Mohon tunggu...
Dwi Pakpahan
Dwi Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Perempuan

WNI

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Musisi Juga Manusia

17 Maret 2021   22:41 Diperbarui: 17 Maret 2021   23:07 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hubungannya dengan Gilang sudah memasuki tahun kedua. Selama dua tahun ini mereka belum mendapatkan restu dari orangtuanya terutama Bapak Lula.

Bapak Lula tidak menyukai Gilang karena Bapaknya telah berniat menjodohkannya dengan Abidin, anak sahabatnya. Abidin yang seorang Dosen. Pekerjaan yang punya masa depan menurut bapak.

Di mata bapaknya Abidin adalah seorang yang baik, bertutur kata sopan dan rapi. Sementara Gilang itu musisi yang baru merintis karirnya. Gilang seorang penyanyi.

Bapak Lula sangat tidak menyukai pekerjaan musisi. Menurutnya musisi itu tidak mempunyai masa depan dan rawan dengan dunia malam, narkoba serta miras. Belum lagi melihat penampilan musisi yang tidak pernah rapi menambah minus pekerjaan musisi di mata Bapak Lula.

Tapi sekarang Gilang ditahan karena kasus narkoba. Kalau begini kejadiannya, bagaimana Lula bisa memperjuangkan hubungannya di depan Bapak?

Kepala Lula pening. Dia mencintai Gilang apa adanya. Mungkin karena suara Gilang yang merdu atau pembawaannya yang santai atau ...entahlah. Cinta tidak harus butuh alasan kan?

Semoga bapak tidak mengetahui keadaan Gilang sekarang. Tapi Lula tidak yakin. Pasti berita tertangkap Gilang sudah tersebar di seluruh media.

“Mbak, sudah sampai,” suara driver taksi on line membuyarkan lamunannya.

“Iya Pak, terima kasih.” Setelah membayar, Lula masuk ke rumah.

Ini sudah malam, pasti kedua orangtuanyan sudah tidur, pikir Lula ketika melihat arloji di pergelangan tangannya. Pukul setengah sebelas. Tadi dia pulang kerja langsung menemui Gilang di kantor polisi.

“Dari mana kau? Melihat kekasihmu yang ditahan?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun