Tetapi kelemahannya adalah Sang Mantan Panglima TNI ini saat ini tidak punya partai. Dan jika KAMI menjadi partai ia akan keluar. Tanpa partai pendukung yang kuat, dari manakah Sang Mantan Jenderal bisa ke tampuk kekluasaan?
Jika kita melihat ke belakang, hampir semua Presiden RI memiliki Partai atau bergabung dalam partai politik. Bahkan Mantan Presiden BJ Habibie yang terkenal profesional pun sampai akhir hayatnya konon masih tercatat sebagai Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar. Tanpa Partai rasanya bakal sulit untuk Sang Jenderal ke kursi RI 1.
Pun demikian jika disandingkan dengan Anies Baswedan. Secara basis pendukung, Sang Gubernur DKI tidak bisa dibilang sedikit. Tetapi harus diketahui ia juga bukan orang Partai. Adakah partai yang rela memasangkan dua orang tanpa partai untuk mengusung mereka?
Maka jika memang benar-benar ada pihak yang ingin memberangkatkan Jenderal Gatot Nurmantyo dan Anies Baswedan harus ada partai yang kuat atau koalisi partai yang kuat dan solid yang menjadi kendaraannya. Menilik peta koalisi sekarang, sepertinya yang mungkin adalah PKS, Demokrat, PAN dan salah satu partai besar yang ada di pemerintahan, misalnya PKB. Atau mungkin ditambah Gerindra. Tetapi kemungkinan kecil sekali karena bergantung sekali pada kerelaan Prabowo.
Setelah mendapatkan kendaraan, bukan berarti Gatot - Anies bakal melenggang mulus. Mereka masih harus berhadapan dengan Capres 2024 yang terkuat saat ini menurut berbagai survei, Prabowo Subianto. Dengan kekuatan Gerindra dan mungkin juga berkoalisi dengan PDIP, figur Prabowo dan mesin  politiknya akan sangat menyeramkan untuk ditandingi. Belum lagi PDIP sendiri punya figur yang juga potensial, semisal Ganjar Pranowo.
Tetapi tidak ada yang tidak mungkin dalam dunia politik. 2024 masih 4 tahun lagi. Semua kemungkinan masih terbuka untuk terjadi. Semoga yang terbaik untuk bangsa ini...I]