Mohon tunggu...
Wikan Sunindyo
Wikan Sunindyo Mohon Tunggu... Dosen - dosen

Wikan Danar Sunindyo, seorang pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Money

Membuka Pintu-Pintu Rejeki

10 Desember 2012   05:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:55 792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

MEMBUKA PINTU-PINTU REJEKI

„Inspirasi Harian“ oleh Wikan Danar Sunindyo

Banyak orang yang salah menyangka bahwa rejeki itu hanya berupa uang atau harta benda yang sifatnya material. Padahal banyak rejeki di luar sana yang kita dapatkan saat ini yang sifatnya immaterial yang jika kita hitung dengan uang, sangat mahal harganya. Seperti halnya nikmat atau rejeki yang berupa kesehatan. Kalau seandainya kita tidak sehat hari ini, kita mungkin harus membayar ongkos dokter dan rumah sakit yang harganya mahal, belum ongkos menebus obat, biaya rawat inap, alat pacu jantung, tabung oksigen, dan peralatan medis lain yang mahal. Bersyukurlah kalau hari ini kita masih diberi nikmat berupa kesehatan.

Hal lain yang sering disalahsangkakan orang adalah bahwa rejeki seolah mengalir hanya dari satu pintu. Padahal Tuhan itu Maha Kaya dan mampu mengalirkan rejeki-Nya melalui banyak pintu. Cuma kita hanya membuka satu pintu dan merasa bahwa hanya itu satu-satunya pintu tempat kita boleh dan bisa mengharapkan rejeki.

Ada orang yang bilang bahwa rejeki itu bisa banyak mengalir melalui perdagangan. Mungkin itu benar, tapi yang jelas tidak semua orang pandai berdagang. Dan jika semua orang berdagang, siapa yang menjadi petani? Siapa yang menjadi pegawai? Siapa yang menjadi tentara? Siapa yang menjadi produsen barang-barang yang kita butuhkan? Intinya, bukan jenis pekerjaan yang menentukan apakah rejeki kita akan berkembang dan meluas, tetapi bagaimana sikap kita terhadap profesi yang kita geluti.

Ada beberapa cara untuk membuka lebih banyak pintu rejeki


  1. Bersikap baik dan profesional. Apapun profesi Anda, bersikaplah sebaik mungkin dan seprofesional mungkin terhadap pelanggan atau stakeholder Anda. Bersikap baik pula terhadap atasan, bawahan dan kolega Anda secara wajar dan tidak berlebih-lebihan, maka Anda akan dikenali dan bisa dikontak dengan senang hati. Ini bisa jadi satu pintu rejeki buat kita.
  2. Kenali siapa stakeholder Anda. Apakah boss Anda? Partner kerja Anda? Customer Anda? Sebenarnya yang paling berpengaruh adalah justru orang-orang di luar sana yang belum mengenal produk atau jasa kita. Bagaimana mereka bisa menjadi tertarik terhadap produk atau jasa yang kita tawarkan.
  3. Sadari bahwa boss Anda atau tempat kerja Anda bukanlah segala-galanya buat Anda. Boss bisa saja berganti. Tempat kerja bisa saja bubar atau Anda bisa saja di-PHK. Tetapi yang lebih penting adalah aset pada diri Anda. Bagaimana Anda bisa membawa aset yang berupa kemampuan (skill dan knowledge) serta kebiasaan (attitude) yang membuat Anda bisa dihargai dan dibayar mahal di tempat lain. Dan ini tidak bisa didapatkan hanya dengan membuat diri kita menjadi “budak” perusahaan yang mati-matian bekerja dan hanya menuruti apa kata boss apa lagi sampai berusaha menjilat dan menyenangkan boss hanya untuk kepentingan pribadi dan kenaikan karir.
  4. Tetaplah belajar dan mengembangkan diri. Belajar hal yang baru selalu menyenangkan. Tidak selalu hal yang kita harus kuasai, tapi juga hal-hal lain yang mendukung profesi kita. Termasuk di antaranya bagaimana cara berkomunikasi dengan baik, bertemu dengan klien, menjalin relasi dan bernegosiasi. Bahkan belajar alat musik dan bahasa asing sekalipun bisa membuka peluang dan rejeki memasuki wilayah-wilayah baru yang belum pernah kita bayangkan sebelumnya.
  5. Jika kita punya banyak pintu rejeki kita tetap harus bisa menelusuri dan merekam jejak (tracing) pekerjaan kita. Bekerja secara teratur dan terencana, menuliskan setiap hal yang dilakukan, mencatat serta mengevaluasi menghindarkan kita dari over commitment yang berakibat buruk pada usaha kita. Catat setiap kemajuan atau permasalahan yang kita hadapi untuk menjadi pelajaran di kemudian hari (lessons learned).
  6. Tetaplah berusaha dan berdoa. Jika kita membuka banyak pintu rejeki, ada peluang bahwa salah satu pintu akan segera mendatangkan banyak rejeki, sementara yang lain tidak. Jangan segera tutup pintu yang tidak mendatangkan rejeki, siapa tahu di masa yang akan datang, itu justru akan mendatangkan rejeki lebih banyak. Jangan pula segera berputus asa jika hasil yang kita harapkan tidak segera datang karena semua itu butuh proses. Jika kita mengalami kegagalan segera bangkit dan evaluasi serta bukalah pintu rejeki yang baru.

***

BERTINDAKLAH! Carilah hal baru yang menyenangkan untuk Anda lakukan. Jika Anda suka dengan bunga, Anda bisa mulai menanam bunga atau berkebun. Dengan bantuan internet Anda bisa membuka toko online tanpa terlalu memikirkan keuntungan secara material yang bisa Anda dapatkan. Cukup karena Anda senang melakukan itu sudah merupakan kenikmatan tersendiri buat Anda. Hal yang lain seperti memasak, berkebun, fotografi, travelling, menyulam bisa menjadi tambahan income baru yang kadang-kadang hasilnya lebih banyak daripada gaji bulanan Anda. Tapi yang lebih penting lagi adalah Anda senang melakukannya, bukan hanya sekedar mengejar uang semata.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun