Baru saja Omjay dapat kabar duka. Ratusan supertor sepakbola meninggal dunia. Stadion Kanjuruhan Malang menjadi tempatnya. Ratusan penonton meninggal tak terduga.Â
Dari mulai bupati, Walikota, Gubernur sampai Presiden menyampaikan belasungkawa. Tragedi Kanjuruhan memakan korban ratusan jiwa. Ini adalah korban terbesar di dunia pasca korona.
Kita tentu bersedih mendapat kabar duka dari pertandingan sepakbola. Ratusan manusia meregang nyawa dan mati sia-sia. Ada apa dengan sepakbola kita?Â
Kalah menang dalam pertandingan itu biasa. Seharusnya kita junjung tinggi dengan sportivitas para suporternya. Hal itulah yang selalu ditekankan oleh pelatih ekskul sepakbola.
Dalam sebuah pertandingan, pasti ada yang kalah dan ada yang menang. Tak perlu kita membuat keributan dan keonaran. Tragedi Kanjuruhan yang memakan korban, membuat kita tersadarkan, bahwa supertor sepakbola kita harus mampu mengalahkan kemarahan.
Pertandingan Kesebelasan Arema Malang dan Persebaya Surabaya seharusnya berakhir dengan kegembiraan. Namun, ternyata berakhir dengan kesedihan. Keluarga korban menangis sesunggukan. Nama-nama ratusan korban diumumkan.
Berikut ini nama-nama korban tragedi Kanjuruhan. Anda dapat membacanya di sini.
Mari kita belajar dari tragedi kerusuhan Kanjuruhan. Semoga tak terulang di kesempatan mendatang. Mereka yang kalah harus menerima dengan lapang dada. Mereka yang menang tak perlu juga membuat emosi yang kalah.
Kronologi tragedi kerusuhan Kanjuruhan sudah kita baca di berbagai media. Suasana terkini di luar stadion Kanjuruhan sudah mulai kondusif. Puluhan mobil terbakar akibat tragedi stadion Kanjuruhan.