Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bimbingan TIK

21 Desember 2017   09:09 Diperbarui: 21 Desember 2017   10:04 4090
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teknologi Informasi dan Komunikasi disingkat TIK. TIK adalah mata pelajaran dalam kurikulum 2006. Kemudian TIK dihapuskan dalam kurikulum 2013. TIK berubah menjadi bimbingan TIK seperti layaknya guru bimbingan konseling atau BK. Padahal guru BK dan guru TIK sangat berbeda. Permendikbud 68 tahun 2014 dan permen 45 tahun 2015 tentang peran guru TIK menjadi acuannya. Tapi begitu dibuka isinya, melanggar undang-undang guru dan dosen khususnya pasal 1. 

Seorang kawan berpendapat: 

Hmm menurutku, bimbingan konseling (BK) dengan tik sangat tidak sama,BK bukan kelompok science yang sasaran dan tujuanya jelas yaitu psikis, karakter, etika, motivasi, dsb yang memang lebih cocok dengan model konseling. Sedangkan tik adalah science and technologi.  Ilmu tik adalah ilmu terapan, semua bidang ilmu hanya bisa dikuasai melalui proses pembelajaran. Jadi harus diberikan waktu untuk belajar di kelas.

Adakah orang bisa menguasai ilmu/pandai tanpa diberikan ruang dan waktu untuk belajar ?
Namun disisi lain tik juga menjelma menjadi teknologi yang saat ini sangat dibutuhkan manusia. Setiap hari manusia pasti berhubungan dengan TIK. Oleh karena itu sangatlah wajar bila ilmu TIK kita pelajari. Belajar TIK menjadi sebuah kebutuhan manusia. TIK untuk semua harus dikampanyekana. Seperti kampanye dari UNESCO, ICT FOR ALL.

Untuk guru tik menjadi kewajiban menguasai tik sebagai ilmu dan sekaligus teknologinya sebagai bekal mengajarkan kepada siswanya. Sedangkan guru mapel lain saat ini wajib menguasai tik sebagai teknologinya karena tik sebagai media untuk mengajar, inilah yang disebut tik terintegrasi ke mapel lain. Mengajar menjadi lebih menyenangkan dengan TIK. Jadi tik terintegrasi ke dlm mapel lain itu bukan berarti kemudian tik sebagai backbone dari semua bidang ilmu terus malah dihilangkan. itu pemahaman yang sangat keliru dan dangkal. Ilmu TIK justru harus dikembangkan dan materinya diberikan secara sistematis dan terstuktur. TIK masuk kurikulum dan drancang materinya agar siswa mampu menguasainya.

catatan:
proses tik menjadi bimbingan tik itu karena tekanan dari perjuangan guru2 tik, yang kemudian untuk meredam kemarahan guru-guru tik, maka tik dijadikan bimbingan tik. teman-teman yang sama-sama berjuang dulu sangat faham akan hal itu. Jadi itu terjadi karena ada tekanan dari para pejuang dan pakar TIK Indonesia.

Goal perjuangan kogtik tetap matpel tik dan tdk akan tergoda dgn bimbingan tik krn konsep btik dengan matpel tik sangat berbeda.

Kalian pendukung bimbingan tik tidak sadar sudah dijadikan alat untuk mendukung dihapuskannya mata pelajaran tik.

Oleh karenanya kemdikbud berani keluar uang besar agar konsep bimbingan tik bisa jalan. Hotel dan pesawat pasti akan ditanggung gratis...tis tis.tis

Sebab mengembalikan mata pelajaran tik bagi kemdikbud seperti mengambil ludahnya sendiri yang sudah dibuang.

Pejabat Kemdikbud pasti malu karena telah mengganti tik menjadi prakarya yang gurunya saja tidak disiapkan dengan baik apalagi materinya yang gado gado. Lihat saja keempat aspek dalam prakarya. Sebenarnya tak perlu ada mata pelajaran baru yang bernama prakarya karena materinya bisa masuk di ipa dan seni budaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun