Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kiat Sukses Menjadi Seorang Pembicara

25 Februari 2011   00:36 Diperbarui: 4 April 2017   17:00 4785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak teman yang bertanya kepada saya apa kiatnya agar mampu menjadi pembicara sukses. Artinya pesan yang disampaikan masuk ke pendengar dengan baik. Sebab tak semua orang mampu menjadi pembicara yang baik. Untuk mampu menjadi seorang pembicara yang baik, harus dimulai dulu dari menjadi pendengar yang baik. Ketika dia telah mampu menjadi pendengar yang baik, maka dia akan menjadi pembicara yang baik.

Pembicara yang baik akan berhasil menyampaikan pesannya kepada audience atau pendengar bila mampu memahami pendengar dengan sebaik-baiknya.

Langkah awal yang harus dilakukan adalah kuasai materi dengan baik. Sebab tanpa penguasaan materi yang baik anda tak akan mampu menyampaikan materi dengan baik. Anda pun akan menjadi gugup ketika menyampaikannya. Mulut anda serasa kurang lancar, dan banyak kalimat yang terputus-putus, dan seringkali kali mengucapkan huruf e tanpa disadari.

Langkah kedua adalah mulailah penyampaian materi dengan suasana santai atau rileks. Sesuatu yang dimulai dari suasana tegang akan membuat anda menjadi tegang, dan pada akhirnya penyampaian materi anda menjadi kurang menarik. Ajaklah audience untuk tersenyum dengan sentuhan-sentuhan humor atau joke-joke segar yang membuat pendengar menjadi tersenyum dan tertawa. Ketika mereka mulai tersenyum, maka anda akan tersenyum puas juga dalam menyampaikan materinya.

Langkah ketiga adalah anda jangan terlalu asyik sendiri. Artinya jangan menganggap diri anda yang paling pintar. Ajak peserta untuk berdialog dengan anda sehingga ada komunikasi dua arah dalam penyampaian materi. Perlu anda ketahui, menurut penelitian Dr. Greg dari Jerman, hampir 90% manusia itu memiliki gaya belajar kinestetik. Itu artinya, dalam waktu 15 menit, dia harus bergerak dan tidak bisa dia hanya duduk manis saja mendengarkan seorang pembicara. Bila ada dialog, maka peserta akan merasakan dirinya juga bergerak, dan ini akan membantu anda dalam menyampaikan materi. Kata anak muda mereka tidak "bete" manakala seorang pembicara mampu berinteraksi dengan audience.

Langkah keempat adalah jangan meletakkan tangan anda di kantong celana bagi yang pria, dan jangan terlalu sering merapihkan pakaian bagi wanita. Terkadang kita sering tidak menyadari di kala memberikan materi. Segala tingkah laku kita dilihat oleh para pendengar materi kita. Sikap anggota tubuh haruslah menunjukkan kerendahan hati, tangan di kantong dan membetulkan baju menunjukkan kesombongan, padahal seorang pembicara itu haruslah bijaksana, dan tak ada kesan menggurui. Kita sama-sama belajar. Walaupun dari sisi materi jelas kita lebih unggul karena menguasai materi dengan baik.

Langkah kelima adalah atur suara anda. Berlatihlah vokal di depan cermin. Anda tak harus bicara kencang sehingga memekakkan telinga pendengar, tetapi atur intonasi suara anda sehingga enak di dengar di telinga pendengar. Ketika anda mampu mengolah vokal bicara anda dengan baik, maka anda akan menjadi pembicara yang hebat.

Langkah keenam adalah pembuatan slide presentasi. Bila penyampaian anda menggunakan alat bantu komputer dan slide proyektor, maka bualah slide yang terbaca oleh audience. Jangan terlalu banyak teks, dan buatlah kalimat kunci atau keyword yang membuat audiene paham maksudnya. Buatlah kalimat efektif dan efisien, dan ukuran font sebaiknya besar-besar agar terbaca dengan mudah. Atur warna huruf dengan baik sehingga enak dilihat.

Langkah ketujuh adalah lakukan evaluasi diakhir materi. Dengan adanya evaluasi dari peserta yang mendengarkan penyampaian materi anda, akan ada masukan atau kritik serta saran dari mereka. Dari sanalah anda akan mengetahui apakah penyampaian materi sampai ataukah tidak. Buatlah sedikit games kecil yang menguji daya tangkap mereka. Dari sanalah anda akan tahu apakah penyampaian materi diterima dengan baik ataukah tidak. Cara yang paling mudah mengetahui mereka puas dengan materi yang kita sampaikan adalah tatapan dan gerak tubuh para audience. Bila mereka puas, pastilah akan ada perubahan wajah dari mereka. Wajah mereka tersenyum puas, dan tak terasa waktu berjalan begiu cepat.

Ada pepatah yang mengatakan, naik tanpa persiapan turun tanpa penghormatan. Artinya seorang pembicara harus berada dalam keadaan siap 100% dalam menyampaikan materinya. Pelajari ilmu retorika, dan yakinkan diri anda bahwa anda mampu menyampaikan materi dengan baik. Jangan lupa pula, sebelum penyampaian materi ajak audience untuk berdoa. Dengan begitu apa yang anda sampaikan itu bernilai ibadah di mata Allah, Tuhan pemilik segala ilmu.

Akhirnya, selamat menjadi seorang pembicara yang hebat, dan banyak belajarlah dari pembicara hebat yang anda kagumi. Dengan banyak belajar dari mereka, maka anda akan menemukan gaya bicara yang unik, dan tentu anda akan menemukan keunikan dari diri anda sendiri. Ingatlah semua manusia diberikan lebih dari satu potensi, dan setiap manusia diberi kemampuan untuk menjadi seorang pembicara. Hanya saja kita perlu berlatih dan terus berlatih sehingga kita mampu bicara dengan santai dihadapan orang banyak. Mereka pun puas dari materi yang kita sampaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun