Mohon tunggu...
Widodo Antonius
Widodo Antonius Mohon Tunggu... Guru SD Tarsisius Vireta Tangerang

Hobi membaca menulis dan bermain musik

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Parade Menulis Tradisi Keluarga: Praktik Baik Literasi SD Tarsisius Vireta Tangerang

17 Oktober 2025   14:35 Diperbarui: 17 Oktober 2025   14:51 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Parade Menulis Tradisi Keluarga: Praktik Baik Literasi SD Tarsisius Vireta Tangerang
Oleh: Widodo, S.Pd.

Pendahuluan

Guru maupun murid perlu mencoba hal-hal baru, terutama dalam hal literasi dan inisiatif mandiri. Di tengah arus teknologi yang begitu cepat, kemampuan menulis menjadi salah satu cara terbaik bagi anak-anak untuk mengenali diri, keluarga, dan budaya mereka sendiri.
Salah satu langkah nyata yang dapat dilakukan adalah melalui kegiatan Parade Menulis Tradisi Keluarga.

Tradisi keluarga adalah akar dari nilai-nilai luhur yang membentuk karakter anak. Di dalam keluarga, tersimpan kekayaan budaya, bahasa, dan kebiasaan unik yang menjadi bagian dari keindahan Indonesia.
Ada keluarga yang setiap pagi berdoa bersama dalam tiga bahasa---Mandarin, Inggris, dan bahasa daerah. Ada pula yang masih melestarikan doa rosario keluarga setiap malam, makan bersama setiap Minggu, atau mengunjungi leluhur saat bulan tertentu. Semua ini merupakan potret kecil dari keberagaman yang hidup di tengah murid-murid kita.

Melalui kegiatan menulis, anak-anak diajak untuk merenungkan kembali makna tradisi di rumah mereka dan bagaimana nilai-nilai itu dapat menjadi inspirasi dalam hidup mereka sehari-hari.
Lalu, bagaimana keunikan "tradisi keluarga" ini bisa menjadi inspirasi bagi literasi sekolah dasar?

Pembahasan

1. Cita-Cita Membuat Buku Antologi Murid Bertema Tradisi Keluarga

Kegiatan Parade Menulis Tradisi Keluarga tidak berhenti pada tahap menulis saja, melainkan diarahkan untuk menjadi karya kolektif berupa buku antologi siswa kelas 6 SD Tarsisius Vireta.
Buku ini merupakan hasil nyata dari proses pembelajaran yang berorientasi karakter, budaya, dan literasi.
Setiap tulisan anak menjadi potret kecil tentang bagaimana mereka memaknai rumah, keluarga, dan nilai-nilai yang diwariskan.

2. Kelayakan Publikasi

Secara konsep dan nilai edukatif, buku ini sangat layak untuk dipublikasikan.
Beberapa alasan pendukungnya antara lain:

  • Nilai literasi tinggi --- kegiatan ini mengajarkan anak menulis reflektif, mengenal budaya, serta mengungkapkan pengalaman dengan bahasa yang positif dan sederhana.
  • Memperkuat pendidikan karakter --- tema "tradisi keluarga" menggali nilai moral, religius, disiplin, dan kebersamaan.
  • Melatih sensitivitas budaya dan kebanggaan keluarga --- anak belajar menghargai asal-usul dan tradisi tanpa menyinggung perbedaan.
  • Meningkatkan citra sekolah --- proyek ini menunjukkan keberhasilan sekolah dalam menumbuhkan literasi dan karakter siswa melalui karya nyata yang membanggakan.

Selama isi buku dijaga dari hal-hal pribadi yang sensitif, penerbitan buku ini bahkan dapat menjadi contoh praktik baik (best practice) bagi sekolah-sekolah lain dalam gerakan literasi nasional.

3. Persyaratan Etis dan Teknis agar Layak Diterbitkan

A. Etika dan Privasi

  1. Gunakan izin tertulis dari orang tua murid, berupa surat persetujuan sederhana bahwa tulisan anak boleh dimuat.
  2. Jaga kerahasiaan identitas pribadi, hindari mencantumkan alamat, nomor telepon, atau informasi keluarga yang terlalu detail.
  3. Gunakan nama depan dan inisial (misalnya: Frederica T., Yordan G., Dema S.) untuk menjaga keamanan.
  4. Hindari atau samarkan tulisan yang bersifat terlalu pribadi atau sensitif seperti perceraian, konflik, atau kesulitan ekonomi.

B. Kualitas Naskah

  1. Bahasa disunting ringan agar sesuai dengan tingkat SD: sederhana, komunikatif, dan positif.
  2. Gaya tulisan tetap alami---biarkan "suara anak-anak" tetap terdengar jujur dan polos.
  3. Setiap tulisan disertai judul, nama murid, dan kelas; foto kecil boleh ditampilkan jika ada izin orang tua.
  4. Disertai pengantar dari wali kelas (kurator) yang menjelaskan tujuan proyek dan nilai pendidikan di baliknya.

C. Aspek Legal dan Teknis

  1. Hak cipta tetap milik penulis (murid) dan sekolah sebagai pengelola.
  2. Penerbitan bisa dilakukan secara:
    • Internal (terbatas) --- untuk koleksi sekolah dan keluarga.
    • Publik (umum) --- melalui penerbit indie seperti Deepublish, Literasi Nusantara, atau Jejak Publisher.
  3. Pengajuan ISBN (opsional tapi disarankan) agar buku diakui secara resmi.
  4. Desain buku dibuat sederhana dan hangat dengan tema visual "cerah, penuh kasih keluarga".

4. Saran Tambahan untuk Nilai Edukasi

  • Tambahkan bagian refleksi pribadi di akhir tulisan:
    "Apa yang saya pelajari dari tradisi keluargaku?"
    agar anak dapat mengambil hikmah dari ceritanya.
  • Sertakan kata pengantar dari Kepala Sekolah dan Guru Bahasa Indonesia.
  • Tambahkan bagian Ucapan Syukur dan Terima Kasih di akhir buku, serta foto kegiatan literasi di sekolah.

Testimoni

  1. Perwakilan Murid:
    "Menulis tentang keluargaku membuat aku lebih sayang dan bangga dengan papa dan mama."
  2. Guru Bahasa Indonesia:
    "Anak-anak belajar menulis dari hal paling dekat---keluarganya sendiri. Inilah literasi yang membumi."
  3. Orang Tua Murid:
    "Kami terharu membaca tulisan anak kami. Ada nilai-nilai rumah yang ternyata mereka rekam dengan begitu jujur."
  4. Kepala Sekolah:
    "Buku ini menjadi bukti bahwa literasi bukan hanya tugas akademik, tapi juga cara untuk merawat nilai keluarga."

Penutup

Melalui Parade Menulis Tradisi Keluarga, murid-murid kelas 6 SD Tarsisius Vireta tidak hanya belajar menulis, tetapi juga belajar menghargai akar budaya dan kasih keluarga.
Kegiatan ini adalah bentuk nyata dari pendidikan holistik---yang tidak hanya mengasah kemampuan berpikir, tetapi juga menumbuhkan hati yang penuh rasa syukur.

Karya-karya kecil ini adalah permata yang lahir dari rumah-rumah sederhana, dari doa, tawa, dan cerita kasih yang terus hidup di tengah keluarga Indonesia.
Semoga langkah kecil ini menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain untuk terus menumbuhkan literasi berbasis nilai-nilai keluarga dan budaya bangsa.

Daftar Pustaka

  1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2017). Gerakan Literasi Nasional: Panduan Praktis di Sekolah Dasar. Jakarta: Kemendikbud.
  2. Kemendikbudristek. (2021). Profil Pelajar Pancasila dan Praktik Baik Literasi Sekolah Dasar.
  3. Contoh Karya Murid : https://www.kompasiana.com/widodoantonius6269/68ef4950c925c42b8b48e712/diary-dema-avrillia-siringo-ringo?utm_source=Whatsapp&utm_medium=Refferal&utm_campaign=Sharing_Desktop

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun