“Ana? Ratih?” nada pria tersebut begitu terkejut dan kuatir.
Bagaimana tidak, pria itu melihat kedua putrinya berada di jalanan di bawah derasnya hujan malam hari. Putri tertuanya berbaring di atas aspal dan si bungsu duduk di sampingnya dengan kondisi baju yang basah kuyup.
Sepeda motor yang tergeletak di depan Ratih membuat pria itu langsung mengerti apa yang terjadi.
“Ayah, Ana takut,” Ana bangkit berdiri memeluk Ayahnya tanpa menghiraukan rasa nyeri di lutut.
“Sudah, jangan menangis!” Ayah menenangkannya.
Ayahnya baru pulang kerja mau menuju rumah. Syukurlah mereka bertemu dengan Ayah di saat yang tepat.
Kejadian ini membuat kedua remaja itu jera dan bertekad tidak akan mengabaikan larangan Ibunya lagi.