Pada pemrograman AI, data justru menjadi pusat utama. Tanpa data yang cukup, sistem AI tidak bisa belajar dengan baik. Kualitas dan jumlah data sangat menentukan akurasi hasil yang dihasilkan oleh model AI.
 4. Hasil yang Dihasilkan
Hasil dari pemrograman konvensional bersifat deterministik – input yang sama akan selalu menghasilkan output yang sama.
Sementara itu, pemrograman AI cenderung probabilistik. Artinya, input yang sama bisa saja menghasilkan output berbeda, tergantung pada algoritma, model, serta parameter yang digunakan. Hal ini karena AI bekerja dengan probabilitas, bukan kepastian mutlak.
 5. Kompleksitas dan Sumber Daya
Pemrograman konvensional relatif ringan dan dapat dijalankan di komputer dengan spesifikasi standar.
Berbeda dengan itu, pemrograman AI sering membutuhkan sumber daya komputasi yang tinggi. Pelatihan model AI umumnya memerlukan GPU, memori besar, serta waktu yang lama agar dapat menghasilkan performa optimal.
 Penutup
Pemrograman konvensional dan pemrograman AI sama-sama memiliki peran penting dalam perkembangan teknologi. Pemrograman konvensional memberikan solusi yang jelas, terstruktur, dan mudah diprediksi, sedangkan pemrograman AI menawarkan kemampuan adaptif yang mampu menyelesaikan persoalan kompleks.
Keduanya bukan untuk dipertentangkan, melainkan dapat saling melengkapi. Dengan menggabungkan pendekatan konvensional yang stabil dengan kecerdasan buatan yang adaptif, kita dapat menciptakan sistem yang lebih cerdas, efisien, dan bermanfaat bagi kehidupan manusia di berbagai bidang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI