Mohon tunggu...
Widya Silaban
Widya Silaban Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Haloo!! Salam kenal buat semua yang baca. Semoga suka dan bermanfaat. Salam dari Widy mahasiswa yang sedang berjuang di jurusan Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Film

Implikasi Budaya yang Ditampilkan dalam Film "Cek Toko Sebelah" dan "Yowis Ben"

13 Desember 2020   02:13 Diperbarui: 14 Desember 2020   19:01 1206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Stereotipe ini dapat dilihat pula dari sudut pandang luar film (interteks) dimana pandangan bahwa etnis Tionghoa selalu dikaitkan dengan perdagangan dalam keluarganya tidak lepas dari aspek historis etnis Tionghoa itu sendiri (khususnya yang berada di Indonesia) yang dikatakan berprofesi sebagai pedagang.

cek-toko-sebelah-ratio-16x9-5fd753b8d541df35650596a3.jpg
cek-toko-sebelah-ratio-16x9-5fd753b8d541df35650596a3.jpg
Dimensi budaya selanjutnya yang ditunjukan dalam film Cek Toko Sebelah adalah pada jarak kekuasaan (power distance) yang tinggi dimana dalam beberapa adegan, orang-orang mulai dari para karyawan, saingan toko sebelah (toko Pak Nandar), hingga Robert si pemilik perusahaan yang memiliki jabatan yang lebih tinggi pun, memanggil dengan kata sapaan “Koh” saat memanggil Koh Afuk yang memiliki jarak umur lebih tua sehingga terlihat adanya suatu tatanan hirarkis di dalamnya. Panggilan “Koh” merupakan bentuk sederhana dari “Engkoh” yang berarti bapak atau panggilan untuk laki-laki yang lebih tua. Dapat dilihat bahwa sapaan tersebut merupakan sapaan yang digunakan oleh orang-orang yang beretnis Tinghoa.

Yowis Ben (2018)

yowis-ben-5fd753de8ede4849400473a2.jpg
yowis-ben-5fd753de8ede4849400473a2.jpg

Setelah kita melihat unsur budaya dalam film Cek Toko Sebelah, kali ini kita juga akan melihat bagaimana representasi budaya yang ditampilkan dalam film Yowis Ben.

Film ini merupakan salah satu film hasil karya seorang YouTuber Indonesia yaitu Bayu Skak. Film ini merupakan film yang juga bergenre komedi dan film Indonesia yang menggunakan hampir seluruhnya bahasa Jawa dalam dialognya. Lewat film ini dapat dilihat bahwa Bayu sangat menjunjung tinggi kebudayaan Jawa. Dialog ini seperti “cangkemu cok” , “Iki wes poll!!’, dan masih banyak lagi yang hampir 95% menggunakan bahasa Jawa.

Nuansa perkampungan yang berada di Malang, Jawa Timur ditampilkan dengan baik dalam film ini. Bagaimana keseharian masyarakat Jawa yang sangat ramah dan memiliki rasa kekeluargaan satu dengan yang lain. Guyonan- guyonan khas Jawa juga menjadi salah satu hal yang tentunya menarik perhatian penonton.

yowis-ben-5fd753dfd541df351d4c2702.jpg
yowis-ben-5fd753dfd541df351d4c2702.jpg
Lagu-lagu berbahasa Jawa yang dinyanyikan dalam film ini seperti ‘Gak Iso Turu’ , ‘Mangan Pecel’ dan masih banyak lagi menjadi ciri khas tertentu dalam film ini.

Lewat film ini Bayu ingin membuktikan tentang stereotipe masyarakat selama ini terkait dengan orang Jawa. Banyak orang yang berpandagan bahwa orang Jawa adalah orang yang lugu, norak, gegabah dan miskin. Pandangan- pandangan ini tentunya muncul akibat media yang seringkali menampilkan karakter dari orang Jawa yang seperti itu sehingga akhirnya membentuk stereotipe dalam masyarakat.

film-yowis-ben-20180304-210355-5fd753f2d541df34be760892.jpg
film-yowis-ben-20180304-210355-5fd753f2d541df34be760892.jpg
Ia membuktikan bahwa stereotipe itu tidak benar dan ia ingin memperlihatkan bahwa sebagai orang Jawa, ia bisa meraih kesuksesan dengan usaha dan kerja keras dalam film ini.

Bayu merasa bahwa stereotipe seperti ini adalah hal yang perlu diperhatikan agar nantinya tidak berujung pada diskriminasi etnis tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun