Mohon tunggu...
Wildan Hilmi
Wildan Hilmi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

I am a marine engineer who excellent at sea. Amiin

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jas Merah

28 Oktober 2012   17:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:17 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Delapan puluh empat tahun sudah sejarah bangsa ini terukir lewat pemuda. Delapan puluh empat tahun sudah ikrar kebangkitan perjuangan pemuda kita peringati. Delapan puluh tahun sudah kita memperingati perjuangan pemuda yang turut mengukir sejarah perjuangan bangsa ini lewat suatu ikrar sakral, ikrar suci, dan ikrar mulia, yakni SUMPAH PEMUDA.
Hari peringatan SUMPAH PEMUDA, lazimnya kita peringati di tiap tahun, merupakan suatu momen yang wajib diperingati oleh seluruh elemen bangsa ini, terutama kalanga pemuda untuk mengingat sejarah perjuangan bangsa ini. JASMERAH ( Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah ) merupakan suatu kutipan yang pas untuk bangsa ini supaya bangsa ini dapat bangkit menuju masa depan cemerlang.
Namun suatu hal yang juga lazim kita tanyakan di tiap peringatan hari besar nasional khususnya di hari Peringatan SUMPAH PEMUDA. Apakah Negara ini sudah memaknai arti SUMPAH PEMUDA ? Apakah pemuda negeri ini sudah menjiwai latar belakang ikrar SUMPAH PEMUDA delapan puluh empat tahun silam ? Apakah pemuda negeri ini sudah mengamalkan isi SUMPAH PEMUDA dalam kehidupan sehari-hari untuk pembangunan bangsa yang lebih baik?
Di era ini, modernisasi-modernisasi banyak kita jumpai. Mulai dari perkotaan hingga pedesaan, mulai dari perkantoran, hingga persawahan. Identifikasi modernisasi yang berkiblat pada westernisasi membuat sebagian besar pemuda negeri ini terlena dalam mengawal kemerdekaan negeri ini. Budaya konsumtif dan hedonis meracuni sebagian besar pemuda negeri ini. Pemuda sebagai harapan bangsa seakan-akan telah tidak relevan lagi di negeri ini. Pergaulan pemuda sekarang yang cenderung mengarah hal-hal hedonis, seks bebas, pornografi, dan konsumsi narkotika sangat kontradiksi dengan isi SUMPAH PEMUDA. Budaya diskusi di kampus yang diharapkan dapat mencetak pemuda-pemuda kampus yang kritis, inovatif, dan peduli terhadap keadaan bangsa seakan-akan sudah hilang ditelan kemewahaan dunia. Apa kata dunia, jika pemuda kampus, yang notabene merupakan kaum elit intelektual sudah tidak lagi memikirkan keadaan bangsa ini ? Apa kata dunia jika mahasiswa, yang notabene merupakan calon pemimpin bangsa hanya memikirkan kehidupan pribadi, kemewahan diri, serta kekayaan diri setelah lulus dari perguruan tinggi ? TUNGGU SAAT KEHANCURAN NEGARA INI
Inikah potret pemuda ? Inikah potret mahasiswa Indonesia ?
Pemuda Indonesia terlahir dengan status yang sangat mulia, pemuda Indonesia terlahir mengemban misi sakral. Tanggung jawab untuk terwujudnya masyarakat adil, makmur, dan sejahtera merupakan tugas mulia yang diamanahkan bangsa ini untuk pemuda Indonesia. Dalam hal ini Mahasiswa. Status mulia mahasiswa sebagai kaum elit intelektual sudah semestinya dimaknai dan dijiwai oleh segenap mahasiswa Indonesia. Tidak banyak pemuda di negeri ini yang mendapat status mahasiswa. Hal ini merupakan suatu alasan mahasiswa menjadi kaum elit. Intelektual mempunyai arti mampu berpikir beda dalam menyikapi keadaan. Berpikir beda mempunyai arti berpikir kritis, berpikir kritis membutuhkan keberanian, baik dalam berpikir maupun bertindak. Hal inilah yang seharusnya ditumbuhkan dalam diri mahasiswa Indonesia. Budaya diskusi sudah seharusnya ditumbuhkan lagi, peraturan represif untuk kehidupan kemahasiswaan oleh pihak birokrasi sudah selayaknya ditentang. Jangan sampai Peristiwa Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan di era Orde Baru terulang kembali di era saat ini. Peran mahasiswa sebagai Social Control sudah semestinya di amalkan secara komprehensif, karena mahasiswa merupakan agen perubahan bangsa ini menuju bangsa yang madani sehingga cita-cita SUMPAH PEMUDA dapat terbukti, serta cita-cita kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat terealisasi.

“ Jika ingin menghancurkan peradaban suatu bangsa, hancurkan ingatan tentang sejarah bangsa di otak para pemudanya “
Selamat Hari Peringatan SUMPAH PEMUDA Ke-84
28 Oktober 2012
Mahasiswa avant garde revolusi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun