Mohon tunggu...
widya eky virnanda
widya eky virnanda Mohon Tunggu... mahasiswa

volly

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Gratis Tapi Tidak Merata Janji Manis Yang Belum Tuntas

4 Juni 2025   10:30 Diperbarui: 4 Juni 2025   10:28 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan merupakan hak dasar setiap warga negara, bukan privilese yang hanya bisa dinikmati oleh mereka yang memiliki kemampuan finansial. Pemerintah Indonesia sudah lama menggulirkan program pendidikan gratis dan wajib belajar 12 tahun sebagai bentuk tanggung jawab negara terhadap dunia pendidikan. Namun, pertanyaannya: apakah pendidikan benar-benar gratis dan dapat diakses secara merata oleh seluruh masyarakat? Kenyataannya, belum tentu.
Di wilayah perkotaan, kita bisa melihat sekolah dengan fasilitas yang cukup lengkap, guru yang hadir secara rutin, dan kegiatan belajar mengajar yang berjalan relatif lancar. Tapi jika kita menengok ke daerah pelosok atau wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar), ceritanya jauh berbeda. Banyak anak masih harus menempuh jarak yang sangat jauh untuk bisa sekolah, menghadapi keterbatasan infrastruktur, serta minimnya tenaga pengajar dan sumber belajar.
Meskipun biaya sekolah di atas kertas mungkin sudah digratiskan, realitasnya masih banyak orang tua yang dibebani biaya lain seperti seragam, buku pelajaran, hingga sumbangan "sukarela" yang sering kali justru terasa wajib. Bagi keluarga yang hidup dalam kondisi ekonomi terbatas, hal ini tetap menjadi hambatan dalam mengakses pendidikan.
Pendidikan yang merata seharusnya tidak hanya dipahami sebagai pembebasan biaya, tetapi juga harus menyentuh aspek pemerataan kualitas dan aksesibilitas. Anak-anak di pelosok Indonesia memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan berkualitas sebagaimana anak-anak yang tinggal di kota besar.
Pemerintah perlu lebih fokus dalam menyelesaikan persoalan ini. Anggaran pendidikan yang besar harus benar-benar didistribusikan secara adil dan efektif, terutama ke daerah yang selama ini tertinggal. Upaya digitalisasi pendidikan pun harus mempertimbangkan kondisi infrastruktur internet yang belum merata.
Pendidikan gratis yang tidak merata hanya akan menjadi slogan kosong. Kalau kita ingin menciptakan generasi yang unggul dan siap menghadapi tantangan masa depan, maka sistem pendidikan kita harus benar-benar inklusif, adil, dan merata untuk seluruh anak bangsa---tanpa terkecuali.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun