Menjadi Guru Musik Pengganti di KelasOleh: Widodo, S.Pd.
Â
Pendahuluan
Saya memiliki hobi bermain musik gitar. Kegemaran ini saya mulai sejak duduk di bangku SMP kelas 7. Ketika itu sekolah kami mendapatkan bantuan alat musik gitar. Saya langsung memilih ekstrakurikuler musik. Maklum, alat musik gitar merupakan benda berharga kala itu. Ada tetangga yang mempunyai, tetapi mau meminjam saja rasanya malu. "Jangan, ini gitar mahal," kata pemiliknya.
Keadaan ini tidak menyurutkan semangat saya untuk terus belajar musik, baik dari guru di kelas maupun dari teman yang sefrekuensi. Tidak saya sangka, hobi yang satu ini membawa beberapa keuntungan dan manfaat yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Apa saja keuntungan itu? Berikut pembahasannya.
Pembahasan
Kesempatan Menjadi Guru Musik Pengganti
Sekolah tempat saya bekerja sering kali mengalami kesulitan merekrut guru musik. Ada beberapa guru musik profesional, tetapi kadang tidak bertahan lama. Ada kalanya guru musik sering tidak hadir. Maka saya berkesempatan untuk tetap memberikan materi musik yang dulu pernah saya pelajari. Saya merasa pengalaman ini unik, karena musik ternyata tidak hanya bisa dinikmati sebagai hobi, tetapi juga bisa menjadi sarana berbagi ilmu.
Kurang Dukungan Orang Tua
Salah satu alasan mengapa musik kurang diminati siswa sebagai bidang yang serius adalah karena kurangnya dukungan orang tua. Tidak sedikit orang tua yang memandang kehidupan seniman itu liar, bebas, atau tidak teratur. Mereka menilai musisi sering kali nyentrik dari sisi penampilan, dan kehidupan rumah tangganya berpotensi penuh masalah. Pandangan ini jelas tidak sepenuhnya benar. Tidak semua seniman atau musisi seperti yang dideskripsikan itu. Banyak musisi yang justru disiplin, berpendidikan, dan mampu menginspirasi generasi muda dengan karya-karyanya.
Kendala Biaya dan Ekonomi