Mohon tunggu...
Wildan Franditazano Eka R.
Wildan Franditazano Eka R. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo perkenalkan nama saya Wildan Franditazano Eka Riduwan, disini saya berstatus mahasiswa di uin Maulana Malik Ibrahim Malang. Saya memiliki hobi membaca, dan bidang yang saya sukai adalah pendidikan dan arsitektur

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gaya belajar Bersifat Permanen?

31 Oktober 2022   00:10 Diperbarui: 31 Oktober 2022   15:15 700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap manusia memiliki caranya sendiri dalam belajar. Tentu tidak akan sama cara belajar masing-masing orang. Memaksakan gaya belajar orang dengan gaya belajar yang cocok dengan kita, tidak akan membuat orang-orang akan paham. Yang terjadi adalah orang-orang akan kesulitan dalam belajar untuk memahami apa yang mereka pelajari. Orang-orang akan mencapai pemahamannya sendiri dengan cara mereka sendiri.  Ada orang yang hanya membaca langsung paham. Ada juga orang harus mendengarkan musik supaya ia paham. Dan ada juga dengan menggerakkan pensil mereka supaya ia mencapai pemahamannya. Jadi, cara untuk mencapai pemahaman tiap orang berbeda-beda.

Membahas gaya belajar, apa sih gaya belajar? Gaya belajar merupakan cara kita atau jalan yang kita pilih dalam belajar untuk mencapai suatu kepemahaman. Gaya belajar tidak terbentuk dari genetika dan juga tidak tersetting muulai dari lahir. Gaya belajar ini tercipta sesuai dengan gaya atau cara kita memahami suatu materi. Gaya belajar bukan suatu ketetapan, melainkan bisa berubah-ubah sesuai denga materi yang kita pelajari. Seperti kita tidak bisa memepelajari matematika hanya dibaca saja, tetapi untuk mempelajari bahasa Indonesia kita bisa mempelajarinya dengan membaca saja. Jadi gaya belajar ini bisa membantu kita dalam mempelajari suatu materi supaya kita bisa paham.

Dalam gaya belajar, masih belum ada penelitian yang benar-benar valid. Namun, ada beberapa tokoh yang berpendapat mengenai gaya belajar, seperti dalam artikel ini yaitu Barbe dkk (1979). Menurut beliau gaya belajar terbagi menjadi tiga macam, yaitu visual, audiotori, dan kinestetik.

Gaya belajar visual merupakan gaya belajar dengan cara membaca dan melihat. Seseorang yang memiliki gaya belajar ini lebih suka belajar dengan membaca atau melihat untuk bisa memahami suatu materi. Seseorang yang memiliki gaya belajar ini memiliki daya ingat visual yang tinggi. Namun kembali lagi, pemahaman orang berbeda-beda ada yang sekali baca langsung paham dan ada juga yang berkali-kali bisa paham.

Gaya belajar audiotori merupakan gaya belajar dengan cara mendengarkan. Seseorang yang memiliki gaya belajar ini lebih menyukai belajar dengan mendengarkan untuk bisa langsung memahami suatu materi. Mereka memiliki daya ingat pendengaran yang baik. Jadi, hanya dengan mendengarkan suatu materi, mereka langsung dapat memahami suatu materi. Sehingga, mereka ketika dalam diskusi, wawancara, mendapat penjelasan dari pengajar bisa lebih mudah menangkap sesuatu yang disampaikan.

Gaya belajar kinestetik merupakan gaya belajar dengan cara melakukan sesuatu. Seseorang yang memiliki gaya belajar ini, mereka lebih suka belajar dengan melakukan sesuatu untuk bisa memahami suatu materi. Sesuatu tersebut seperti memainkan jari, bermain pulpennya atau yang lain sehingga sesuatu tersebut bisa membantu mencapai pemahaman mereka. Seseorang yang memiliki gaya belajar ini lebih menyukai pembelajaran praktek secara langsung.

Gaya belajar tidak bisa menjadi suatu patokan kesuksesan seseorang, karena gaya belajar ini merupakan cara mereka mencapai sebuah pemahaman. Jadi, mereka mencapai pemahaman dengan cara mereka sendiri-sendiri. Tidak bisa dikatakan bahwa gaya belajar visul lebih efektif daripada yang lain. Karena faktanya gaya belajar terbagi atas kebiasaan manusia dalam mencapai suatu kepahamannya. Oleh karena itu, dengan menggunakan gaya belajar yang mana saja kita bisa mencapai suatu kepahaman tergantung dengan gaya belajar mana yang cocok dengan kita.

Kebanyakan sekolah menerapkan satu gaya belajar yaitu audiotori, siswa dituntut untuk selalu mendengarkan apa yang guru jelaskan. Perlu disadari kembali bahwa setiap siswa memiliki gaya belajar sendiri-sendiri. Guru seharusnya selain memberikan penjelasan juga bisa diselingi dengan pemberian video atau dengan media lainnya, sehingga murid bisa paham dengan materi yang diajarkan dengan menggunakan gaya belajar mereka masing-masing. Dan juga, gaya belajar ini perlu di sesuaikan dengan materi yang disampaikan. Sangat tidak mungkin apabila materi yang diberikan misalnya permainan bola voli, tetapi hanya diberikan penjelasan tanpa adanya praktek. Murid tidak akan mencapai kepemahamannya apabila tidak melakukan praktek.

Oleh karena itu, gaya belajar ini tidak bisa kita tetapkan pada satu gaya belajar. Kita harus bisa menyesuaikannya terhadap materi dan juga memperhatikan gaya belajar murid-murid. Karena pada dasarnya gaya belajar ini membantu guru dalam menyampaikan suatu materi. Dan juga membantu kita dalam mencapai suatu kepemahaman.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun