PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) per 1 Oktober 2017 mulai meningkatkan aktivitas bongkar muat dengan memanfaatkan dan memaksimalkan Terminal Curah Dermaga 150 (Hatta) di Pelabuhan Makassar, menggunakan dua unit alat Harbour Mobile Crane (HMC) berkapasitas 10.000 ton per hari.
General Manager Pelindo IV Cabang Makassar, Aris Tunru mengatakan sebenarnya peningkatan aktivitas bongkar muat tersebut sudah disosialisasikan pihaknya kepada para pengusaha pemilik barang selama 6 bulan hingga satu tahun lamanya.
"Nah, saat ini sudah lebih dari satu tahun sejak sosialisasi, sehingga per 1 Oktober 2017 kami [Pelindo IV] mulai memanfaatkan dan memaksimalkan Dermaga 150 Meter sebagai Terminal Curah Kering, menggunakan dua unit HMC yang kapasitas bongkar muatnya dua kali lipat dari alat bongkar muat manual yang biasa digunakan," jelas Aris.
Menurutnya, peningkatan kinerja di Dermaga 150 Meter (Terminal Curah Kering) Pelabuhan Makassar sesuai surat edaran yang dikeluarkan Kepala Otoritas Pelabuhan Utama Makassar tentang Optimalisasi Pemanfaatan Fasilitas Terminal Curah Kering Pelabuhan Makassar.
Aris menambahkan, pemanfaatan Dermaga 150 Meter sebagai Terminal Curah Kering menggunakan HMC, sebenarnya juga untuk menekan beban biaya pengusaha yang kegiatan bongkar muat barangnya, terutama pupuk, kebanyakan berlokasi di Dermaga 150 Meter yang dibangun dengan menelan investasi sebesar Rp123 miliar. Hal ini juga untuk memenuhi target produktivitas yang ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan RI.
"Dengan peningkatan kinerja ini, otomatis mengurangi biaya demorage kapal, sehingga beban pengusaha turut berkurang. Karena waktu bongkar juga menjadi lebih cepat, dari biasanya 10 hari, dengan HMC hanya memakan waktu 5 hari atau berkurang sekira 50%." Selain itu, lanjutnya, pendapatan buruh di Pelabuhan Makassar pun akan bertambah seiring semakin meningkatnya volume pekerjaan yang dilakukan setiap hari.
Lebih jauh lagi kata dia, melalui aktivitas bongkar muat yang semakin tinggi dengan menggunakan alat bongkar muat HMC yang kapasitasnya mencapai kurang lebih 10.000 ton per hari, akan semakin memperkuat posisi Sulawesi Selatan sebagai lumbung pangan karena ketersediaan pupuk di tingkat petani.
Aris mengatakan dengan alat HMC, aktivitas bongkar muat di Terminal Curah Kering mengalami peningkatan sekira 50%, jika dibandingkan bila kegiatan bongkar muat tersebut menggunakan alat manual yang biasa digunakan.
"Dengan dua unit HMC berkapasitas total 160 ton, kapasitas bongkar muat pupuk di Dermaga 150 Meter bisa mencapai kurang lebih 10.000 ton per hari. Bandingkan dengan penggunaan tanpa HMC yang hanya bisa mencapai produktivitas 3.000 sampai 4.000 ton per hari."
"Jadi dengan alat bongkar muat HMC yang kami miliki, kapasitas bongkar muat di Dermaga 150 Meter jadi meningkat dua kali lipat, pendapatan buruh jadi bertambah, cost yang dikeluarkan pengusaha pemilik barang juga menjadi berkurang dan yang terpenting, ketahanan pangan di Sulsel bisa terus dipertahankan dengan ketersediaan pupuk di tingkat petani. Hal ini tentu akan mendukung program Pemerintah Sulsel sebagai lumbung pangan di kawasan Indonesia Timur bahkan di Indonesia," tegasnya.
Meski begitu, Aris kembali menegaskan bahwa Dermaga Hatta 150 Meter itu memang dikhususkan untuk terminal curah. Namun tetap ada alternatif bagi yang ingin melakukan bongkar muat manual, yaitu di Dermaga Soekarno.