat jatuh cinta kepada Layla itu, sebab cintanya begitu dalam sedalam palung Mariana dan besar sebesar Planet Jupiter.

Terbukti saat Layla dinikahi oleh Ayahnya dengan laki laki lain (yang bukan Qais). Qais mengalami ke-ambyar-an luar biasa. Perih? Ya sudah pasti!

Namun mengapa jika cinta Layla kepada Qais yang sama sama begitu besar lantas menerima pinangan dari laki laki lain?

Begini para anak muda milenial yang saya hormati: Layla nggak bisa menolaknya lantaran tradisi pada jaman klasik tersebut yang kalau anak perempuan menolak akan dihukum oleh Ayah nya. Itu tradisi klasik lho ya.

Walau sudah menikah, Layla tetap menjaga keperawanannya hingga akhir hayat begitupun juga denga Qais yang menjaga keperjakaannya. Hal tersebut adalah ekspresi atas ketulusan cintanya kepada Qais.

Cinta keduanya nggak "easy come, easy go" seperti anak muda milenial kebanyakan. Mereka tetap saling menjaga perasaannya dan menjaga "mutiara" yang ada pada tubuhnya masing masing.

Qais yang mendengar kabar bahwa Layla menikah dengan laki laki yang bukan dirinya pun nggak mudah berpindah ke lain hati. Nggak lantas menikah dengan perempuan selain Layla. Qais tetap mencintai Layla dengan kesendiriannya sampai ajal menjemputnya.

Yang lebih menariknya lagi dari kisah cinta mereka bahwa Layla yang tutup usia terlebih dahulu dan nggak jauh dari itu Qais pun meninggal dengan permintaan: Qais ingin makamnya berdekatan dengan makam Layla. Luar biasa sekali!

Anak muda jaman sekarang nggak akan kuat deh. Percayalah, hahaha...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun