Kudus -- Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) 075 UIN Sunan Kudus yang tengah melaksanakan program pengabdian masyarakat di Desa Mijen, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, mengadakan kegiatan sosialisasi bertema "Penguatan Resiliensi Sebagai Upaya Menjaga Kesehatan Mental dan Sikap Moderat dalam Beragama". Kegiatan ini berlangsung pada Rabu, 13 Agustus 2025 di Musholla MTs NU Ma'rifatul Ulum.
Acara tersebut menghadirkan narasumber Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN 075, Ibu Inayatul Khafidhoh, M.Pd., yang merupakan akademisi sekaligus pemerhati pendidikan karakter dan kesehatan mental, baik dari anak-anak, remaja maupun orang dewasa. Kegiatan ini diikuti oleh dua kelas dari MTs NU Ma'rifatul Ulum, yakni siswa kelas 8A dan 9C, dengan total puluhan peserta yang antusias mengikuti jalannya acara.
Pemateri Tekankan Hubungan Resiliensi dan Moderasi Beragama
Dalam penyampaian materi, Ibu Inayatul Khafidhoh, M.Pd. menjelaskan bahwa resiliensi bukan hanya soal kekuatan bertahan menghadapi masalah, tetapi juga kemampuan beradaptasi secara sehat terhadap perubahan dan tantangan hidup. Resiliensi, menurutnya, sangat berperan dalam menjaga kesehatan mental, khususnya di kalangan pelajar yang sedang berada pada masa transisi remaja menuju dewasa.
"Anak-anak seusia kalian sedang berada di fase pencarian jati diri. Kalian akan menghadapi berbagai tekanan, entah dari tugas sekolah, teman sebaya, atau bahkan dari keluarga. Resiliensi membantu kalian tetap tenang, tidak mudah putus asa, dan mampu mengambil keputusan dengan pikiran jernih," terangnya.
Lebih lanjut, Bu Inayatul juga menekankan pentingnya moderasi beragama sebagai salah satu bentuk aplikasi resiliensi dalam kehidupan beragama. Menurutnya, sikap moderat bukan berarti memandang semua agama sama, melainkan memahami ajaran agama secara benar, menghindari sikap ekstrem, serta tetap menghormati perbedaan.
"Remaja yang resilien akan lebih mudah bersikap moderat, karena mereka tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang menyesatkan. Mereka bisa memilah mana yang sesuai ajaran agama, mana yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan," tambahnya.
Metode Interaktif, Peserta Antusias
Sesi sosialisasi tidak hanya diisi dengan ceramah, tetapi juga menggunakan metode interaktif seperti tanya jawab, studi kasus, dan refleksi diri. Bu Inayatul membagikan beberapa contoh kasus nyata yang sering dialami remaja, seperti perundungan (bullying), tekanan ujian, hingga konflik pertemanan.
Para siswa tampak antusias memberikan tanggapan. Salah satu siswa kelas 9C, Naura, mengaku mendapat banyak wawasan baru dari kegiatan tersebut.