Kepada Emak tidak kuceritakan kejadian yang sesungguhnya. Aku khawatir itu akan membuat hatinya semakin sedih. Kubilang sepulang sekolah kudengar kabar akong sakit dan dibawa ke Balai Pengobatan. Aku menyusulnya ke sana.
Malam itu, hingga tengah malam, mataku tak juga mau terpejam. Aku masih kerap menangis. Emak duduk di sisi pembaringan mengelus-elus rambutku. Dalam diam, tanpa kata-kata, berusaha menenteramkan hatiku yang terguncang dipagut kesedihan.
***
Hari ini setelah 50 kali musim durian berlalu, kubuka album foto yang mengusang coraknya. Di bawah lidah lapisan plastik, di halaman pertama, terbaring selembar uang bergambar Jenderal Sudirman mengenakan blangkon dalam lukisan berwarna abu-abu di atas latar warna jingga.
Uang kertas bernilai seringgit. Dua setengah rupiah.
-oOo-