Lalu saya pun minum antidepresan untuk pertama kalinya dalam hidup saya.Â
---------
Obat andepresan ini jujur membuat saya kembali waras dalam menjalani pekerjaan saya, total 2 atau 3 bulan saya rutin konsumsi antidepresan ini. Saya sudah siap menghadapi pekerjaan ini, pikir saya.
---------
Peristiwa dengan pasien anak tersebut berlahan mulai saya lupakan, namun itu menjadikan tekat untuk saya terus belajar mengenai kondisi kanker ini, memahami apa fungsi saya sebagai dokter gigi dalam pasien kanker.
---------
Saya jujur bukan orang yang mudah memahami sesuatu, 3 tahun lamanya saya mengobservasi pasien, menakar setiap keputusan saya dalam tindakan gigi pasien dan bagaimana efeknya selama terapi kanker dan setelahnya.Â
Karena pasien saya terbanyak adalah kasus dengan kanker nasofaring (KNF) dengan terapi kanker berupa radiasi atau sinar arena kepala leher, saya mulai mengamati kondisi rongga mulut pasien sebelum, selama dan setelah terapi kanker.
Saya memberhatikan kondisi sariawan yang timbul, keparahannya, letak sariawannya, dan saya hubungkan dengan keputusan tindakan gigi yang saya sebelumnya lakukan.Â
Mayoritas pasien yang menolak dilakukan pencabutan pada gigi bungsu atas akan mengalami sariawan berat pada dinding pipi yang berhadapan dengan gigi bungsu, dan hampir semua gigi bungsu yang sebelumnya tidak mau dicabut oleh pasien akan mengalami karies radiasi, atau kerusakan gigi yang disebabkan oleh sinar radiasi.
Dalam 1 tahun pasca radiasi biasanya sudah terjadi kerusakan sampai saraf gigi, dan pasien akan bolak-balik ke poli gigi untuk dilakukan penambalan yang mana tambalannya hanya berumur beberapan bulan, dan berakhir dengan menjadi sisa akar, disertai dengan kerusakan gigi lain yang letaknya berdektan dengan gigi bungsu tersebut.