Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Selembar Rp100.000 Membuatku Terharu

3 April 2020   00:21 Diperbarui: 3 April 2020   00:26 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selembar seratus ribu rupiah membuatku terharu.
Oleh: Atik Suripto Peserta belajar menulis gelombang 8

Di tengah maraknya wabah corona yang melanda saat ini, tentu membuat kita bersedih hati.

Banyak masyarakat kecil yang merasakan dampaknya. Selama masa social distancing membuat orang-orang yang tergolong ekonomi menengah ke bawah merasakan hal yang berat.

Bagaimana tidak mereka yang biasanya bekerja di kota sebagai penjual cilok, bakso bakar bahkan bakso keliling sekarang sudah tidak bisa lagi bejerja dan mereka kembali ke rumah, tetap di rumah dan belum bisa mencari penghasilan seperti biasanya.

Untuk kerja sampingan yang lain mereka juga kesulitan. Sedangkan kebutuhan tiap hari tidak bisa ditahan. Selama berada di rumah mereka butuh makan dan biaya hidup lainnya.

Sore itu aku dapati tetanggaku datang ke rumah. Aku kaget karena tidak biasanya beliau datang. Aku tanya apa kepentingan beliau datang dan beliau pun menceritakan keadaan keluarganya.

Sungguh terasa miris aku mendengarnya. Sedih juga ternyata saat ini,  banyak orang yang merasakan betapa perihnya hanya untuk mendapatkan selembar uang kertas berwarna merah itu.

Aku pun tidak tega, saat beliau mengatakan ingin pinjam uang untuk menyambung hidup sehari hari. Melihat hal itu batinku terasa hancur.

Kadang dengan selembar uang itu bagi keluargaku kurang menghargai. Sering kami membelanjakannya begitu mudah.

Astaghfirulah al'adzim ampuni hamba ya rabb...

Aku pun segera menuju kamar dan kulihat tas kecilku itu. Lalu aku ambil selembar uang kertas yang ada di antara lembaran lembaran lainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun