Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

OMG! Guru Penggerak Itu Melakukan Kesalahan yang Tak Disadarinya

6 April 2023   17:15 Diperbarui: 6 April 2023   17:18 930
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Guru penggerak itu melakukan kesalahan yang tak disadarinya. Kesalahan apakah itu? Kesalahan itu adalah penampilan guru penggerak yang tidak rapi dan tidak menarik. Penampilan yang rapi adalah modal utama seorang guru penggerak. Penampilan yang menarik adalah penampilan yang enak dipandang mata. Guru penggerak harus berpenampilan yang rapi dan menarik siapa saja yang melihatnya. Dari ujung rambut sampai sepatu yang dipakai akan dilihat orang banyak.

Guru penggerak tidak harus ganteng dan cantik, tapi:

  • mampu melakukan pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan, mampu memahami dan menerapkan prinsip moral dalam melakukan pengambilan keputusan

  • mampu menerapkan strategi pengambilan keputusan untuk menghindari adanya isu kode etik kepemimpinan sekolah dan konflik kepentingan

Selain kedua hal itu, seorang guru penggerak harus:

  • dapat menjelaskan tentang konsep sekolah sebagai institusi pembentukan karakter dan nilai-nilai kebajikan sebagai acuan utama dalam pengambilan keputusan berbasis etika sebagai seorang pemimpin pembelajaran.
  • dapat melakukan praktik pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin. Guru dapat mengidentifikasi jenis-jenis paradigma dilema etika yang dihadapi oleh dirinya sendiri maupun orang lain; guru menunjukkan sikap reflektif, kritis, kreatif, dan terbuka dalam menganalisis dilema tersebut.
  • dapat memilih 3 (tiga) prinsip yang dapat dilakukan untuk membuat keputusan dalam dilema etika.
  • dapat menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang diambil dalam dilema etika; guru bersikap reflektif, kritis, dan kreatif dalam proses tersebut.

Bagaimana Membedakan dilema etika (ethical dilemma) dengan bujukan moral (moral temptation)? Menurut seorang teman, dilema etika adalah saat kita berada pada situasi memilih dua pilihan yang kondisinya sama-sama benar. Sedangkan bujukan moral adalah saat kita berada pada situasi memilih dua pilihan antara kondisi benar dan kondisi salah.

Guru penggerak dapat bercerita kepada murid-muridnya dengan sangat menarik hati. Guru berbagi cerita sahabat tentang Kisah Nabi Musa AS dengan mukjizatnya dapat membelah lautan sampai kemudian lautan tersebut dapat menenggelamkan raja Firaun yang jahat dan mengaku Tuhan.


Guru penggerak mampu mengambil suatu keputusan dengan melibatkan berbagai pihak yang memiliki kepentingan yang sama-sama menjunjung tinggi suatu kebajikan tertentu, dan keduanya sama-sama benar, namun tertantang karena saling bertentangan satu dengan yang lain, yaitu ketika akan mengadakan kegiatan akhir tahun di sekolah. 

Hal yang Omjay rasakan ketika menghadapi situasi tersebut adalah merasa sedih dan tidak percaya diri. Pemikiran yang melandasi pengambilan keputusan Omjay adalah kebermanfaatan bagi murid atau siswa. Kegiatan ini dilakukan agar murid atau siswa mempunyai pengalaman tentang suatu kegiatan yang bermanfaat di akhir tahun. 

Omjay pernah timbul rasa mengganjal dalam pengambilan keputusan tersebut. Mengganjal tentang keterlibatan orang tua, apakah mereka mau bekerja sama dalam mewujudkan kegiatan tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun