Mohon tunggu...
Dwi Pakpahan
Dwi Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Perempuan

WNI

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Larangan Ibu

25 Maret 2021   20:30 Diperbarui: 25 Maret 2021   20:52 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Ana? Ratih?” nada pria tersebut begitu terkejut dan kuatir.

Bagaimana tidak, pria itu melihat kedua putrinya berada di jalanan di bawah derasnya hujan malam hari. Putri tertuanya berbaring di atas aspal dan si bungsu duduk di sampingnya dengan kondisi baju yang basah kuyup.

Sepeda motor yang tergeletak di depan Ratih membuat pria itu langsung mengerti apa yang terjadi.

“Ayah, Ana takut,” Ana bangkit berdiri memeluk Ayahnya tanpa menghiraukan rasa nyeri di lutut.

“Sudah, jangan menangis!” Ayah menenangkannya.

Ayahnya baru pulang kerja mau menuju rumah. Syukurlah mereka bertemu dengan Ayah di saat yang tepat.

Kejadian ini membuat kedua remaja itu jera dan bertekad tidak akan mengabaikan larangan Ibunya lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun