Datangnya guru terlambat berarti waktu belajar yang ideal berkurang. Kegiatan belajar-mengajar yang seharusnya berlangsung selama 40 atau 45 menit bisa menyusut menjadi 20 sampai 30 menit. Akibatnya, pembahasan materi menjadi tergesa-gesa atau bahkan tidak selesai. Siswa pun kehilangan kesempatan belajar secara maksimal.
Lebih parah lagi, suasana kelas yang semula kondusif bisa berubah menjadi gaduh karena siswa menunggu terlalu lama tanpa aktivitas bermakna. Ketika guru masuk, butuh waktu tambahan lagi untuk menenangkan kelas sebelum benar-benar mulai mengajar. Waktu terus terbuang.
Ketiga, Menurunnya Wibawa guru dan Kepercayaan Siswa
Guru adalah figur panutan. Jika seorang guru terus-menerus datang terlambat, maka lambat laun otoritas moralnya menurun di mata murid. Mungkin mereka tidak langsung menunjukkan ketidaksukaan secara verbal, tetapi dalam hati mereka mulai menyimpan rasa kecewa, bahkan bisa kehilangan rasa hormat.
Wibawa guru tidak hanya dibangun dari apa yang diajarkan, tetapi juga dari konsistensi sikap, tanggung jawab, dan keteladanan. Oleh karena itu, guru wajib datang tepat waktu.
Keempat, Dampak Psikologis pada Siswa
Banyak siswa yang sangat menghargai waktu belajar. Bagi siswa yang sedang mempersiapkan ujian atau sangat bergantung pada penjelasan guru di kelas, keterlambatan guru bisa menjadi tekanan tersendiri. Mereka merasa waktu terbuang sia-sia, mengalami kebingungan karena materi tidak selesai, bahkan bisa stres karena tertinggal dalam pelajaran.
Kelima Menciptakan Lingkungan Belajar yang Tidak Konsisten
Konsistensi adalah kunci dari pembelajaran yang efektif. Ketika guru tidak menunjukkan komitmen waktu yang stabil, ritme belajar siswa bisa terganggu. Mereka tidak tahu harus memulai kapan, menunggu siapa, dan mengandalkan siapa. Jika kondisi ini terus dibiarkan, maka iklim belajar akan menjadi kacau dan tidak sehat.
Suara Tokoh Pendidikan
Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd, Ketua Umum PB PGRI pernah menegaskan bahwa: